tag:blogger.com,1999:blog-42894113647374842842024-02-19T07:26:43.323-08:00cerita nabi-nabicerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.comBlogger26125tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-42937419527153635242012-02-22T23:22:00.006-08:002012-03-13T20:11:26.264-07:00perkawinan dengan fatimahAssalamu’alaykum Wr. Wb <br />
Disadur dari buku : <br />
Sejarah Hidup Imam Ali bin Abi Thalib r.a. Oleh H.M.H. Al Hamid Al Husaini Penerbit: Lembaga Penyelidikan Islam Jl. Blora 29 Jakarta Oktober 1981<br />
B A B 03 RUMAH TANGGA. SERASI <br />
Lahirnya Sitti Fatimah Azzahra r.a. merupakan rahmat yg dilimpahkan llahi kepada Nabi Muhammad s.a.w. Ia telah menjadi wadah suatu keturunan yg suci. Ia laksana benih yg akan menumbuhkan pohon besar pelanjut keturunan Rasul Allah s.a.w. Ia satu-satunya yg menjadi sumber keturunan paling mulia yg dikenal umat Islam di seluruh dunia. Sitti Fatimah Azzahra r.a. dilahirkan di Makkah pada hari Jumaat 20 Jumadil Akhir kurang lbh lima tahun sebelum bi’tsah.<br />
Sitti Fatimah Azzahra r.a. tumbuh dan berkembang di bawah naungan wahyu Ilahi di tengah kancah pertarungan sengit antara Islam dan Jahiliyah di kala sedang gencar-gencarnya perjuangan para perintis iman melawan penyembah berhala.<br />
<br />
<a name='more'></a> Dalam keadaan masih kanak-kanak Sitti Fatimah Azzahra r.a. sudah harus mengalami penderitaan merasakan kehausan dan kelaparan. Ia berkenalan dgn pahit getirnya perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan. Lebih dari tiga tahun ia bersama ayah bundanya hidup menderita di dalam Syi’ib akibat pemboikotan orang-orang kafir Qureiys terhadap keluarga Bani Hasyim.<br />
Setelah bebas dari penderitaan jasmaniah selama di Syi’ib datang pula pukulan batin atas diri Sitti Fatimah Azzahra r.a. berupa wafatnya bunda tercinta Sitti Khadijah r.a. Kabut sedih selalu menutupi kecerahan hidup sehari-hari dgn putusnya sumber kecintaan dan kasih sayang ibu.<br />
Puteri Kesayangan<br />
Rasul Allah s.a.w. sangat mencintai puterinya ini. Sitti Fatimah Azzahra r.a. adl puteri bungsu yg paling disayang dan dikasihani junjungan kita Rasul Allah s.a.w. Nabi Muhammad s.a.w. merasa tak ada seorang pun di dunia yg paling berkenan di hati beliau dan yg paling dekat disisinya selain puteri bungsunya itu.<br />
Demikian besar rasa cinta Rasul Allah s.a.w. kepada puteri bungsunya itu dibuktikan dgn hadits yg diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Menurut hadits tersebut Rasul Allah s.a.w. berkata kepada Imam Ali r.a. demikian:<br />
“Wahai Ali! Sesungguhnya Fatimah adl bagian dari aku. Dia adl cahaya mataku dan buah hatiku. Barang siapa menyusahkan dia ia menyusahkan aku dan siapa yg menyenangkan dia ia menyenangkan aku…”<br />
Pernyataan beliau itu bukan sekedar cetusan emosi melainkan suatu penegasan bagi umatnya bahwa puteri beliau itu merupakan lambang keagungan abadi yg ditinggalkan di tengah ummatnya.<br />
Di kala masih kanak-kanak Sitti Fatimah Azzahra r.a. menyaksikan sendiri cobaan yg dialami oleh ayah-bundanya baik berupa gangguan-gangguan maupun penganiayaan-penganiayaan yg dilakukan orang-orang kafir Qureiys. Ia hidup di udara Makkah yg penuh dgn debu perlawanan orang-orang kafir terhadap keluarga Nubuwaah keluarga yg menjadi pusat iman hidayah dan keutamaan. Ia menyaksikan ketangguhan dan ketegasan orang-orang mukminin dalam perjuangan gagah berani menanggulangi komplotan-komplotan Qureiys. Suasana perjuangan itu membekas sedalam-dalamnya pada jiwa Sitti Fatimah Azzahra r.a. dan memainkan peranan penting dalam pembentukan pribadinya serta mempersiapkan kekuatan mental guna menghadapi kesukaran-kesukaran di masa depan.<br />
Setelah ibunya wafat Sitti Fatimah Azzahra r.a. hidup bersama ayahandanya. Satu-satunya orang yg paling dicintai. Ialah yg meringankan penderitaan Rasul Allah s.a.w. tatkala ditinggal wafat isteri beliau Sitti Khadijah. Pada satu hari Sitti Fatimah Azzahra r.a. menyaksikan ayahnya pulang dgn kepala dan tubuh penuh pasir yg baru saja dilemparkan oleh orang-orang Qureys di saat ayahandanya itu sedang sujud. Dengan hati remuk-redam laksana disayat sembilu Sitti Fatimah r.a. segera membersihkan kepala dan tubuh ayahandanya. Kemudian diambilnya air guna mencucinya. Ia menangis tersedu-sedu menyaksikan kekejaman orang-orang Qureisy terhadap ayahnya.<br />
Kesedihan hati puterinya itu dirasakan benar oleh Nabi Muhammad s.a.w. Guna menguatkan hati puterinya dan meringankan rasa sedihnya maka Nabi Muhammad s.a.w. sambil membelai-belai kepala puteri bungsunya itu berkata: “Jangan menangis.. Allah melindungi ayahmu dan akan memenangkannya dari musuh-musuh agama dan risalah-Nya”(1)<br />
Dengan tutur kata penuh semangat itu Rasul Allah s.a.w. menanamkan daya-juang tinggi ke dalam jiwa Sitti Fatimah r.a. dan sekaligus mengisinya dgn kesabaran ketabahan serta kepercayaan akan kemenangan akhir. Meskipun orang-orang sesat dan durhaka seperti kafir Qureiys itu senantiasa mengganggu dan melakukan penganiayaan-penganiayaan namun Nabi Muhammad s:a.w. tetap melaksanakan tugas risalahnya.<br />
<br />
Pada ketika lain lagi Sitti Fatimah r.a. menyaksikan ayahandanya pulang dgn tubuh penuh dgn kotoran kulit janin unta yg baru dilahirkan. Yang melemparkan kotoran atau najis ke punggung Rasul Allah s.a.w. itu Uqbah bin Mu’aith Ubaiy bin Khalaf dan Umayyah bin Khalaf. Melihat ayahandanya berlumuran najis Sitti Fatimah r.a. segera membersihkannya dgn air sambil menangis.<br />
Nabi Muhammad rupanya menga i r.a. sengaja ditinggalkan oleh Nabi Muhammad utk melaksanakan tugas khusus: berbaring di tempat tidur beliau guna mengelabui mata komplotan Qureiys yg siap hendak membunuh beliau. Sebelum Imam Ali r.a. melaksanakan tugas tersebut ia dipesan oleh Nabi Muhammad s.a.w. agar barang-barang amanat yg ada pada beliau dikembalikan kepada pemiliknya masing-masing. Setelah itu bersama semua anggota keluarga Rasul Allah s.a.w. segera menyusul berhijrah.<br />
Imam Ali r.a. membeli seekor unta utk kendaraan bagi wanita yg akan berangkat hijrah bersama-sama. Rombongan hijrah yg menyusul perjalanan Rasul Allah s.a.w. terdiri dari keluarga Bani Hasyim dan dipimpin sendiri oleh Imam Ali r.a. Di dalam rombongan Imam Ali r.a. ini termasuk Sitti Fatimah r.a. Fatimah binti Asad bin Hasyim Fatimah binti Zubair bin Abdul Mutthalib dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutthalib. Aiman dan Abu Waqid Al Laitsiy ikut bergabung dalam rombongan.<br />
Rombongan Imam Ali r.a. berangkat dalam keadaan terburu-buru. Perjalanan ini tidak dilakukan secara diam-diam. Abu Waqid berjalan cepat-cepat menuntun unta yg dikendarai para wanita agar jangan terkejar oleh orang-orang kafir Qureiys. Mengetahui hal itu Imam Ali r.a. segera memperingatkan Abu Waqid supaya berjalan perlahan-lahan krn semua penumpangnya wanita. Rombongan berjalan melewati padang pasir di bawah sengatan terik matahari.<br />
<br />
Imam Ali r.a. sebagai pemimpin rombongan berangkat dengan semangat yg tinggi. Beliau siap menghadapi segala kemungkinan yg bakal dilakukan orang-orang kafir Qureiys terhadap rombongan. Ia bertekad hendak mematahkan moril dan kecongkakan mereka. Untuk itu ia siap berlawan tiap saat.<br />
Mendengar rombongan Imam Ali r.a. berangkat orang-orang Qureiys sangat penasaran. Lebih-lebih krn rombongan Imam Ali r.a. berani meninggalkan Makkah secara terang-terangan di siang hari. Orang-orang Qureiys menganggap bahwa keberanian Imam Ali r.a. yg semacam itu sebagai tantangan terhadap mereka.<br />
Orang-orang Qureiys cepat-cepat mengirim delapan orang anggota pasukan berkuda utk mengejar Imam Ali r.a. dan rombongan. Pasukan itu ditugaskan menangkapnya hidup-hidup atau mati. Delapan orang Qureiys itu di sebuah tempat bernama Dhajnan berhasil mendekati rombongan Imam Ali r.a.<br />
Setelah Imam Ali r.a. mengetahui datangnya pasukan berkuda Qureiys ia segera memerintahkan dua orang lelaki anggota rombongan agar menjauhkan unta dan menambatnya. Ia sendiri kemudian menghampiri para wanita guna membantu menurunkan mereka dari punggung unta. Seterusnya ia maju seorang diri menghadapi gerombolan Qureisy dgn pedang terhunus. Rupanya Imam Ali r.a. hendak berbicara dgn bahasa yg dimengerti oleh mereka. Ia tahu benar bagaimana cara menundukkan mereka.<br />
Melihat Imam Ali r.a. mendekati mereka gerombolan Qureiys itu berteriak-teriak menusuk perasaan: “Hai penipu apakah kaukira akan dapat menyelamatkan perempuan-perempuan itu? Ayo kembali! Engkau sudah tidak berayah lagi.”<br />
Imam Ali r.a. dgn tenang menanggapi teriakan-teriakan gerombolan Qureiys itu. Ia bertanya: “Kalau aku tidak mau berbuat itu..?”<br />
“Mau tidak mau engkau harus kembali” sahut gerombolan Qureiys dgn cepat.<br />
Mereka lalu berusaha mendekati unta dan rombongan wanita. Imam Ali r.a. menghalangi usaha mereka. Jenah seorang hamba sahaya milik Harb bin Umayyah mencoba hendak memukul Imam Ali r.a. dari atas kuda. Akan tetapi belum sempat ayunan pedangnya sampai hantaman pedang Imam Ali r.a. telah mendahului tiba di atas bahunya. Tubuhnya terbelah menjadi dua sehingga pedang Imam Ali r.a. sampai menancap pada punggung kuda. Serangan-balas secepat kilat itu sangat menggetarkan teman-teman Jenah. Sambil menggeretakkan gigi Imam Ali r.a. berkata: “Lepaskan orang-orang yg hendak berangkat berjuang! Aku tidak akan kembali dan aku tidak akan menyembah selain Allah Yang Maha Kuasa!”<br />
Gerombolan Qureiys mundur. Mereka meminta kepada Imam Ali r.a. utk menyarungkan kembali pedangnya. Imam Ali r.a. dgn tegas menjawab: “Aku hendak berangkat menyusul saudaraku putera pamanku Rasul Allah. Siapa yg ingin kurobek-robek dagingnya dan kutumpahkan darahnya cobalah maju mendekati aku!”<br />
Tanpa memberi jawaban lagi gerombolan Qureiys itu segera meninggalkan tempat. Kejadian ini mencerminkan watak konfrontasi bersenjata yg bakal datang antara kaum muslimin melawan agresi kafir Qureiys.<br />
Di Dhajnan rombongan Imam Ali r.a. beristirahat semalam. Ketika itu tiba pula Ummu Aiman . Ia menyusul anaknya yg telah berangkat lbh dahulu bersama Imam Ali r.a. Bersama Ummu Aiman turut pula sejumlah orang muslimin yg berangkat hijrah. Keesokan harinya rombongan Imam Ali r.a. beserta rombongan Ummu Aiman melanjutkan perjalanan. Imam Ali r.a. sudah rindu sekali ingin segera bertemu dgn Rasul Allah s.a.w.<br />
Waktu itu Rasul Allah s.a.w. bersama Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. sudah tiba dekat kota Madinah. Untuk beberapa waktu beliau tinggal di Quba. Beliau menantikan kedatangan rombongan Imam Ali r.a. Kepada Abu Bakar Ash Shiddiq Rasul Allah s.a.w. memberitahu bahwa beliau tidak akan memasuki kota Madinah sebelum putera pamannya dan puterinya sendiri datang.<br />
Selama dalam perjalanan itu Imam Ali r.a. tidak berkendaraan sama sekali. Ia berjalan kaki-telanjang menempuh jarak kl 450 km sehingga kakinya pecah-pecah dan membengkak. Akhirnya tibalah semua anggota rombongan dgn selamat di Quba. Betapa gembiranya Rasul Allah s.a.w. menyambut kedatangan orang-orang yg disayanginya itu.<br />
Ketika Nabi Muhammad s.a.w. melihat Imam Ali r.a. tidak sanggup berjalan lagi krn kakinya membengkak beliau merangkul dan memeluknya seraya menangis krn sangat terharu. Beliau kemudian meludah di atas telapak tangan lalu diusapkan pada kaki Imam Ali r.a. Konon sejak saat itu sampai wafatnya Imam Ali r.a. tidak pernah mengeluh krn sakit kaki.(3)<br />
Peristiwa yg sangat mengharukan itu berkesan sekali dalam hati Rasul Allah s.a.w. dan tak terlupakan selama-lamanya. Berhubung dgn peristiwa itu turunlah wahyu Ilahi yg memberi penilaian tinggi kepada kaum Muhajirin seperti terdapat dalam Surah Ali ‘Imran:195.<br />
Ijab-Kabul Pernikahan<br />
Sitti Fatimah Azzahra r.a. mencapai puncak keremajaannya dan kecantikannya pada saat risalah yg dibawakan Nabi Muhammad s.a.w. sudah maju dgn pesat di Madinah dan sekitarnya. Ketika itu Sitti Fatimah Azzahra r.a. benar-benar telah menjadi remaja puteri.<br />
Keelokan parasnya banyak menarik perhatian. Tidak sedikit pria terhormat yg menggantungkan harapan ingin mempersunting puteri Rasul Allah s.a.w. itu. Beberapa orang terkemuka dari kaum Muhajirin dan Anshar telah berusaha melamarnya. Menanggapi lamaran itu Nabi Muhammad s.a.w. mengemukakan bahwa beliau sedang menantikan datangnya petunjuk dari Allah s.w.t. mengenai puterinya itu.<br />
Pada suatu hari Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. Umar Ibnul Khatab r.a. dan Sa’ad bin Mu’adz bersama-sama Rasul Allah s.a.w. duduk dalam mesjid beliau. Pada kesempatan itu diperbincangkan antara lain persoalan puteri Rasul Allah s.a.w. Saat itu beliau bertanya kepada Abu Bakar Ash Shiddiq r.a.: “Apakah engkau bersedia menyampaikan persoalan Fatimah itu kepada Ali bin Abi Thalib?”<br />
Abu Bakar Ash Shiddiq menyatakan kesediaanya. Ia beranjak utk menghubungi Imam Ali r.a. Sewaktu Imam Ali r.a. melihat datangnya Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. dgn tergopoh-gopoh dan terperanjat ia menyambutnya kemudian bertanya: “Anda datang membawa berita apa?”<br />
Setelah duduk beristirahat sejenak Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. segera menjelaskan persoalannya: “Hai Ali engkau adalah orang pertama yg beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta mempunyai keutamaan lbh dibanding dgn orang lain. Semua sifat utama ada pada dirimu. Demikian pula engkau adalah kerabat Rasul Allah s.a.w. Beberapa orang sahabat terkemuka telah menyampaikan lamaran kepada beliau utk dapat mempersunting puteri beliau. Lamaran itu oleh beliau semuanya ditolak. Beliau mengemukakan bahwa persoalan puterinya diserahkan kepada Allah s.w.t. Akan tetapi hai Ali apa sebab hingga sekarang engkau belum pernah menyebut-nyebut puteri beliau itu dan mengapa engkau tidak melamar utk dirimu sendiri? Kuharap semoga Allah dan Rasul-Nya akan menahan puteri itu untukmu.”<br />
Mendengar perkataan Abu Bakar r.a. mata Imam Ali r.a. berlinang-linang. Menanggapi kata-kata itu Imam Ali r.a. berkata: “Hai Abu Bakar anda telah membuat hatiku goncang yg semulanya tenang. Anda telah mengingatkan sesuatu yg sudah kulupakan. Demi Allah aku memang menghendaki Fatimah tetapi yg menjadi penghalang satu-satunya bagiku ialah karena aku tidak mempunyai apa-apa.”<br />
Abu Bakar r.a. terharu mendengar jawaban Imam Ali yg memelas itu. Untuk membesarkan dan menguatkan hati Imam Ali r.a. Abu Bakar r.a. berkata: “Hai Ali janganlah engkau berkata seperti itu. Bagi Allah dan Rasul-Nya dunia dan seisinya ini hanyalah ibarat debu bertaburan belaka!”<br />
Setelah berlangsung dialog seperlunya Abu Bakar r.a. berhasil mendorong keberanian Imam Ali r.a. utk melamar puteri Rasul Allah s.a.w.<br />
Beberapa waktu kemudian Imam Ali r.a. datang menghadap Rasul Allah s.a.w. yg ketika itu sedang berada di tempat kediaman Ummu Salmah. Mendengar pintu diketuk orang Ummu Salmah bertanya kepada Rasul Allah s.a.w.: “Siapakah yg mengetuk pintu?” Rasul Allah s.a.w. menjawab: “Bangunlah dan bukakan pintu baginya. Dia orang yg dicintai Allah dan Rasul-Nya dan ia pun mencintai Allah dan Rasul-Nya!”<br />
Jawaban Nabi Muhammad s.a.w. itu belum memuaskan Ummu Salmah r.a. Ia bertanya lagi: “Ya tetapi siapakah dia itu?”<br />
“Dia saudaraku orang kesayanganku!” jawab Nabi Muhammad s.a.w.<br />
Tercantum dalam banyak riwayat bahwa Ummu Salmah di kemudian hari mengisahkan pengalamannya sendiri mengenai kunjungan Imam Ali r.a. kepada Nabi Muhammad s.a.w. itu: “Aku berdiri cepat-cepat menuju ke pintu sampai kakiku terantuk-antuk. Setelah pintu kubuka ternyata orang yg datang itu ialah Ali bin Abi Thalib. Aku lalu kembali ke tempat semula. Ia masuk kemudian mengucapkan salam dan dijawab oleh Rasul Allah s.a.w. Ia dipersilakan duduk di depan beliau. Ali bin Abi Thalib menundukkan kepala seolah-olah mempunyai maksud tetapi malu hendak mengutarakannya.<br />
Rasul Allah mendahului berkata: “Hai Ali nampaknya engkau mempunyai suatu keperluan. Katakanlah apa yg ada dalam fikiranmu. Apa saja yg engkau perlukan akan kauperoleh dariku!”<br />
Mendengar kata-kata Rasul Allah s.a.w. yg demikian itu lahirlah keberanian Ali bin Abi Thalib utk berkata: “Maafkanlah ya Rasul Allah. Anda tentu ingat bahwa anda telah mengambil aku dari paman anda Abu Thalib dan bibi anda Fatimah binti Asad di kala aku masih kanak-kanak dan belum mengerti apa-apa.<br />
Sesungguhnya Allah telah memberi hidayat kepadaku melalui anda juga. Dan anda ya Rasul Allah adl tempat aku bernaung dan anda jugalah yg menjadi wasilahku di dunia dan akhirat. Setelah Allah membesarkan diriku dan sekarang menjadi dewasa aku ingin berumah tangga; hidup bersama seorang isteri. Sekarang aku datang menghadap utk melamar puteri anda Fatimah. Ya Rasul Allah apakah anda berkenan menyetujui dan menikahkan diriku dgn dia?”<br />
Ummu Salmah melanjutkan kisahnya: “Saat itu kulihat wajah Rasul Allah nampak berseri-seri. Sambil tersenyum beliau berkata kepada Ali bin Abi Thalib: “Hai Ali apakah engkau mempunyai suatu bekal maskawin?” .<br />
“Demi Allah” jawab Ali bin Abi Thalib dgn terus terang “Anda sendiri mengetahui bagaimana keadaanku tak ada sesuatu tentang diriku yg tidak anda ketahui. Aku tidak mempunyai apa-apa selain sebuah baju besi sebilah pedang dan seekor unta.”<br />
“Tentang pedangmu itu” kata Rasul Allah s.a.w. menanggapi jawaban Ali bin Abi Thalib “engkau tetap membutuhkannya utk melanjutkan perjuangan di jalan Allah. Dan untamu itu engkau juga butuh utk keperluan mengambil air bagi keluargamu dan juga engkau memerlukannya dalam perjalanan jauh. Oleh karena itu aku hendak menikahkan engkau hanya atas dasar maskawin sebuah baju besi saja. Aku puas menerima barang itu dari tanganmu. Hai Ali engkau wajib bergembira sebab Allah ‘Azza wajalla sebenarnya sudah lbh dahulu menikahkan engkau di langit sebelum aku menikahkan engkau di bumi!” Demikian versi riwayat yg diceritakan Ummu Salmah r.a.<br />
Setelah segala-galanya siap dgn perasaan puas dan hati gembira dgn disaksikan oleh para sahabat Rasul Allah s.a.w. mengucapkan kata-kata ijab kabul pernikahan puterinya: “Bahwasanya Allah s.w.t. memerintahkan aku supaya menikahkan engkau Fatimah atas dasar maskawin 400 dirham . Mudah-mudahan engkau dapat menerima hal itu.”<br />
“Ya Rasul Allah itu kuterima dgn baik” jawab Ali bin Abi Thalib r.a. dalam pernikahan itu.<br />
Rumah Tangga Sederhana<br />
Maskawin sebesar 400 dirham itu diserahkan kepada Abu Bakar r.a. utk diatur penggunaannya. Dengan persetujuan Rasul Allah s.a.w. Abu Bakar r.a. menyerahkan 66 dirham kepada Ummu Salmah utk “biaya pesta” perkawinan. Sisa uang itu dipergunakan utk membeli perkakas dan peralatan rumah tangga.<br />
-sehelai baju kasar perempuan; <br />
-sehelai kudung;<br />
-selembar kain Qathifah buatan khaibar berwarna hitam; <br />
-sebuah balai-balai;.<br />
-dua buah kasur terbuat dari kain kasar Mesir ;<br />
-empat buah bantal kulit buatan Thaif ; <br />
-kain tabir tipis terbuat dari bulu;<br />
-sebuah tikar buatan Hijr; <br />
-sebuah gilingan tepung;<br />
-sebuah ember tembaga;<br />
-kantong kulit tempat air minum; <br />
-sebuah mangkuk susu;<br />
-sebuah mangkuk air;<br />
-sebuah wadah air utk sesuci; <br />
-sebuah kendi berwarna hijau;<br />
-sebuah kuali tembikar;<br />
-beberapa lembar kulit kambing; <br />
-sehelai ‘aba-ah ;<br />
-dan sebuah kantong kulit tempat menyimpan air.<br />
Sejalan dgn itu Imam Ali r.a. mempersiapkan tempat kediamannya dgn perkakas yg sederhana dan mudah didapat. Lantai rumahnya ditaburi pasir halus. Dari dinding ke dinding lain dipancangkan sebatang kayu utk menggantungkan pakaian. Untuk duduk-duduk disediakan beberapa lembar kulit kambing dan sebuah bantal kulit berisi ijuk kurma. Itulah rumah kediaman Imam Ali r.a. yg disiapkan guna menanti kedatangan isterinya Sitti Fatimah Azzahra r.a.<br />
Selama satu bulan sesudah pernikahan Sitti Fatimah r.a. masih tetap di rumahnya yg lama. Imam Ali r.a. merasa malu utk menyatakan keinginan kepada Rasul Allah s.a.w. supaya puterinya itu diperkenankan pindah ke rumah baru. Dengan ditemani oleh salah seorang kerabatnya dari Bani Hasyim Imam Ali r.a. menghadap Rasul Allah s.a.w. Lebih dulu mereka menemui Ummu Aiman pembantu keluarga Nabi Muhammad s.a.w. Kepada Ummu Aiman Imam Ali r.a. menyampaikan keinginannya.<br />
Setelah itu Ummu Aiman menemui Ummu Salmah r.a. guna menyampaikan apa yg menjadi keinginan Imam Ali r.a. Sesudah Ummu Salmah r.a. mendengar persoalan tersebut ia terus pergi mendatangi isteri-isteri Nabi yg lain.<br />
Guna membicarakan persoalan yg dibawa Ummu Salmah r.a. para isteri Nabi Muhammad s.a.w. berkumpul. Kemudian mereka bersama-sama menghadap Rasul Allah s.a.w. Ternyata beliau menyambut gembira keinginan Imam Ali r.a.(4)<br />
Suami-Isteri Yang Serasi<br />
Sitti Fatimah r.a. dgn perasaan bahagia pindah ke rumah suaminya yg sangat sederhana itu. Selama ini ia telah menerima pelajaran cukup dari ayahandanya tentang apa artinya kehidupan ini. Rasul Allah s.a.w. telah mendidiknya bahwa kemanusiaan itu adl intisari kehidupan yg paling berharga. Ia juga telah .diajar bahwa kebahagiaan rumah-tangga yg ditegakkan di atas fondasi akhlaq utama dan nilai-nilai Islam jauh lbh agung dan lbh mulia dibanding dgn perkakas-perkakas rumah yg serba megah dan mewah.<br />
Imam Ali r.a. bersama isterinya hidup dgn rasa penuh kebanggaan dan kebahagiaan. Dua-duanya selalu riang dan tak pernah mengalami ketegangan. Sitti Fatimah r.a. menyadari bahwa dirinya tidak hanya sebagai puteri kesayangan Rasul Allah s.a.w. tetapi juga isteri seorang pahlawan Islam yg senantiasa sanggup berkorban seorang pemegang panji-panji perjuangan Islam yg murni dan agung. Sitti Fatimah berpendirian dirinya harus dapat menjadi tauladan. Terhadap suami ia berusaha bersikap seperti sikap ibunya terhadap ayahandanya Nabi Muhammad s.a.w.<br />
Dua sejoli suami isteri yg mulia dan bahagia itu selalu bekerja sama dan saling bantu dalam mengurus keperluan-keperluan rumah tangga. Mereka sibuk dgn kerja keras. Sitti Fatimah r.a. menepung gandum dan memutar gilingan dgn tangan sendiri. Ia membuat roti menyapu lantai dan mencuci. Hampir tak ada pekerjaan rumah-tangga yg tidak ditangani dgn tenaga sendiri.<br />
Rasul Allah s.a.w. sendiri sering menyaksikan puterinya sedang bekerja bercucuran keringat. Bahkan tidak jarang beliau bersama Imam Ali r.a. ikut menyingsingkan lengan baju membantu pekerjaan Sitti Fatimah r.a.<br />
Banyak sekali buku-buku sejarah dan riwayat yg melukiskan betapa beratnya kehidupan rumah-tangga Imam Ali r.a. Sebuah riwayat mengemukakan: Pada suatu hari Rasul Allah s.a.w. berkunjung ke tempat kediaman Sitti Fatimah r.a. Waktu itu puteri beliau sedang menggiling tepung sambil melinangkan air mata. Baju yg dikenakannya kain kasar. Menyaksikan puterinya menangis Rasul Allah s.a.w. ikut melinangkan air mata. Tak lama kemudian beliau menghibur puterinya: “Fatimah terimalah kepahitan dunia utk memperoleh keni’matan di akhirat kelak”(5)<br />
Riwayat lain mengatakan bahwa pada suatu hari Rasul Allah s.a.w. datang menjenguk Sitti Fatimah r.a. tepat: pada saat ia bersama suaminya sedang bekerja menggiling tepung. Beliau terus bertanya: “Siapakah di antara kalian berdua yg akan kugantikan?”<br />
“Fatimah! ” Jawab Imam Ali r.a. Sitti Fatimah lalu berhenti diganti oleh ayahandanya menggiling tepung bersama Imam Ali r.a.<br />
Masih banyak catatan sejarah yg melukiskan betapa beratnya penghidupan dan kehidupan rumah-tangga Imam Ali r.a. Semuanya itu hanya menggambarkan betapa besarnya kesanggupan Sitti Fatimah r.a. dalam menunaikan tugas hidupnya yg penuh bakti kepada suami taqwa kepada Allah dan setia kepada Rasul-Nya.<br />
Ada sebuah riwayat lain yg menuturkan betapa repotnya Sitti Fatimah r.a. sehari-hari mengurus kehidupan rumah-tangganya. Riwayat itu menyatakan sebagai berikut: Pada satu hari Rasul Allah s.a.w. bersama sejumlah sahabat berada dalam masjid menunggu kedatangan Bilal bin Rabbah yg akan mengumandangkan adzan sebagaimana biasa dilakukan sehari-hari. Ketika Bilal terlambat datang oleh Rasul Allah s.a.w. ditegor dan ditanya apa sebabnya. Bilal menjelaskan:<br />
“Aku baru saja datang dari rumah Fatimah. Ia sedang menggiling tepung. Al Hasan puteranya yg masih bayi diletakkan dalam keadaan menangis keras. Kukatakan kepadanya “Manakah yg lbh baik aku menolong anakmu itu ataukah aku saja yg menggiling tepung”. Ia menyahut: “Aku kasihan kepada anakku”. Gilingan itu segera kuambil lalu aku menggiling gandum. Itulah yg membuatku datang terlambat!”<br />
Mendengar keterangan Bilal itu Rasul Allah s.a.w. berkata: “Engkau mengasihani dia dan Allah mengasihani dirimu!”(6) <br />
Hal-hal tersebut di atas adl sekelumit gambaran tentang kehidupan suatu keluarga suci di tengah-tengah masyarakat Islam. Kehidupan keluarga yg penuh dgn semangat gotong-royong. Selain itu kita juga memperoleh gambaran betapa sederhananya kehidupan pemimpin-pemimpin Islam pada masa itu. Itu merupakan contoh kehidupan masyarakat yg dibangun oleh Islam dgn prinsip ajaran keluhuran akhlaq. Itupun merupakan pencerminan kaidah-kaidah agama Islam yg diletakkan utk mengatur kehidupan rumah-tangga.<br />
Rasul Allah s.a.w. Imam Ali r.a. dan Sitti Fatimah r.a. ketiganya merupakan tauladan bagi kehidupan seorang ayah seorang suami dan seorang isteri di dalam Islam. Hubungan antar anggota keluarga memang seharusnya demikian erat dan serasi seperti mereka.<br />
Tak ada tauladan hidup sederhana yg lbh indah dari tauladan yg diberikan oleh keluarga Nubuwwah itu. Padahal jika mereka mau lebih-lebih jika Rasul Allah s.a.w. sendiri mengehendaki kekayaan dan kemewahan apakah yg tidak akan dapat diperoleh beliau?<br />
Tetapi sebagai seorang pemimpin yg harus menjadi tauladan sebagai seorang yg menyerukan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan serta persamaan sebagai orang yg hidup menolak kemewahan duniawi beliau hanya mengehendaki supaya ajaran-ajarannya benar-benar terpadu dgn akhlaq dan cara hidup ummatnya. Beliau mengehendaki agar tiap orang tiap pendidik tiap penguasa dan tiap pemimpin bekerja utk perbaikan masyarakat. Masing-masing supaya mengajar memimpin dan mendidik diri sendiri dgn akhlaq dan perilaku utama sebelum mengajak orang lain. Sebab akhlaq dan perilaku yg dapat dilihat dgn nyata mempunyai pengaruh lbh besar lbh berkesan dan lbh membekas dari pada sekedar ucapan-ucapan dan peringatan-peringatan belaka. Dengan praktek yg nyata ajakan yg baik akan lbh terjamin keberhasilannya.<br />
Sebuah riwayat lagi yg berasal dari Imam Ali r.a. sendiri mengatakan: Sitti Fatimah pernah mengeluh krn tapak-tangannya menebal akibat terus-menerus memutar gilingan tepung. Ia keluar hendak bertemu Rasul Allah s.a.w. Karena tidak berhasil ia menemui Aisyah r.a. Kepadanya diceritakan maksud kedatangannya. Ketika Rasul Allah s.a.w. datang beliau diberitahu oleh Aisyah r.a. tentang maksud kedatangan Fatimah yg hendak minta diusahakan seorang pembantu rumah-tangga. Rasul Allah s.a.w. kemudian datang ke rumah kami. Waktu itu kami sedang siap-siap hendak tidur. Kepada kami beliau berkata: “Kuberitahukan kalian tentang sesuatu yg lbh baik daripada yg kalian minta kepadaku. Sambil berbaring ucapkanlah tasbih 33 kali tahmid 33 kali dan takbir 34 kali. Itu lbh baik bagi kalian daripada seorang pembantu yg akan melayani kalian.”<br />
Sambutan Nabi Muhammad s.a.w. atas permintaan puterinya agar diberi pembantu merupakan sebuah pelajaran penting tentang rendah-hatinya seorang pemimpin di dalam masyarakat Islam. Kepemimpinan seperti itulah yg diajarkan Rasul Allah s.a.w. dan dipraktekan dalam kehidupan konkrit oleh keluarga Imam Ali r.a. Mereka hidup setaraf dgn lapisan rakyat yg miskin dan menderita. Pemimpin-pemimpin seperti itulah dan yg hanya seperti itulah yg akan sanggup menjadi pelopor dalam melaksanakan prinsip persamaan kesederhanaan dan kebersihan pribadi dalam kehidupan ini.<br />
Putera-puteri<br />
Sitti Fatimah r.a. melahirkan dua orang putera dan dua orang puteri. Putera-puteranya bernama Al Hasan r.a. dan Al Husein r.a. Sedang puteri-puterinya bernama Zainab r.a. dan Ummu Kalsum r.a. Rasul Allah s.a.w. dgn gembira sekali menyambut kelahiran cucu-cucunya.<br />
Al Hasan r.a. dan Al Husein r.a. mempunyai kedudukan tersendiri di dalam hati beliau. Dua orang cucunya itu beliau asuh sendiri. Kaum muslimin pada zaman hidupnya Nabi Muhammad s.a.w. menyaksikan sendiri betapa besarnya kecintaan beliau kepada Al Hasan r.a. dan Al Husein r.a. Beliau menganjurkan supaya orang mencintai dua “putera” beliau itu dan berpegang teguh pada pesan itu.<br />
Al Hasan r.a. dan Al Husein r.a. meninggalkan jejak yg jauh jangkauannya bagi umat Islam. Al Husein r.a. gugur sebagai pahlawan syahid menghadapi penindasan dinasti Bani Umayyah. Semangatnya terus berkesinambungan melestarikan dan membangkitkan perjuangan yg tegas dan seru di kalangan ummat Islam menghadapi kedzaliman. Semangat Al Husein r.a. merupakan kekuatan penggerak yg luar biasa dahsyatnya sepanjang sejarah.<br />
Puteri beliau yg bernama Zainab r.a. merupakan pahlawan wanita muslim yg sangat cemerlang dan menonjol sekali peranannya dalam pertempuran di Karbala membela Al Husein r.a. Di Karbala itulah dinasti Bani Umayyah menciptakan tragedi yg menimpa A1 Husein r.a. beserta segenap anggota keluarganya. A1 Husein r.a. gugur dan kepalanya diarak sebagai pameran keliling Kufah sampai ke Syam. <br />
Setelah hidup bersuami isteri selama kurang lbh 10 tahun Sitti Fatimah r.a. meninggal dunia dalam usia 28 tahun. Sepeninggal Sitti Fatimah r.a. Imam Ali r.a. beristerikan beberapa orang wanita lainnya lagi. Menurut catatan sejarah hingga wafatnya Imam Ali r.a. menikah sampai 9 kali. Tentu saja menurut ketentuan-ketentuan yg tidak bertentangan dgn hukum Islam. Dalam satu periode tidak pernah lbh 4 orang isteri.<br />
Wanita pertama yg dinikahi Imam Ali r.a. sepeninggal Siti Fatimah r.a. ialah Umamah binti Abil ‘Ashiy. Ia anak perempuan iparnya sendiri Zainab binti Muhammad s.a.w. kakak perempuan Sitti Fatimah r.a. Pernikahan dgn Umamah r.a. ini mempunyai sejarah tersendiri yaitu utk melaksanakan pesan Sitti Fatimah r.a. kepada suaminya sebelum ia wafat. Nampaknya pesan itu didasarkan kasih-sayang yg besar dari Umamah ra. kepada putera-puterinya.<br />
Setelah nikah dgn Umamah r.a. Imam Ali r.a. nikah lagi dgn Khaulah binti Ja’far bin Qeis. Berturut-turut kemudian Laila binti Mas’ud bin Khalid Ummul Banin binti Hazzan bin Khalid dan Ummu Walad. Isteri Imam Ali r.a. yg keenam patut disebut secara khusus krn ia tidak lain adl Asma binti Umais sahabat terdekat Sitti Fatimah r.a. Asma inilah yg mendampingi Sitti Fatimah r.a. dgn setia dan melayaninya dgn penuh kasih-sayang hingga detik-detik terakhir hayatnya.<br />
Isteri-isteri Imam Ali r.a. yg ke-7 ke-8 dan ke-9 ialah As-Shuhba Ummu Sa’id binti ‘Urwah bin Mas’ud dan Muhayah binti Imruil Qeis. Dari 9 isteri di luar Sitti Fatimah r.a. Imam Ali r.a. mempunyai banyak anak. Jumlahnya yg pasti masih menjadi perselisihan pendapat di kalangan para penulis sejarah.<br />
Al Mas’udiy dalam bukunya “Murujudz Dzahab” menyebut putera-puteri Imam Ali r.a. semuanya berjumlah 25 orang. Sedangkan dalam buku “Almufid Fil Irsyad” dikatakan 27 orang anak. Ibnu Sa’ad dalam bukunya yg terkenal “Thabaqat” menyebutnya 31 orang anak dgn perincian: 14 orang anak lelaki dan 17 orang anak perempuan. Ini termasuk putera-puteri Imam Ali r.a. dari isterinya yg pertama.<br />
(1)Hasyim Ma’ ruf A1 Huseiniy: “Siratul Musthafa” hlm 205 cetakan ke I. <br />
(2)Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa di kemudian hari ia menyaksikan sendiri tiga orang itu mati terbunuh dalam perang Badr. Hasyim Ma’ruf A1 Huseiniy: Siratul Musthafa. Dikutip dari At Thabariy hlm 47. <br />
(3)Ibnul Atsir: “Al Kamil Fit Tarikh” jilid II hlm 206. <br />
(4)”Ahlul Bait” Asy’-ah min Hayatis Shiddiqah Fatimah Az-Zahra. <br />
(5)Tanbihul Khawatir wa Nuzhatun Nawadir jilid I hlm 230. <br />
(6)Tanbihul Khawatir wa Nuzhatun Nawadir jilid I halaman 230. “Ahlul Bait” Asy’-ah min Hayatis Shiddiqah Fatimah Az-Zahra. <br />
Wassalam<br />
Armansyah<br />
Copyrightcerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-23975476538820980602012-02-22T23:19:00.001-08:002012-03-09T23:22:55.616-08:00Nasab Keturunan Nabi Muhammad SAW<h2 class="title"><br />
</h2><div style="color: #e69138; text-align: justify;">Nabi Muhammad SAW adalah anak dari Abdullah bin Abdul Muthalib. Ibunya adalah Aminah binti Wahab yang berasal dari Kalangan Suku Quraisy yang dipandang mulia pada masa itu. Kedua nasabnya masih ada hubungan kekeluargaan dari kakaknya yang ke-lima. Abdullah (ayah Nabi) telah meninggal dunia saat Nabi masih berada dalam kandungan, jadi Nabi belum pernah bertemu dengan ayahnya. Nabi Muhammad SAW tidak mendapat tinggalan harta benda yang banyak tetapi hanya beberapa ekor unta, karena keluarga Nabi memang bukan termasuk keluarga yang hartawan.<span id="more-287"></span></div><div style="color: #e69138; text-align: justify;">Pada saat lahir, Nabi Muhammad SAW sudah jadi anak yatim. Kebiasaan orang daerah Mekah, kalau mempunyai anak dicarikan orang yang menyusui dari daerah dusun dan mereka memilih orang yang mempunyai keturunan yang baik, agar berpengaruh pada bayinya. Pada saat itu, seorang wanita bernama Khalimatus Sa’diyah datang menemui Ibu Nabi Muhammad (Siti Aminah) kemudian menawarkan diri untuk menyusui/merawat Nabi. Atas persetujuan semua keluarga, dibawalah Nabi ke rumah Khalimatus Sa’diyah yang kemudian disusui (dirawat) selama 2 tahun. Selama merawat Nabi SAW, Khalimatus Sa’diyah merasa tambah gembira dan senang karena ekonominya bertambah luas, binatang ternaknya bertambah gemuk, dan tanamannya bertambah subur. Terasalah baginya perbedaan di saat sebelum merawat Nabi dan di waktu merawat Nabi SAW. Sehingga ketentuan mengasuh yang selama 2 tahun bagi Khalimatus Sa’diyah dirasa hanya sebentar baginya, maka sesudah sampai batas waktu 2 tahun, datanglah Khalimah kepada Ibu Nabi (Aminah) untuk meminta tambahan 2 tahun lagi dalam merawat Nabi. Keluarga Nabi kemudian bermusyawarah dengan keputusan yang diambil adalah menyerahkan kembali perawatan Nabi kepada Khalimah selama 2 tahun. Jadi Nabi dirawat oleh Khalimatus Sa’diyah selama 4 tahun.<br />
<a name='more'></a></div><div style="color: #e69138; text-align: justify;">Maka, selama 4 tahun itulah Nabi Muhammad SAW diasuh dan dibesarkan dibawah pengawasan Khalimatus Sa’diyah Dengan perasaan yang masih berat kepada Nabi SAW, Khalimah terpaksa menyerahkan Nabi kepada Siti Aminah karena perjanjian selama 4 tahun sudah sampai pada batasnya, sedangkan Ibu Nabi sudah sangat mengharapkan akan kembalinya anak ke pangkuannya untuk diasuh sendiri dalam rumahnya, maka semenjak berumur 5 tahun Nabi berada di bawah asuhan Ibunya, Siti Aminah.</div>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-81248662733575680892012-02-22T23:13:00.001-08:002012-03-13T20:08:49.938-07:00nabi sulaiman<h2 style="color: #f6b26b;"><span class="mw-headline" id="Raja_segala_makhluk">Raja segala makhluk</span></h2><div style="color: #f6b26b;"><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> SWT mengangkatnya sebagai <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi" title="Nabi">nabi dan rasul</a>. Setelah Sulaiman cukup umur dan ayahandanya wafat, Sulaiman diangkat menjadi <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Raja" title="Raja">raja</a> di kerajaan bani Israil. Beliau berkuasa tak hanya atas manusia, namun juga <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Binatang" title="Binatang">binatang</a> dan makhluk halus seperti <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Jin" title="Jin">jin</a> dan lain-lain. Baginda dapat memahami bahasa semua binatang</div><div style="color: #f6b26b;">Istana Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia, binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan berlian, pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya.</div><h2 style="color: #f6b26b;"><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Sulaiman_a.s.&action=edit&section=2" title="Sunting bahagian: Sulaiman kawal jin, haiwan">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Sulaiman_kawal_jin.2C_haiwan">Sulaiman kawal jin, haiwan</span></h2><div style="color: #f6b26b;">Nabi Sulaiman dianugerahkan Allah kebijaksanaan sejak remaja lagi. Beliau juga memiliki pelbagai keistimewaan, termasuk mampu bercakap, memahami dan memberi arahan terhadap jin dan haiwan sehingga semua makhluk itu mengikuti kehendaknya.</div><div style="color: #f6b26b;">Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan; segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dan banyak hambanya yang beriman. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata; Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu anugerah yang nyata.”</div><div style="color: #f6b26b;">Kebijaksanaan Sulaiman dapat dilihat melalui pelbagai peristiwa yang dilaluinya. Misalnya, beliau cuba mengetengahkan idea kepada bapanya, Nabi Daud bagi menyelesaikan perselisihan antara dua pihak, masing-masing membabitkan pemilik haiwan ternakan dan kebun<br />
<br />
<a name='more'></a> </div><div style="color: #f6b26b;">Walaupun ketika itu usianya masih muda, pendapatnya bernas. Mulanya Nabi Daud memutuskan pemilik haiwan supaya menyerahkan ternakannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan ternakannya memasuki dan merosakkan kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan bapanya mencelah: “Wahai bapaku, menurut pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada pemilik tanaman yang telah musnah tanaman diserahkanlah haiwan jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. “Manakala tanamannya yang binasa itu diserahkan kepada jirannya, pemilik ternakan untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau menderita kerugian lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang dikemukakan Sulaiman dipersetujui kedua-dua pihak. Malah orang ramai yang menyaksikan perbicaraan itu kagum dengan kebolehan beliau menyelesaikan perselisihan terbabit.</div><div style="color: #f6b26b;">Bertitik tolak daripada peristiwa itu, kewibawaan Sulaiman semakin terserlah dan ia juga sebagai bibit permulaan kenabian Sulaiman. Melihat kecerdasan akal yang ditonjolkannya itu, Nabi Daud menaruh kepercayaan dengan mempersiapkannya sebagai pengganti dalam kerajaan Bani Israel. Namun, abangnya Absyalum tidak meredai beliau melangkah bendul dalam heriarki pemerintahan itu, malah mendakwa dia yang sepatutnya dilantik putera mahkota kerana Sulaiman masih muda dan cetek pengalaman. Absyalum mahu mendapatkan takhta itu daripada bapa dan adiknya. Justeru, dia mula menunjukkan sikap baik terhadap rakyat, dengan segala masalah mereka ditangani sendiri dengan segera, membuatkan pengaruhnya semakin meluas.</div><div style="color: #f6b26b;">Sampai satu ketika, Absyalum mengisytiharkan dirinya sebagai raja, sekali gus merampas kekuasaan bapanya sendiri. Tindakannya itu mengakibatkan huru-hara di kalangan Bani Israel. Melihatkan keadaan itu, Nabi Daud keluar dari Baitulmaqdis, menyeberangi Sungai Jordan menuju ke Bukit Zaitun. Tindakannya itu semata-mata mahu mengelakkan pertumpahan darah, namun Absyalum dengan angkuh memasuki istana bapanya. Di Bukit Zaitun, Nabi Daud memohon petunjuk Allah supaya menyelamatkan kerajaan Bailtulmaqdis daripada dimusnahkan anaknya yang derhaka itu. Allah segera memberi petunjuk kepada Nabi Daud, iaitu memerangi Absyalum. Namun, sebelum memulakan peperangan itu, Nabi Daud berpesan kepada tenteranya supaya tidak membunuh anaknya itu, malah jika boleh ditangkap hidup-hidup. Bagaimanapun, kuasa Allah melebihi segalanya dan ditakdirkan Absyalum mati juga kerana dia mahu bertarung dengan tentera bapanya.</div><div style="color: #f6b26b;">Kemudian, Nabi Daud kembali ke Baitulmaqdis dan menghabiskan sisa hidupnya selama 40 tahun di istana itu sebelum melepaskan takhta kepada Sulaiman. Kewafatan Nabi Daud memberikan kuasa penuh kepada Nabi Sulaiman untuk memimpin Bani Israel berpandukan kebijaksanaan yang dianugerah Allah. Beliau juga dapat menundukkan jin, angin dan burung, sehingga dapat disuruh melakukan apa saja, termasuk mendapatkan tembaga dari perut bumi untuk dijadikan perkakasan.</div><div style="color: #f6b26b;">Firman Allah bermaksud: “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman yang perjalanannya pada waktu petang, sama dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian daripada jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang antara mereka daripada perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.”</div><h2 style="color: #f6b26b;"><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Sulaiman_a.s.&action=edit&section=3" title="Sunting bahagian: Ratu Balqis tunduk kepada Nabi Sulaiman">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Ratu_Balqis_tunduk_kepada_Nabi_Sulaiman">Ratu Balqis tunduk kepada Nabi Sulaiman</span></h2><div style="color: #f6b26b;">Setelah membangunkan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Baitulmuqaddis" title="Baitulmuqaddis">Baitulmuqaddis</a>, Nabi Sulaiman menuju ke <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Yaman" title="Yaman">Yaman</a>. Tiba di sana, disuruhnya burung hud-hud (sejenis belatuk) mencari sumber <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a>. Tetapi burung berkenaan tiada ketika dipanggil. Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman dan berkata: "<i>Aku telah terbang untuk mengintip dan terjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan...</i>"</div><div style="color: #f6b26b;">Firman Allah, bermaksud: "<i>Maka tidak lama kemudian datanglah hud-hud, lalu ia berkata; aku telah mengetahui sesuatu, yang kamu belum mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.</i></div><div style="color: #f6b26b;">"<i>Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgahsana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Matahari" title="Matahari">matahari</a>, selain Allah...</i>"</div><div style="color: #f6b26b;">Mendengar berita itu, Nabi Sulaiman mengutuskan surat mengandungi nasihat supaya menyembah Allah kepada Ratu Balqis. Surat itu dibawa burung hud-hud dan diterima sendiri <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Ratu_Balqis" title="Ratu Balqis">Ratu Balqis</a>. Selepas dibaca surat itu, Ratu Balqis menghantarkan utusan bersama hadiah kepada Sulaiman. Dalam <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Al-Quran" title="Al-Quran">al-Quran</a> diceritakan: "<i>Tatkala utusan itu sampai kepada Nabi Sulaiman, seraya berkata; apakah patut kamu menolong aku dengan harta?</i></div><div style="color: #f6b26b;">"<i>Sesungguhnya apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikannya kepadamu, tetapi kamu berasa bangga dengan hadiahmu.</i></div><div style="color: #f6b26b;">"<i>Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentera yang mereka tidak mampu melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak berharga.</i>"</div><div style="color: #f6b26b;">Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialami di Yaman kepada Ratu Balqis, sehingga dia berhajat untuk berjumpa sendiri dengan Sulaiman. Keinginan Ratu Balqis itu diketahui Nabi Sulaiman terlebih dulu dan beliau memerintahkan tenteranya, terdiri daripada manusia, haiwan dan jin untuk membuat persiapan bagi menyambut kedatangan Ratu Balqis. Nabi Sulaiman juga memerintahkan pasukannya supaya membawa singgahsana Ratu Balqis ke istananya.</div><div style="color: #f6b26b;">Pada ayat 38 s/d 40 di surat Al-Naml, disebutkan : 38. “Berkata Sulaiman : “Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgahsananya (Ratu Balqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri.”</div><div style="color: #f6b26b;">39. “Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin :” Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu ; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”</div><div style="color: #f6b26b;">40. “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari buku-buku : “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut itu terletak di hadapannya, iapun berkata :” Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencuba apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmatNya. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan baransiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia.”</div><div style="color: #f6b26b;">Lalu manusia yang memiliki ilmu memindahkan istana ratu Balqis. Apabila Ratu Balqis tiba ditanya Sulaiman: "<i>Seperti inikah singgahsanamu?</i>" Dijawab Ratu Balqis: "<i>Ya, memang sama apa yang seperti singgahsanaku</i>" Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu Balqis terpedaya, kerana menyangka air pada lantai istana Sulaiman, sehingga menyelak kainnya.</div><div style="color: #f6b26b;">Firman Allah yang bermaksud: Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia (Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a> yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya.</div><div style="color: #f6b26b;">Berkatalah Sulaiman; "<i>sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca</i>". Berkatalah Balqis; "<i>Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam.</i>"</div><div style="color: #f6b26b;">Peristiwa itu menyebabkan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Ratu_Balqis" title="Ratu Balqis">Ratu Balqis</a> berasa sangat aib dan menyedari kelemahannya, sehingga dia memohon ampun atas kesilapannya selama ini dan akhirnya dia diperisterikan oleh Nabi Sulaiman.</div><h2 style="color: #f6b26b;"><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Sulaiman_a.s.&action=edit&section=4" title="Sunting bahagian: Kewafatan baginda">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Kewafatan_baginda">Kewafatan baginda</span></h2><div style="color: #f6b26b;">Kisah Sulaiman merangkumi tenteranya yang terdiri daripada <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia">manusia</a>, <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Haiwan" title="Haiwan">haiwan</a> dan jin dalam menjalankan dakwah Allah terhadap Ratu Balqis. Kematian beliau berlainan dengan manusia biasa. Nabi Sulaiman wafat dalam keadaan duduk di kerusi, dengan memegang tongkat sambil mengawasi dan memerhatikan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Jin" title="Jin">jin</a> yang bekerja.</div><span style="color: #f6b26b;">Firman Allah: "</span><i><span style="color: #f6b26b;">Tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka setelah kematiannya itu melainkan </span><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Anai-anai" style="color: #f6b26b;" title="Anai-anai">anai-anai</a><span style="color: #f6b26b;"> yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, nyatalah bagi jin itu bahawa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa yan</span>g menghinakan.</i>"cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-35034809796234735982012-02-22T23:10:00.000-08:002012-02-22T23:10:10.509-08:00<h2 style="color: #f6b26b;"><span class="mw-headline" id="Kisah_Nabi_Yahya_a.s.">Kisah Nabi Yahya a.s.</span></h2><div style="color: #f1c232;"><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Zakaria_a.s." title="Nabi Zakaria a.s.">Nabi Zakaria a.s.</a>, ayah kepada Nabi Yahya sedar dan mengetahui bahawa anggota-anggota keluarganya, saudara-saudaranya, sepupu-sepupunya dan anak-anak saudaranya adalah orang-orang jahat <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Bani_Israil&action=edit&redlink=1" title="Bani Israil (tidak wujud)">Bani Israil</a> yang tidak segan-segan melanggar hukum-hukum <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama">agama</a> dan berbuat maksiat, disebabkan iman dan rasa keagamaan mereka belum meresap betul didalam hati mereka, sehingga dengan mudah mereka tergoda dan terjerumus ke dalam lembah kemungkaran dan kemaksiatan. Ia khuatir bila ajalnya tiba dan meninggalkan mereka tanpa seorang <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Waris" title="Waris">waris</a> yang dapat melanjutkan pimpinannya atas kaumnya, bahawa mereka akan makin rosak dan makin berani melakukan kejahatan dan kemaksiatan bahkan ada kemungkinan mereka mengadakan perubahan-perubahan di dalam kitab suci <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Taurat" title="Taurat">Taurat</a> dan menyalah-gunakan hukum-hukum agama.</div><div style="color: #f1c232;">Kekhuatiran itu selalu mengganggu fikiran Zakaria disamping rasa sedih hatinya bahawa ia sejak kahwin hingga mencapai usia sembilan puluh tahun, Tuhan belum mengurniakannya dengan seorang anak yang ia idam-idamkan untuk menjadi penggantinya memimpin dan mengimami Bani Isra'il. Ia agak terhibur dari rasa sedih dan kekhuatirannya semasa ia bertugas memelihara dan mengawasi Maryam yang dapat dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya yang kuat untuk memperolhi keturunan tergugah kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan dimihrabnya Maryam. Ia berfikir didalam hatinya bahawa tiada sesuatu yang mustahil di dalam kekuasaan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a>. Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang diri tidak berdaya dan berusaha, Dia pula berkuasa memberinya keturunan bila Dia kehendaki walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah penuh uban.</div><div style="color: #f1c232;">Pada suatu malam yang sudah larut duduklah Zakaria di mihrabnya menghening cipta memusatkan fikiran kepada kebesaran Allah seraya bermunajat dan berdoa dengan khusyuk dan keyakinan yang bulat. Dengan suara yang lemah lembut dia berdoa: "Ya Tuhanku, berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi sebahagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada Bani Isra'il. Aku khuatir bahawa sepeninggalanku nanti anggota-anggota keluargaku akan rosak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan mati, tanpa seorang pemimpin yang akan menggantikan aku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, sedang isteriku adalah seorang perempuan yang mandul. Namun kekuasaan-Mu adalah di atas segala kekuasaan dan aku tidak jemu-jemu berdoa kepadamu memohon rahmat-Mu mengurniai kau seorang putera yang soleh yang engkau redhai."</div><div style="color: #f1c232;"><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> berfirman memperkenankan permohonan Zakaria: "Hai Zakaria Kami memberi khabar gembira kepadamu, kamu akan memperoleh seorang putera bernama Yahya yang soleh yang membenarkan kitab-kitab Allah, menjadi pemimpin yang diikuti, bertahan diri dari hawa nafsu dan godaan syaitan serta akan menjadi seorang nabi." Berkata Zakaria: "Ya Tuhanku, bagaimana aku akan memperolehi anak sedangkan isteriku adalah seorang perempuan yang mandul dan aku sendiri sudah lanjut usia."</div><div style="color: #f1c232;">Allah menjawab dengan firman-Nya: "Demikian itu adalah suatu hal yang mudah bagi-Ku. Tidakkah aku telah ciptakan engkau, padahal engkau di waktu itu belum ada sama sekali?" Berkata Zakaria: "Ya Tuhanku, berilah aku akan suatu tanda bahawa isteri aku telah mengandung." Allah berfirman: "Tandanya bagimu bahawa engkau tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari berturut-turut kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah nama-Ku sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari."</div><div style="color: #f1c232;">Nabi Yahya bin Zakaria a.s. tidak banyak dikisahkan oleh Al-Quran kecuali bahawa ia diberi ilmu dan hikmah semasa dia masih kanak-kanak dan bahawa ia seorang putera yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan bukanlah orang yang sombong durhaka. Ia terkenal cerdik pandai, berfikiran tajam sejak ia berusia muda, sangat tekun beribadah yang dilakukan siang dan malam sehingga berpengaruh kepada kesihatan badannya dan menjadikannya kurus kering, wajahnya pucat dan matanya cekung.</div><div style="color: #f1c232;">Ia dikenal oleh kaumnya sebagai orang alim menguasai soal-soal keagamaan, hafal kitab Taurat, sehingga ia menjadi tempat bertanya tentang hukum-hukum agama. Ia memiliki keberanian dalam mengambil sesuatu keputusan, tidak takut dicerca orang dan tidak pula menghiraukan ancaman pihak penguasa dalam usahanya menegakkan kebenaran dan melawan kebathilan. Dia selalu menganjurkan orang-orang yang telah berdosa agar bertaubat dari dosa mereka. Dan sebagai tanda taubatnya mereka dimandikan { dibaptiskan } di sungai <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Jordan" title="Jordan">Jordan</a>, kebiasaan mana hingga kini berlaku di kalangan orang-orang Kristian dan kerana Nabi Yahya adalah orang pertama yang mengadakan upacara itu, maka ia dijuluki "Yahya Pembaptis".</div><div style="color: #f1c232;">Dikisahkan bahawa Hirodus Penguasa <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Palestin" title="Palestin">Palestin</a> pada waktu itu mencintai anak saudaranya sendiri bernama Hirodia, seorang gadis yang cantik, ayu, bertubuh lampai dan ramping dan berhasrat ingin mengahwininya. Sang gadis berserta ibunya dan seluruh anggota keluarga menyetujui rencana perkahwinan itu, namun Nabi Yahya menentangnya dan mengeluarkan <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Fatwa" title="Fatwa">fatwa</a> bahawa perkahwinan itu tidak boleh dilaksanakan kerana bertentangan dengan syariat Musa yang mengharamkan seorang mengahwini anak saudaranya sendiri.</div><div style="color: #f1c232;">Berita rencana perkahwinan Hirodus dan Hirodia serta fatwa Nabi Yahya yang melarangnya tersiar di seluruh pelusuk <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kota" title="Kota">kota</a> dan menjadi pembicaraan orang di segala tempat di mana orang berkumpul. Herodia si gadis cantik calon isteri itu merasa sedih bercampur marah terhadap Nabi Yahya yang telah mengeluarkan fatwa mengharamkan perkahwinannya dengan bapa saudaranya sendiri, yang telah membawa reaksi dan pendapat di kalangan masyarakat yang luas. Dia khuatir bahawa bapa saudaranya, calon suaminya, Herodus, dapat terpengaruh oleh fatwa Nabi Yahya itu dan terpaksa membatalkan perkahwinan yang sudah dinanti-nanti dan diidam-idamkan, bahkan sudah menyiapkan segala sesuatu berupa pakaian mahupun peralatan yang perlu untuk pesta perkahwinan yang telah disepakati itu.</div><div style="color: #f1c232;">Menghadapi fatwa Nabi Yahya dan reaksi masyarakat itu, Herodia tidak tinggal diam. Ia berusaha dengan bersenjatakan kecantikan dan parasnya yang ayu itu mempengaruhi bapa saudaranya calon <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Suami&action=edit&redlink=1" title="Suami (tidak wujud)">suaminya</a> agar rencana perkahwinan dilaksanakan. Dengan merias diri dan berpakaian yang merangsang, ia pergi mengunjungi <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Bapa_saudara&action=edit&redlink=1" title="Bapa saudara (tidak wujud)">bapa saudaranya</a> Herodus yang sedang dilanda mabuk asmara. Bertanya Herodus kepada anak saudaranya calon isterinya yang nampak lebih <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Cantik&action=edit&redlink=1" title="Cantik (tidak wujud)">cantik</a> daripada biasa : "Hai manisku, apakah yang dapat aku berbuat untukmu?. Katakanlah. Aku akan patuhi segala permintaanmu. Kedatanganmu kemari pada saat ini tentu didorong oleh sesuatu hajat yang mendesak yang ingin engkau sampaikan kepadaku. Sampaikanlah kepadaku tanpa ragu-ragu, hai sayangku, aku sedia melayani segala keperluan dan keinginanmu."</div><div style="color: #f1c232;">Herodia menjawab: "Jika Tuanku berkenan, maka aku hanya mempunyai satu permintaan yang mendorongku datang mengunjungi Tuanku pada saat ini. Permintaanku yang tunggal itu ialah kepala Yahya bin Zakaria orang yang telah mengacau rencana kita dan mencemarkan nama baik Tuanku dan namaku sekeluarga di segala tempat dan penjuru. Supaya dia dipenggal kepalanya. Alangkah puasnya hatiku dan besarnya terima kasihku, bila Tuanku memperkenankan permintaanku ini". Herodus yang sudah tergila-gila dan tertawan hatinya oleh kecantikan dan keelokan Herodia tidak berkutik menghadapi permintaan calon isterinya itu dan tidak dapat berbuat selain tunduk kepada kehendaknya dengan mengabaikan suara hati nuraninya dan panggilan akal sihatnya. Demikianlah maka tiada berapa lama dibawalah kepala Yahya bin Zakaria berlumuran <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Darah" title="Darah">darah</a> dan diletakkannya di depan kesayangannya Herodia yang tersenyum tanda gembira dan puas hati bahawa hasratnya membalas <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Dendam" title="Dendam">dendam</a> terhadap Yahya telah terpenuhi dan rintangan utama yang akan menghalangi rencana perkahwinannya telah disingkirkan, walaupun perbuatannya itu menurunkan <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Laknat&action=edit&redlink=1" title="Laknat (tidak wujud)">laknat</a> Tuhan atas dirinya, diri rajanya dan Bani Isra'il seluruhnya.</div><div style="color: #f1c232;">Cerita tentang Zakaria dan Yahya terurai di atas dikisahkan oleh <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Al-Quran" title="Al-Quran">Al-Quran</a>, surah Maryam ayat 2 sehingga ayat 15, <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Surah" title="Surah">surah</a> Ali Imran ayat 38 senhingga ayat 41 dan surah Al-Anbiya' ayat 89 sehingga ayat 90.</div><div style="color: #f1c232;"><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Zakaria_a.s." title="Nabi Zakaria a.s.">Nabi Zakaria a.s.</a>, ayah kepada Nabi Yahya sedar dan mengetahui bahawa anggota-anggota keluarganya, saudara-saudaranya, sepupu-sepupunya dan anak-anak saudaranya adalah orang-orang jahat <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Bani_Israil&action=edit&redlink=1" title="Bani Israil (tidak wujud)">Bani Israil</a> yang tidak segan-segan melanggar hukum-hukum <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama">agama</a> dan berbuat maksiat, disebabkan iman dan rasa keagamaan mereka belum meresap betul didalam hati mereka, sehingga dengan mudah mereka tergoda dan terjerumus ke dalam lembah kemungkaran dan kemaksiatan. Ia khuatir bila ajalnya tiba dan meninggalkan mereka tanpa seorang <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Waris" title="Waris">waris</a> yang dapat melanjutkan pimpinannya atas kaumnya, bahawa mereka akan makin rosak dan makin berani melakukan kejahatan dan kemaksiatan bahkan ada kemungkinan mereka mengadakan perubahan-perubahan di dalam kitab suci <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Taurat" title="Taurat">Taurat</a> dan menyalah-gunakan hukum-hukum agama.</div><div style="color: #f1c232;">Kekhuatiran itu selalu mengganggu fikiran Zakaria disamping rasa sedih hatinya bahawa ia sejak kahwin hingga mencapai usia sembilan puluh tahun, Tuhan belum mengurniakannya dengan seorang anak yang ia idam-idamkan untuk menjadi penggantinya memimpin dan mengimami Bani Isra'il. Ia agak terhibur dari rasa sedih dan kekhuatirannya semasa ia bertugas memelihara dan mengawasi Maryam yang dapat dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya yang kuat untuk memperolhi keturunan tergugah kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan dimihrabnya Maryam. Ia berfikir didalam hatinya bahawa tiada sesuatu yang mustahil di dalam kekuasaan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a>. Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang diri tidak berdaya dan berusaha, Dia pula berkuasa memberinya keturunan bila Dia kehendaki walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah penuh uban.</div><div style="color: #f1c232;">Pada suatu malam yang sudah larut duduklah Zakaria di mihrabnya menghening cipta memusatkan fikiran kepada kebesaran Allah seraya bermunajat dan berdoa dengan khusyuk dan keyakinan yang bulat. Dengan suara yang lemah lembut dia berdoa: "Ya Tuhanku, berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi sebahagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada Bani Isra'il. Aku khuatir bahawa sepeninggalanku nanti anggota-anggota keluargaku akan rosak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan mati, tanpa seorang pemimpin yang akan menggantikan aku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, sedang isteriku adalah seorang perempuan yang mandul. Namun kekuasaan-Mu adalah di atas segala kekuasaan dan aku tidak jemu-jemu berdoa kepadamu memohon rahmat-Mu mengurniai kau seorang putera yang soleh yang engkau redhai."</div><div style="color: #f1c232;"><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> berfirman memperkenankan permohonan Zakaria: "Hai Zakaria Kami memberi khabar gembira kepadamu, kamu akan memperoleh seorang putera bernama Yahya yang soleh yang membenarkan kitab-kitab Allah, menjadi pemimpin yang diikuti, bertahan diri dari hawa nafsu dan godaan syaitan serta akan menjadi seorang nabi." Berkata Zakaria: "Ya Tuhanku, bagaimana aku akan memperolehi anak sedangkan isteriku adalah seorang perempuan yang mandul dan aku sendiri sudah lanjut usia."</div><div style="color: #f1c232;">Allah menjawab dengan firman-Nya: "Demikian itu adalah suatu hal yang mudah bagi-Ku. Tidakkah aku telah ciptakan engkau, padahal engkau di waktu itu belum ada sama sekali?" Berkata Zakaria: "Ya Tuhanku, berilah aku akan suatu tanda bahawa isteri aku telah mengandung." Allah berfirman: "Tandanya bagimu bahawa engkau tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari berturut-turut kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah nama-Ku sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari."</div><div style="color: #f1c232;">Nabi Yahya bin Zakaria a.s. tidak banyak dikisahkan oleh Al-Quran kecuali bahawa ia diberi ilmu dan hikmah semasa dia masih kanak-kanak dan bahawa ia seorang putera yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan bukanlah orang yang sombong durhaka. Ia terkenal cerdik pandai, berfikiran tajam sejak ia berusia muda, sangat tekun beribadah yang dilakukan siang dan malam sehingga berpengaruh kepada kesihatan badannya dan menjadikannya kurus kering, wajahnya pucat dan matanya cekung.</div><div style="color: #f1c232;">Ia dikenal oleh kaumnya sebagai orang alim menguasai soal-soal keagamaan, hafal kitab Taurat, sehingga ia menjadi tempat bertanya tentang hukum-hukum agama. Ia memiliki keberanian dalam mengambil sesuatu keputusan, tidak takut dicerca orang dan tidak pula menghiraukan ancaman pihak penguasa dalam usahanya menegakkan kebenaran dan melawan kebathilan. Dia selalu menganjurkan orang-orang yang telah berdosa agar bertaubat dari dosa mereka. Dan sebagai tanda taubatnya mereka dimandikan { dibaptiskan } di sungai <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Jordan" title="Jordan">Jordan</a>, kebiasaan mana hingga kini berlaku di kalangan orang-orang Kristian dan kerana Nabi Yahya adalah orang pertama yang mengadakan upacara itu, maka ia dijuluki "Yahya Pembaptis".</div><div style="color: #f1c232;">Dikisahkan bahawa Hirodus Penguasa <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Palestin" title="Palestin">Palestin</a> pada waktu itu mencintai anak saudaranya sendiri bernama Hirodia, seorang gadis yang cantik, ayu, bertubuh lampai dan ramping dan berhasrat ingin mengahwininya. Sang gadis berserta ibunya dan seluruh anggota keluarga menyetujui rencana perkahwinan itu, namun Nabi Yahya menentangnya dan mengeluarkan <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Fatwa" title="Fatwa">fatwa</a> bahawa perkahwinan itu tidak boleh dilaksanakan kerana bertentangan dengan syariat Musa yang mengharamkan seorang mengahwini anak saudaranya sendiri.</div><div style="color: #f1c232;">Berita rencana perkahwinan Hirodus dan Hirodia serta fatwa Nabi Yahya yang melarangnya tersiar di seluruh pelusuk <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kota" title="Kota">kota</a> dan menjadi pembicaraan orang di segala tempat di mana orang berkumpul. Herodia si gadis cantik calon isteri itu merasa sedih bercampur marah terhadap Nabi Yahya yang telah mengeluarkan fatwa mengharamkan perkahwinannya dengan bapa saudaranya sendiri, yang telah membawa reaksi dan pendapat di kalangan masyarakat yang luas. Dia khuatir bahawa bapa saudaranya, calon suaminya, Herodus, dapat terpengaruh oleh fatwa Nabi Yahya itu dan terpaksa membatalkan perkahwinan yang sudah dinanti-nanti dan diidam-idamkan, bahkan sudah menyiapkan segala sesuatu berupa pakaian mahupun peralatan yang perlu untuk pesta perkahwinan yang telah disepakati itu.</div><div style="color: #f1c232;">Menghadapi fatwa Nabi Yahya dan reaksi masyarakat itu, Herodia tidak tinggal diam. Ia berusaha dengan bersenjatakan kecantikan dan parasnya yang ayu itu mempengaruhi bapa saudaranya calon <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Suami&action=edit&redlink=1" title="Suami (tidak wujud)">suaminya</a> agar rencana perkahwinan dilaksanakan. Dengan merias diri dan berpakaian yang merangsang, ia pergi mengunjungi <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Bapa_saudara&action=edit&redlink=1" title="Bapa saudara (tidak wujud)">bapa saudaranya</a> Herodus yang sedang dilanda mabuk asmara. Bertanya Herodus kepada anak saudaranya calon isterinya yang nampak lebih <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Cantik&action=edit&redlink=1" title="Cantik (tidak wujud)">cantik</a> daripada biasa : "Hai manisku, apakah yang dapat aku berbuat untukmu?. Katakanlah. Aku akan patuhi segala permintaanmu. Kedatanganmu kemari pada saat ini tentu didorong oleh sesuatu hajat yang mendesak yang ingin engkau sampaikan kepadaku. Sampaikanlah kepadaku tanpa ragu-ragu, hai sayangku, aku sedia melayani segala keperluan dan keinginanmu."</div><div style="color: #f1c232;">Herodia menjawab: "Jika Tuanku berkenan, maka aku hanya mempunyai satu permintaan yang mendorongku datang mengunjungi Tuanku pada saat ini. Permintaanku yang tunggal itu ialah kepala Yahya bin Zakaria orang yang telah mengacau rencana kita dan mencemarkan nama baik Tuanku dan namaku sekeluarga di segala tempat dan penjuru. Supaya dia dipenggal kepalanya. Alangkah puasnya hatiku dan besarnya terima kasihku, bila Tuanku memperkenankan permintaanku ini". Herodus yang sudah tergila-gila dan tertawan hatinya oleh kecantikan dan keelokan Herodia tidak berkutik menghadapi permintaan calon isterinya itu dan tidak dapat berbuat selain tunduk kepada kehendaknya dengan mengabaikan suara hati nuraninya dan panggilan akal sihatnya. Demikianlah maka tiada berapa lama dibawalah kepala Yahya bin Zakaria berlumuran <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Darah" title="Darah">darah</a> dan diletakkannya di depan kesayangannya Herodia yang tersenyum tanda gembira dan puas hati bahawa hasratnya membalas <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Dendam" title="Dendam">dendam</a> terhadap Yahya telah terpenuhi dan rintangan utama yang akan menghalangi rencana perkahwinannya telah disingkirkan, walaupun perbuatannya itu menurunkan <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Laknat&action=edit&redlink=1" title="Laknat (tidak wujud)">laknat</a> Tuhan atas dirinya, diri rajanya dan Bani Isra'il seluruhnya.</div><div style="color: #f1c232;">Cerita tentang Zakaria dan Yahya terurai di atas dikisahkan oleh <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Al-Quran" title="Al-Quran">Al-Quran</a>, surah Maryam ayat 2 sehingga ayat 15, <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Surah" title="Surah">surah</a> Ali Imran ayat 38 senhingga ayat 41 dan surah Al-Anbiya' ayat 89 sehingga ayat 90.</div>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-73162993031434928582012-02-22T23:05:00.000-08:002012-02-22T23:05:02.180-08:00nabi daud<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr><td bgcolor="#006600" width="4"><img alt="" height="1" src="http://alhakelantan.tripod.com/imagelib/sitebuilder/layout/spacer.gif" width="4" /></td> <td width="5"><img alt="" height="1" src="http://alhakelantan.tripod.com/imagelib/sitebuilder/layout/spacer.gif" width="5" /></td> <td valign="top" width="647"> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr style="color: #6aa84f;"> <td width="646"> <div><span style="font-size: large;"><b><i>NABI DAUD</i></b></span></div></td> </tr>
<tr style="color: #6aa84f;"> <td width="646"> <div align="left"><span style="font-size: x-small;">Pemuda Oria bin Hannan sudah meningkat ke umur remajanya. Badannya sihat. kuat dan segar bugar, baik rupa dan tampannya. Tiada pula kekurangan dalam penghidupannya. Sungguhpun begitu, dia selalu tampak gelisah saja, sering pula dia duduk mengelamun. Tidak lain yang menggoda fikirannya yang menyebabkan dia sering mengelamun itu, ialah cita cita baru yang timbul dalam hatinya, cita cita yang datangnya keras maha dahsyat, iaitu cita cita ingin mempunyai teman hidup. Kenapa hal ini menyebabkan dia gelisah dan mengelamun? Bukankah di kalangan orang sekampung dan bangsanya sendiri banyak gadis gadis yang tidak keberatan berkahwin dengan dia, kalau dia mahu? <br />
Yang menyebabkan gelisahnya, bukanlah kerana kekurangan gadis, tetapi adalah kerana banyaknya anak anak gadis itu. Dia menginginkan seorang gadis yang paling cantik dan manis, yang paling menarik hatinya. Menetapkan yang paling cantik dan menarik inilah yang sangat ia susahkan dan inilah yang menyebabkan dia melamun dan gelisah itu. <br />
Kegelisahan ini tidak dibiarkannya lama. Dia bangun dari lamunannya, berdiri dan berkata kepada dirinya: Dengan sekadar mengelamun saja, tidak akan menamatkan perjuangan batinku ini. Lebih baik kumulai hari ini juga berjalan dan terus berjalan mencari pemudi yang secocok dengan kehendak hatiku. Siapa tahu, bahawa di sana di bawah lingkaran langit yang biru ini, ada seorang yang dapat memenuhi hasrat hati, yang secocok dengan syarat mutlak yang terguris dalam kalbuku ini. <br />
Tidak lama dia berjalan mencari cari itu, dengan takdir Allah, pada suatu hari di sebuah tempat, panah asmara yang tersembur dari matanya sendiri jatuh tertambat di wajah seorang gadis dari kaumnya juga, bernama Sabiq binti Syaik. Dalam pandang pertama yang lamanya hanya sekejap itu, Oria bin Hannan melihat, lalu menimbang, lantas mengusul, akhirnya memutuskan dalam hatinya, bahawa inilah dia gadis yang dicari carinya itu. <br />
Memang pilihannya tidak salah lagi. Memang Sabiq adalah seorang gadis yang cantik jelita, termasuk gadis gadis yang mulia di negerinya, tenang dan dalam pula pemikirannya, Yang semua itu, kalau dikirakan akan menambah molek dan jelitanya pula, dengan pandangan lahir, apalagi dengan batin manusia yang melihatnya. <br />
Segera dia datang kepada famili gadis itu. Pinangan dan lamarannya disambut dengan tangan terbuka dan dada yang lapang. Perkahwinan antara kedua merpati itu segera berlangsung. Hasrat pemuda kita itu segera terkabul, sehingga dunia yang selama ini gelap dalam pandangannya, menjadi sinar diterangi surya bahagia rumahtangganya. <br />
Dalam kedua suami isteri itu sedang hidup dengan asyik dan masyuknya, seakan akan selalu dalam bulan madu, tiba tiba Raja Daud mengumumkan adanya bahaya dari luar. Pemuda pemuda Israel diperintahkan untuk mencatatkan diri menjadi tentera pembela tanahair dan agama, untuk menghadapi perang dan jihad dalam jalan Allah. <br />
Berat hati pemuda Oria bin Hannan untuk melangkahkan kakinya ke medan perang, yang mungkin menjadi medan maut di kala dia sedang terpaku di tengah tengah alam bahagiaraya di samping isterinya yang dicintainya itu. Takut dia kalau lama dia tidak dapat pulang, lebih takut lagi kalau dia mati syahid dimedan perang. Bagai manakah isterinya tinggal tanpa dia dan bukankah keduanya sudah begitu asyik, sehingga terpisah sebentar sajapun sampai menguraikan airmata? <br />
Tetapi kewajipan terhadap tanahair dan agama, adalah kewajipan yang berdiri atas segala kewajipan. Kewajipan yang harus ditunaikan sekalipun akan menyebabkan membanjirnya airmata dan darah sekalipun. Oria bin Hannan terjunkan dirinya dalam ketenteraan dan terus dikirimkan kemedan perang menghadapi serangan musuh yang kuat. Pertempuran terjadi dan berkobar dengan hebatnya. Pertempuran demi pertempuran, silih berganti tidak ada putus putusnya. Kerana sama sama kuatnya, maka perang itu bukan berjalan dalam satu dua hari saja, tetapi puluhan dan ratusan hari, belum juga berkesudahan. <br />
Fikiran Oria bin Hannan sehabis tiap tiap pertempuran yang dihadapinya, selalu terbang melayang kerumah kepada isterinya. Kewajipan dijalankan sebaik baiknya, dengan harapan dan doa yang saban waktu diucapkannya kepada Tuhan, mudah mudahan perang lekas berakhir dengan kemenangan yang gilang gemilang bagi negeri dan agamanya. Tetapi perang tidak kunjung berhenti, malah semakin sengit. <br />
Takdir Tuhan menentukan, bahawa pada suatu hari mata Raja Daud, Nabi Yang Mulia ini terpandang kewajah pemudi Sabiq bin Syaik, isteri pemuda Oria bin Hannan, hati Nabi Daud bergetar dibuatnya, ingin mempersunting jelita itu menjadi isterinya pula. Dengan segera Daud mengajukan lamaran pada keluarga Sabiq. Siapakah gerangan yang akan menolak lamaran dari seorang Nabi Yang Mulia, raja yang besar seperti Daud itu? Raja dan Nabi yang terbesar di seluruh dunia di kala itu, apalagi suami Sabiq sendiri sudah lama benar tidak terdengar beritanya, mungkin tewas atau lainnya.* Perkahwinan Nabi Daud dengan Sabiq binti Syaik segera pula terjadi, dengan riang gembira bagi Daud dan keluarga sendiri. Tetapi di sana dibawah ufuk yang tinggi, ada seorang pemuda yang mendengar terjadinya perkahwinan ini, sebagai pukulan yang hebat menimpa dirinya, pukulan yang menghancurkan segala sendi dan urat sarafnya, menembus jantung dan kalbunya. <br />
Sejak perkahwinan dengan Sabiq binti Syaik ini, Nabi Daud lebih gembira dalam menjalankan tugasnya sebagai raja dan Nabi Allah. Rencana pekerjaannya ditetapkan dan diatur begitu rupa, sehingga segala galanya berjalan dengan lancar dan baik. Rencana itu ialah dengan membahagi waktunya kepada empat pembahagian. Bahagian pertama untuk kepentingan dirinya sendiri, hari kedua untuk kepentingan kepada Tuhannya, hari ketiga untuk menghukum dan menyelesaikan urusan urusan ummat dan hari yang keempat untuk mengajar dan memimpin rakyat ke jalan yang dikehendaki oleh Allah. Begitulah dijalankan seterusnya oleh Daud. <br />
Sebagai raja besar dan Nabi Mulia, rumah Daud selalu dijaga oleh penjaga penjaga dan tentera. Tidak seorang juga dibolehkan masuk menemui Daud, sebelum mendapat izin dari penjaga dan sesudah dibenarkan oleh Daud sendiri dan tidak seorang juga yang diperbolehkan masuk, kalau tidak sepadan dan sesuai dengan rencana pekerjaan yang sudah ditetapkan oleh Daud itu. Di hari dia beribadat, siapa juga tidak diizinkan masuk untuk mengadukan perkara. Begitulah seterusnya, pada suatu hari ada dua orang lelaki yang tidak ada bezanya dengan lelaki lain, minta izin masuk kepada penjaga penjaga itu, untuk bertemu dengan Daud. Setelah aturan itu diterangkan oleh penjaga, tetapi kedua orang lelaki ini mendesak mahu bertemu. <br />
Bagaimana juga desakan dan permintaannya ini, tidak dapat dikabulkan oleh penjaga penjaga itu. Tetapi hairan, keadaan yang sangat luar biasa, yang belum pernah terjadi. Dengan keadaan pintu tertutup, tiba tiba kedua orang itu sudah sampai saja di hadapan kamar Nabi Daud, lantas masuk menemui Daud. <br />
Memang kedua lelaki itu bukanlah manusia biasa, keduanya Malaikat yang diutus Allah berbentuk manusia untuk mendatangi Daud dan memberikan peringatan dan pengajaran kepada Daud. Alangkah terkejutnya Daud dengan kedatangan kedua tamu itu ke dalam kamarnya sendiri, sedang dia sendiri tidak pernah mengizinkan masuknya kedua orang itu. <br />
Kedua Malaikat itu segera duduk di dekat Daud dan berkata: <br />
Jangan takut hai Daud, kami ini dua orang bersaudara yang bertentangan satu sama lain. Maka berilah kami hukuman yang benar, atas pertentangan dan perselisihan kami, tetapi jangan dihukum dengan cara yang tidak adil. Tunjukilah kami kepada jalan yang sebaik baiknya. <br />
Daud tidak dapat menolak perkara yang sudah ada dihadapannya itu, sekalipun hari itu bukan harinya perkara. Dia bersiap untuk menjatuhkan putusan hukum terhadap dua orang yang berselisih itu. Setelah mendengarkan keterangan keterangan yang diperlukan dalam perkara ini, akhirnya seorang diantara kedua orang itu berkata kepada Daud: Saudara saya ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing dan saya hanya mempunyai seekor kambing. Tetapi saudara saya ini menuntut kepada saya untuk mengambil kambing saya itu, agar kambingnya genap menjadi seratus, sedang saya tak mempunyai kambing sama sekali. Tuntutan ini sudah beberapa kali saya tolak, tetapi dia membantah dengan kata kata yang fasih, sehingga saya kalah tentang kefasihannya itu. <br />
Setelah mendengarkan itu semua, Daud lalu menghadapkan mukanya kepada yang seorang lagi dan bertanya kepadanya tentang duduk perkara yang sebenarnya. Orang itu menjawab, bahawa memang dia sudah mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing dan lagi seekor kepunyaan saudaranya itu, agar cukup kambingnya berjumlah seratus ekor. <br />
Mendengar keterangan itu, merah padamlah muka Nabi Daud kerana marahnya; dengan badan gementar dan suara yang keras, dia berkata kepada orang yang menuntut itu: Tuntutanmu itu tidak baik, kalau engkau tetap menuntut begitu, akan kami pukul dahi dan hidungmu itu. <br />
Baru saja Daud berkata demikian Malaikat itu berkata: <br />
Engkau seharusnya yang lebih baik dipukul, sebab engkau sudah mempunyai sembilan puluh sembilan orang isteri, lantas mengambil isteri Oria bin Hannan yang hanya mempunyai isteri seorang itu saja. <br />
Mendengar kata kata yang terang dan tepat itu, Nabi Daud tunduk kepalanya, gementar badannya, terbuka kepadanya hakikat keadaan yang dihadapinya itu, bahawa yang dihadapinya itu adalah dua orang Malaikat yang diutus Allah untuk membetulkannya dan menunjukinya. Daud lalu tunduk dan sujud minta ampun kepada Tuhan, atas kekeliruannya, Allah segera memberi ampun dan taubat buat Daud, dengan berkat petunjuk petunjuk dan peringatan peringatan dari Allah Taala. <br />
Tuhan memperlihatkan kepada manusia dan Daud sendiri, bahawa baik soal kecil apa lagi soal besar, tetap diperhatikan oleh Allah. Bukan saja terhadap manusia biasa, tetapi juga terhadap orang orang pilihan Allah, Nabi nabi Mulia dan Rasul rasul yang Suci, dengan tidak diperbezakan sedikitpun antara Nabi dan manusia biasa, antara raja dan rakyat biasa. Hanya bezanya, para Nabi itu senantiasa dapat menerima ajaran Allah dan menjalankannya dengan baik dan patuh, sedang manusia biasa kadang kadang engkar dan tidak ambil peduli semua petunjuk yang baik baik itu.</span> </div><span style="font-size: medium;"><div><span style="font-size: x-small;"><strong>Berbagai bagai pendapat telah dikemukakan para ahli tafsir mengenai cerita perkahwinan Nabi Daud dengan Sabiq ini. Ada yang mengatakan bahawa Nabi Daud mengahwininya setelah yakin bahawa suaminya telah lama mati di medan perang. Pendapat yang lain mengatakan pula bahawa setelah suami Sabiq hilang tanpa berita demikian lama, maka di anggaplah talaknya telah gugur, barulah dikahwini Nabi Daud. Ada juga yang mengatakan bahawa peraturan zaman itu tidak melarang seorang lelaki melamar seorang perempuan yang telah bersuami asalkan si perempuan itu ingin kepada lelaki yang melamarnya, lalu di mintakan fasakhnya. Bahkan ada pula para mufassir yang menolak sama sekali berita perkahwinan Nabi Daud dengan Sabiq itu dan dianggap berita itu sebagai cerita cerita dongeng israeliyat yang tak patut dipercayai juga.</strong></span> </div></span> <br />
</td> </tr>
<tr style="color: #6aa84f;"> <td height="10" width="646"><img alt="" height="10" src="http://alhakelantan.tripod.com/imagelib/sitebuilder/layout/spacer.gif" width="1" /></td> </tr>
<tr style="color: #6aa84f;"> <td width="646"> </td> </tr>
<tr> <td><img alt="" height="10" src="http://alhakelantan.tripod.com/imagelib/sitebuilder/layout/spacer.gif" width="1" /></td> </tr>
<tr> <td width="646"> </td> </tr>
</tbody></table><br />
</td> </tr>
</tbody></table><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr><td width="114"><img alt="" height="1" src="http://alhakelantan.tripod.com/imagelib/sitebuilder/layout/spacer.gif" width="114" /></td> <td width="510"> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td width="509"> </td> </tr>
<tr> <td><img alt="" height="10" src="http://alhakelantan.tripod.com/imagelib/sitebuilder/layout/spacer.gif" width="1" /></td> </tr>
<tr> <td width="509"> </td> </tr>
<tr> <td><img alt="" height="10" src="http://alhakelantan.tripod.com/imagelib/sitebuilder/layout/spacer.gif" width="1" /></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="509"> <div align="left"><span style="color: #ccffcc; font-size: x-small;"><b>PERISTIWA HARI SABTU</b></span></div><div align="left"><span style="color: #ccffcc; font-size: x-small;">Sejak dahulu sudah ditetapkan Allah satu hari dalam se minggu, di hari semua orang diwajibkan berkumpul menjalankan ibadat bersama sama dan menerima tuntunan Allah dengan perantaraan Nabi dan RasulNya masing masing. Tetapi entah kerana apa, di zaman Nabi Musa kaum Bani Israel sama bermohon, agar hari itu dijadikan hari Sabtu saja. <br />
Keinginan mereka ini dikabulkan oleh Allah dan sudah tetaplah menurut syariat Nabi Musa, bahawa hari Sabtu itu adalah hari istimewa, hari mana setiap orang tidak boleh bekerja, tetapi hari itu dikhaskan hanya semata-mata untuk menyembah Allah, untuk bersyukur kepada Tuhan dan hari menerima pelajaran Tuhan atau agama. <br />
Begitulah telah menjadi adat, syariat dan tradisi bagi Bani Israel, sejak zaman Nabi Musa sampai ke zaman Nabi Daud a.s. Di sebuah kampung yang terletak di pinggir Lautan Merah, bernama kampung Allah, di mana tinggal bangsa keturunan Bani Israel juga. Mereka juga menjalankan syariat yang menjadikan hari Sabtu itu semata-mata untuk beribadat saja. <br />
Kerana adat dan syariat yang sudah turun temurun begitu lama, di mana tidak seorang juga di antara manusia yang pergi ke ladang membajak, tidak seorang juga pergi ke pasar berniaga, tidak seorang juga pergi ke laut menangkap ikan, maka syariat Bani Israel itu menyebabkan timbulnya sebuah tradisi pada ikan yang hidup di dalam laut di sekitar desa itu. <br />
Tidak begitu jauh dari pantai di desa itu, ada dua buah batu besar yang putih warnanya di dalam laut. Saban hari Sabtu, bukan main banyaknya ikan ikan besar yang lalu dan bermain main di antara dua buah batu besar itu. Rupanya ikan ikan itupun sudah tahu, bahawa kalau mereka berman main di situ pada hari Sabtu, tidak seorang juga manusia yang menangkap mereka, sedang di hari-hari yang lain, tidak ada se ekor pun di antara ikan ikan itu yang muncul di situ, kerana bila ada se ekor saja, sudah pasti akan ditangkap oleh manusia untuk menjadi makanannya yang paling enak. Di hari hari selain hari Sabtu mereka hampir seluruhnya pergi ke laut menangkap ikan. <br />
Dari hari ke sehari, tahun ke tahun, makin banyak juga ikan ikan besar Lautan Merah yang melancung pada tiap hari Sabtu ke antara dua batu besar itu. Hal ini akhirnya menerbitkan selera bangsa Bani Israel yang tinggal di desa itu. <br />
Nafsu tamak dan keinginan untuk memakan daging ikan yang besar-besar itu, menyebabkan mereka lupa kepada ajaran agama mereka sendiri. Mereka berkumpul bermesyuarat, bertukar fikiran. Mereka berkata: Kenapa kita biarkan saja ikan ikan besar sebanyak itu berkeliaran di hadapan kita di hari Sabtu ini. Sedang di hari hari lainnya, kita bermati matian ke tengah laut yang luas mencari ikan dengan bersusah-payah, kadang-kadang dengan mengorbankan jiwa kita sendiri. Alangkah baiknya kalau di hari Sabtu itu, kita tangkap semua ikan yang lalu antara dua buah batu itu, kita pasti akan mendapatkan ikan sebanyak banyaknya dengan jalan yang amat mudah. <br />
Fikiran ini lekas diterima oleh lain-lain orang di kampung itu, kecuali beberapa orang saja yang tetap beriman dan tidak sudi melanggar aturan agama. <br />
Begitulah setiap hari Sabtu penduduk kampung itu bersama sama menangkap ikan di antara dua buah batu besar itu dengan mudah sekali. Hasil mereka sehari itu jauh lebih banyak dari hasil mereka di hari hari lainnya yang enam hari itu. Alangkah senang hati mereka mendapat akal yang demikian itu. <br />
Dengan akal ini, maka hari Sabtu itu sudah mereka robah, bukan untuk menyembah Allah lagi, tetapi mereka jadikan hari melupakan Allah, hari beriang gembira, makan makan besar dengan ikan ikan besar yang mereka dapati di hari Sabtu yang istimewa itu. Di hari Sabtu itulah mereka makan seenak enaknya dan sebanyak banyaknya, dengan daging ikan ikan besar yang berbagai-bagai pula macam ragamnya. <br />
Setelah pekerjaan mereka itu diketahui oleh orang orang yang beriman, mereka memberikan nasihat kepada yang melanggar aturan agama itu. Tetapi nasihat ini tidak masuk lagi ke dalam hati mereka. Akhirnya oleh golongan yang beriman, diadakan tindakan kekerasan untuk menginsafkan orang orang yang sudah sesat itu. Dengan kekuatan senjata, mereka jaga agar jangan sampai ada seorang juga di antara penduduk yang menangkap ikan di hari Sabtu itu. <br />
Tetapi mereka yang ingkar dan sesat itu sama sama memprotes keras: Kampung ini bukan kepunyaanmu saja, kami juga turut berhak atas kampung ini. Tetapi kenapa kamu melarang kami berbuat apa yang kami inginkan di kampung kami sendiri? Kami merdeka berbuat itu semua, apalagi mencari rezeki yang berupa makanan itu. Atau kalau kamu tidak suka kami mengerjakan apa yang kami perlukan, lebih baik kampung ini kita bagi dua saja. Setengahnya untuk kami, kami merdeka berbuat apa saja yang kami kehendaki di kampung bahagian kami dan setengah lagi untukmu dan kamu merdeka pula berbuat apa saja yang kamu kehendaki atasnya. <br />
Untuk menghindarkan selisih dan pertumpahan darah, orang orang yang beriman akhirnya suka kalau kampung itu di bagi antara kedua golongan itu. Kampung itu lalu di bagi dua. Kedua golongan disetiap kampung itu, kini merdeka berbuat sekehendak hati masing masing. Golongan yang sudah sesat itu berkecimpungan dengan keingkaran, mereka telah melupakan Tuhan dan makan makan besar setiap hari Sabtu, yang oleh Allah telah ditetapkan hanya untuk beribadat kepadaNya itu. <br />
Adapun orang-orang yang beriman selalu menasihatkan kepada sesama mereka, agar jangan meniru perbuatan salah dari orang-orang yang sesat itu, kerana itu akan berakhir dengan dosa dan petaka yang diakhiri dengan seksaan Allah yang sebesar-besarnya, Setelah semua anjuran itu oleh golongan yang sesat itu tidak di acuhkan sama sekali, akhirnya perbuatan mereka itu dibiarkan saja, diserahkan kepada Tuhan saja untuk menghukumnya. <br />
Tetapi Nabi Daud tidak mahu membiarkan begitu saja orang melanggar perintah Allah. Nabi Daud terus menerus menasihati mereka, agar mereka kembali kepada ajaran Nabi dan agamanya. Tetapi mereka hanya menggelengkan kepalanya, bahkan mengejek ejek. <br />
Akhirnya Nabi Daud tidak dapat membiarkan dan tidak dapat pula memberi nasihat lagi. Masalah ini diserahkannya kepada Allah semata mata, dengan doa agar Allahlah yang mengajari orang orang yang sudah sesat itu. <br />
Orang-orang yang ingkar itu rupanya menjadi semakin ingkar dan semakin tamak dalam hidupnya, akhirnya mereka mengerjakan segala macam dosa dan noda dalam hidupnya. Tabiat mereka berubah menjadi saperti kera atau beruk, tidak tahu akan halal dan haram, tidak kenal akan permatang atau pagar. Akhirnya bukan hanya tabiatnya saja yang jelek begitu rupa, tetapi rupa dan bentuk mereka juga jadi memburuk. Tabiat yang kasar dan dosa yang terlalu banyak, telah merobah bentuk rupa mereka juga, menyerupai kera atau beruk, menjadi binatang lata. <br />
Pada suatu hari terjadilah gempa besar di desa itu. Dengan gempa besar itu, semua kaum Mukminin, sama keluar dari rumah rumah mereka minta perlindungan dari Allah. Adapun orang orang yang sudah sesat itu, masih tetap makan-makan besar dengan hasil penangkapan ikan mereka di hari Sabtu itu. Akhirnya datang lagi gempa yang kedua, ketiga, keempat berturut turut tidak putus putusnya, yang semakin hebat dan dahsyat juga. Dengan gempa dahsyat itu, lenyaplah semua orang yang ingkar itu terpelanting ke dalam laut, di timpa oleh batu batu dan rumah rumah yang runtuh, sedang orang orang yang beriman tetap selamat, berkat perlindungan dari Allah s.w.t. </span></div></td></tr>
</tbody></table></td></tr>
</tbody></table>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-25717797596357900792012-02-22T22:56:00.000-08:002012-02-22T22:56:18.430-08:00Kisah Nabi Zulkifli ‘alaihis salam; Nabi yang Tidak Terlena Kemewahan<h2 class="entry-title" style="color: #e69138;">Kisah Nabi Zulkifli ‘alaihis salam; Nabi yang Tidak Terlena Kemewahan</h2><div class="metadata"> <span style="color: #f1c232;">Posted Mei 12, 2009 by komunitasamam in </span><a href="http://komunitasamam.wordpress.com/category/keislaman/" rel="category tag" style="color: #f1c232;" title="Lihat seluruh tulisan dalam keislaman">keislaman</a><span style="color: #f1c232;">. Ditandai:</span><a href="http://komunitasamam.wordpress.com/tag/basyar/" rel="tag" style="color: #f1c232;">Basyar</a><span style="color: #f1c232;">, </span><a href="http://komunitasamam.wordpress.com/tag/lukman-hakim-zuhdi/" rel="tag" style="color: #f1c232;">Lukman Hakim Zuhdi</a><span style="color: #f1c232;">, </span><a href="http://komunitasamam.wordpress.com/tag/nabi-ayyub/" rel="tag" style="color: #f1c232;">Nabi Ayyub</a><span style="color: #f1c232;">, </span><a href="http://komunitasamam.wordpress.com/tag/nabi-ibrahim/" rel="tag" style="color: #f1c232;">Nabi Ibrahim</a><span style="color: #f1c232;">, </span><a href="http://komunitasamam.wordpress.com/tag/nabi-zulkifli/" rel="tag" style="color: #f1c232;">Nabi Zulkifli</a><span style="color: #f1c232;">, </span><a href="http://komunitasamam.wordpress.com/tag/rahmah/" rel="tag" style="color: #f1c232;">Rahmah</a><span style="color: #f1c232;">. </span><span class="feedback" style="color: #f1c232;"><a href="http://komunitasamam.wordpress.com/2009/05/12/kisah-nabi-zulkifli-%e2%80%98alaihis-salam/#comments" title="Komentar pada Kisah Nabi Zulkifli ‘alaihis salam; Nabi yang Tidak Terlena Kemewahan">38 Komentar</a></span></div><div style="color: #f1c232;"><strong>Penutur Ulang Lukman Hakim Zuhdi </strong></div><div style="color: #f1c232;">Seseorang yang telah ditentukan oleh Allah SWT untuk menjadi nabi dan rasul adalah hamba yang terbaik, sabar dan saleh. Tersebutlah nama Nabi Zulkifli ‘alaihis salam di antaranya. Ayah Nabi Zulkifli bernama Nabi Ayyub ‘alaihis salam. Ibunya bernama Rahmah. Dengan demikian, Nabi Zulkifli masih terhitung cucu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Sebetulnya nama asli Nabi Zulkifli ialah Basyar. Namun karena ia selalu mampu memegang amanat dan janji, maka dijuluki Zulkifli. Secara sederhana, Zulkifli berarti orang yang sanggup. <span id="more-161"></span></div><div style="color: #f1c232;">Sejak kecil hingga dewasa, Nabi Zulkifli belum pernah berbohong kepada siapapun. Semua janji yang diucapkannya senantiasa ditepati, sehingga teman-teman dan orang-orang sangat senang kepadanya. Selain itu, ia cepat dikenal masyarakat lantaran semua tingkah lakunya mencerminkan kebaikan dan kebenaran. Sikap dan pendiriannya tidak mudah goyah. Emosinya benar-benar terkontrol secara baik. Saat ditimpa cobaan dan mendapat masalah, ia pun menerimanya secara sabar, tanpa mau mengeluh atau cerita ke orang lain. Ia lebih suka curhat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.</div><div style="color: #f1c232;">Nabi Zulkifli dibesarkan di sebuah negara yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Raja tidak suka mementingkan dirinya. Semua pikiran, tenaga dan harta kekayaannya ditumpahkan demi wilayah dan bangsa yang dicintainya. Wajar bila seluruh rakyatnya hidup makmur dalam suasana kedamaian. Sayangnya raja itu sudah sangat tua dan tidak memiliki keturunan sama sekali. Sang raja sangat bingung dan gelisah mengenai penggantinya kelak, termasuk nasib negara dan warganya.</div><div style="color: #f1c232;"><strong>Nabi Zulkifli Memenangkan Sayembara</strong></div><div style="color: #f1c232;">Berhari-hari sang raja memikirkan persoalan tersebut. Ia pun meminta pertimbangan dan berdiskusi dengan para penasehat istana. Akhirnya ditemukan jalan keluar terbaik, yakni mengadakan sayembara terbuka. Dalam tempo cepat pengumuman sayembara sudah tersebar ke seluruh daerah kekuasaannya. Di antara materi sayembara itu ialah untuk memberi kesempatan kepada seluruh rakyatnya agar bisa memimpin negaranya. Adapun caranya, rakyat diminta hadir di halaman istana yang luas pada hari dan waktu yang telah ditentukan.</div><div style="color: #f1c232;">Saat yang ditunggu tiba. Sejak pagi hari rakyat berbondong-bondong datang memenuhi alun-alun istana untuk mengikuti sayembara. Nabi Zulkifli ada di antara kerumunan massa. Mereka harap-harap cemas menanti kemunculan raja di panggung utama. Beberapa dari mereka ada yang percaya diri dan yakin akan bisa duduk di atas singgasana menggantikan raja. Setelah para pengawal istana berusaha menenangkan rakyat, raja baru menampakkan diri dengan baju kebesarannya. Spontan terdengar gemuruh tepuk tangan menandai rasa hormat dan cintanya terhadap raja.</div><div style="color: #f1c232;">Raja berdiri di mimbar. Ia memandangi lautan manusia yang telah menyemut dan menanti pernyataannya. Rakyat terdiam, suasana hening. “Wahai seluruh rakyat yang aku cintai, seperti diketahui, kini aku sudah lanjut usia. Aku pun tidak mempunyai keturunan yang bisa meneruskan kejayaan kerajaan ini. Sementara aku tidak akan lama lagi berada di antara kalian. Sebagaimana yang berlaku selama ini, titah raja selalu dituruti dan tingkah lakunya diikuti rakyatnya. Maka dari itu, aku akan mengambil salah satu dari kalian yang terbaik. Sebagai persyaratan utama, orang yang akan menempati posisiku adalah orang yang pada siang hari melakukan puasa dan malam hari mengerjakan ibadah.” Demikian isi pidato raja dengan nada bicara yang tegas dan berwibawa.</div><div style="color: #f1c232;">Seusai memberikan penjelasan, raja mempersilakan rakyatnya yang merasa sanggup dengan persyaratannya agar mengangkat tangannya. Namun setelah ditunggu beberapa lama, tidak ada seorang pun yang berani mengacungkan jarinya. Bagi mereka, ketentuan itu jelas sangat berat. Tiba-tiba Nabi Zulkifli mengangkat tangan, melangkah ke hadapan raja, kemudian berkata dengan mantap tapi tetap rendah hati, “Maaf baginda, kiranya hamba sanggup menjalankan puasa pada siang hari dan mengerjakan ibadah pada malam hari.”</div><div style="color: #f1c232;">Semua yang hadir terkejut, tak terkecuali raja. Raja tidak yakin kepadanya mengingat usia Nabi Zulkifli masih sangat muda. Raja mengamati Nabi Zulkifli secara detail dari ujung rambut hingga ujung kaki. Nabi Zulkifli kembali menegaskan, “Wahai paduka, hamba tidak main-main dengan ucapan hamba. Apa yang paduka minta akan hamba laksanakan.” Raja terdiam sejenak, lantas memutuskan untuk mengabulkan permohonan Nabi Zulkifli. Selang beberapa menit acara sayembara usai. Rakyat membubarkan diri, pulang ke rumah masing-masing.</div><div style="color: #f1c232;"><strong>Nabi Zulkifli Tidak Terlena Kemewahan</strong></div><div style="color: #f1c232;">Malam harinya sang raja bisa tidur tenang. Ia senang sebab sudah menemukan putra mahkota. Sejak itu Nabi Zulkifli tinggal di dalam istana menemani kegiatan-kegiatan raja. Namun, kemewahan segala fasilitas istana, kilauan permata, hamparan permadani, dan empuknya ranjang tidur tidak membuat Nabi Zulkifli lupa daratan. Ia tetap menjadi diri sendiri, hidup sederhana seperti dulu. Menjelang detik-detik mangkat, raja berpesan kepada Nabi Zulkifli agar tetap menjalankan persyaratan sepeninggalnya. Nabi Zulkifli pun bersumpah akan menjaga amanat tersebut hingga akhir hayatnya.</div><div style="color: #f1c232;">Kewafatan sang raja menimbulkan duka yang mendalam bagi rakyatnya, apalagi bagi Nabi Zulkifli. Mereka berduyun-duyun mengantarkan raja ke peristirahatan terakhirnya. Negeri itu dirundung masa berkabung beberapa hari. Sesuai kesepakatan, kekosongan kursi raja segera ditempati Nabi Zulkifli yang merangkap sebagai hakim. Rakyat sangat berharap pemimpin baru mereka lebih membawa kebaikan, kemakmuran dan kedamaian. Setelah menjadi raja, Nabi Zulkifli mulai mengatur jadwal berpuasa, beribadah serta melayani rakyatnya sepenuh jiwa dan raganya.</div><div style="color: #f1c232;">Nabi Zulkifli bekerja hampir tidak mengenal waktu, pagi, siang maupun malam. Seluruh kebutuhan dasar rakyatnya dipenuhi. Urusan-urusan mereka diselesaikannya secara baik dan adil, tanpa menimbulkan gejolak atau memunculkan konflik baru. Ia tidak mau membeda-bedakan orang yang meminta uluran tangannya. Semua diperlakukan sama dan dihadapi dengan sabar. Hasilnya, di bawah kepemimpinannya, rakyat bisa hidup senang, tenteram dan bahagia. Selain itu yang paling penting, sejak menjadi raja, Nabi Zulkifli makin bertambah besar ketakwaannya kepada Allah SWT.</div><div style="color: #f1c232;"><strong>Cobaan Bagi Nabi Zulkifli</strong></div><div style="color: #f1c232;">Satu malam menjelang Nabi Zulkifli beranjak ke tempat tidur, pintu kamarnya diketuk seorang pembantu istana. Menurut pembantunya, seorang warga datang untuk meminta bantuan Nabi Zulkifli. Nabi Zulkifli kemudian menemuinya dengan sikap ramah. Warga itu segera mengadukan persoalannya sembari menundukkan wajahnya. Ia mengaku baru dirampok di tengah perjalanan. Harta bendanya ludes dirampas orang lain. Nabi Zulkifli mendengarkan penuturannya dengan penuh kesabaran.</div><div style="color: #f1c232;">Setelah menyimak apa yang disampaikan warga itu, Nabi Zulkifli merasa ada yang ganjil. Sebab, lokasi yang diduga tempat berlangsungnya peristiwa perampokan sesungguhnya kawasan yang aman. Apalagi, di wilayah negerinya selama ini tidak pernah ada tindak kejahatan. Nabi Zulkifli lantas bertanya siapa sebenarnya tamu ini. Warga yang mengaku telah dirampok itu membuka identitas diri bahwa sesungguhnya ia iblis yang menyerupai manusia. Tujuan kedatangannya hanya ingin menguji dan membuktikan kesabaran, kebaikan dan kesalehan Nabi Zulkifli. Tidak sampai lima menit, iblis itu pun cepat-cepat menghilang dari hadapan Nabi Zulkifli.</div><div style="color: #f1c232;">Lain waktu Nabi Zulkifli mendapat cobaan. Sekelompok orang yang durhaka kepada Allah SWT membuat ulah di dalam negerinya. Nabi Zulkifli memerintahkan pasukan dan rakyatnya supaya memerangi mereka. Namun, mereka tidak mau mengikuti perintahnya. Alasannya, mereka takut mati akibat peperangan itu. Mereka malah meminta jaminan kepada Nabi Zulkifli agar tidak tewas meski ikut berperang. Nabi Zulkifli tidak marah melihat sikap mereka. Ia segera bermunajat kepada Allah SWT. Akhirnya, dalam peperangan itu mereka memperoleh kemenangan dan tidak satu pun dari mereka yang gugur.***</div>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-61596674664397184272012-02-18T23:33:00.000-08:002012-02-18T23:33:21.001-08:00nabi harun<h2><span class="mw-headline" id="Nabi_Harun_fasih_berbicara">Nabi Harun fasih berbicara</span></h2>Harun bin Imran bin Qahits bin Lawi bin Yaakub bin Ishak bin Ibrahim. Baginda ialah adik-beradik seibu Nabi Musa, diutuskan untuk membantu Musa memimpin Bani Israel ke jalan yang benar.<br />
Firman Allah bermaksud: “Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebahagian rahmat Kami, iaitu saudaranya, Harun menjadi seorang nabi.”<br />
Harun dilahirkan tiga tahun sebelum Musa. Beliau yang fasih berbicara dan mempunyai pendirian tetap sering mengikuti Musa dalam menyampaikan dakwah kepada Firaun, Hamman dan Qarun. Nabi Musa sendiri mengakui saudaranya fasih berbicara dan berdebat, seperti diceritakan al-Quran: “Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan) ku, sesungguhnya aku khuatir mereka akan berdusta.” Sepanjang peninggalan Nabi Musa untuk bermunajat di Thur Sina, Harun juga diberikan amanah untuk mengawasi dan memimpin penduduk Bani Israel daripada melakukan kemungkaran, apa lagi menyekutukan Allah dengan benda lain. Musa berkata kepada Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah, jangan kamu mengikuti jalan orang yang melakukan kerosakan.”<br />
Bagaimanapun, sepanjang pemergian Musa ke Thur Sina, berlaku ujian terhadap Bani Israel. Sebilangan mereka menyekutukan Allah dengan menyembah anak lembu yang diperbuat daripada emas oleh Samiri. Mereka menyembah patung lembu itu selepas terpedaya dengan tipu helah Samiri yang menjadikannya sehingga boleh bercakap. Harun sudah mengingatkan mereka kelakuan itu adalah dosa besar, namun segala nasihat dan amaran berkenaan tidak dipedulikan.<br />
Selepas bermunajat selama 40 hari, Musa kembali kepada kaumnya dan sungguh terkejut dengan perbuatan menyembah patung <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Lembu" title="Lembu">lembu</a> itu. Musa bukan saja marah kepada kaumnya, malah Harun sendiri turut ditarik kepala dan janggutnya. Musa bertanya kepada Harun: “Wahai Harun, apa yang menghalangi engkau daripada mencegah mereka ketika engkau melihat mereka sesat? Apakah engkau tidak mengikut aku atau engkau menderhakai perintahku?”. Harun berkata: “Wahai anak ibuku, janganlah engkau renggut janggutku dan janganlah engkau tarik kepalaku, sesungguhnya aku takut engkau akan berkata, “engkau adakan perpecahan dalam Bani Israel dan engkau tidak pelihara perkataanku.” Kemudian Musa mendapatkan Samiri, lalu berkata: “Pergilah kamu dari sini bersama pengikutmu. Patung <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Sapi" title="Sapi">sapi</a> itu yang menjadi tuhanmu akan aku bakar, kemudian aku akan hanyutkan ke dalam laut. Kamu dan pengikutmu pasti mendapat seksa.”<br />
Nabi Harun hidup selama 122 tahun. Baginda wafat 11 bulan sebelum kematian Musa, di daerah al Tiih, iaitu sebelum <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Bani_Israel" title="Bani Israel">Bani Israel</a> memasuki <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Palestin" title="Palestin">Palestin</a>. Mengenai Bani Israel, mereka memang degil, banyak soal dan sukar dipimpin, namun dengan kesabaran Musa dan Harun, mereka dapat dipimpin supaya mengikuti syariat Allah, seperti terkandung dalam Taurat ketika itu.<br />
Selepas Harun dan Musa meninggal dunia, Bani Israel dipimpin oleh Yusya’ bin Nun. Namun, selepas Yusya’ mati, lama-kelamaan sebilangan besar mereka meninggalkan syariat yang terkandung dalam <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Taurat" title="Taurat">Taurat</a>. Malah, ada kalangan mereka yang mengubah hukum di dalam kitab berkenaan, sehingga menimbulkan perselisihan dan perbezaan pendapat, akhirnya menyebabkan perpecahan Bani Israel.cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-6077247518812370272012-02-18T23:18:00.001-08:002012-02-18T23:18:31.428-08:00KISAH NABI SYU'AIB A.S<h2><span class="mw-headline" id="Kisah_Nabi_Syu.27aib_a.s.">Kisah Nabi Syu'aib a.s.</span></h2>Kaum Madyan, kaumnya Nabi Syu'ib, adalah segolongan bangsa <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Arab" title="Arab">Arab</a> yang tinggal di sebuah daerah bernama "Ma'an" di pinggir negeri <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Syam" title="Syam">Syam</a>. Dikhabarkan juga Kaum Madyan ini diambil sempena salah seorang anak kepada Nabi Allah Ibrahim. Mereka terdiri dari orang-orang <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kafir" title="Kafir">kafir</a> yang tidak mengenal <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Tuhan" title="Tuhan">Tuhan</a> Yang Maha Esa (<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a>). Mereka menyembah kepada "Aikah" iaitu sebidang padang pasir yang ditumbuhi beberapa pohon dan tanam-tanaman. Cara hidup dan istiadat mereka sudah sangat jauh dari ajaran <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama">agama</a> dan pengajaran nabi-nabi sebelum <b>Nabi Syu'aib a.s</b>. Nabi Syuaib juga disebut <b>Jethro</b> berdasarkan versi <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Injil" title="Injil">Injil</a> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kristian" title="Kristian">Kristian</a>. Selain sebagai seorang Nabi dan Rasulullah bagi kaum <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Madyan&action=edit&redlink=1" title="Madyan (tidak wujud)">Madyan</a>, Nabi Syu'aib turut merupakan bapa mertua kepada <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Musa_a.s." title="Nabi Musa a.s.">Nabi Musa a.s.</a>, selepas baginda Nabi Syu'aib merestui <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/%E1%B9%A2aff%C5%ABrah" title="Ṣaffūrah">Ṣaffūrah</a> anak perempuannya menikahi Nabi Musa.<br />
Kemungkaran, kemaksiatan dan tipu menipu dalam pergaulan merupakan perbuatan dan perilaku yang lumrah dan rutin dalam kehidupan sehari-harian kaum Madyan atau Midian ini. Kecurangan dan perkhianatan dalam hubungan dagang seperti pemalsuan barang, kecurian dalam takaran dan timbangan menjadi ciri yang sudah sebati dengan diri mereka. Para pedagang dan petani kecil selalu menjadi korban permainan para pedagang-pedagang besar dan para pemilik modal, sehingga dengan demikian yang kaya makin bertambah kekayaannya, sedangkan yang lemah semakin merosot modalnya dan semakin melarat hidupnya.<br />
Sesuai dengan sunnah <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> sejak Adam diturunkan ke bumi bahawa dari waktu ke waktu bila manusia sudah lupakan kepada-Nya dan sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran nabi-nabi-Nya, dan bila <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Iblis" title="Iblis">Iblis</a> serta <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Syaitan" title="Syaitan">syaitan</a> sudah menguasai sesuatu masyarakat dengan ajaran dan tuntutannya yang menyesatkan maka Allah mengutuskan seorang rasul dan nabi untuk memberi penerangan serta tuntutan kepada mereka agar kembali ke jalan yang lurus dan benar, jalan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Iman" title="Iman">iman</a> dan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Tauhid" title="Tauhid">tauhid</a> yang bersih dari segala rupa <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Syirik" title="Syirik">syirik</a> dan persembahan yang bathil.<br />
Kepada kaum Madyan diutuslah oleh Allah seorang Rasul iaitu Nabi Syu'aib, seorang daripada mereka sendiri, sedarah dan sedaging dengan mereka. Baginda mengajak mereka meninggalkan persembahan kepada Aikah, sebuah benda mati yang tidak bermanfaat atau bermudharat dan sebagai gantinya melakukan persembahan dan sujud kepada Allah Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi termasuk sebidang tanah yang mereka puja sebagai tuhan mereka. Nabi Syu'aib menyeru kepada mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan dan kelakukan-kelakuan yang dilarang oleh Allah serta membawa kerugian bagi sesama manusia serta mengakibat kerosakan dan kebinasaan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Masyarakat" title="Masyarakat">masyarakat</a>. Mereka diajak agar berlaku adil dan jujur terhadap diri sendiri dan terutama terhadap orang lain, meninggalkan perkhianat dan kezaliman serta perbuatan curang dalam hubungan dagang, perampasan hak milik seseorang dan penindasan terhadap orang-orang yang lemah dan <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Miskin" title="Miskin">miskin</a>.<br />
Diingatkan oleh Nabi Syu'aib akan nikmat Allah dan kurniaan-Nya yang telah memberi mereka tanah subur serta sarana-sarana kemakmuran yang berlimpah-ruah dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan anak cucu yang pesat. Semuanya itu menurut seruan Nabi Syu'aib, patut diimbangi dengan rasa bersyukur dan bersembah kepada Allah Maha Pencipta yang akan melipat gandakan nikmat dan kurnia-Nya kepada orang-orang yang beriman dan bersyukur. Diingatkan pula Nabi Syu'aib bahawa mereka tidak mahu sedar dan kembali kepada jalan yang benar mengikuti ajaran dan perintah Allah yang dibawanya, nescaya Allah akan mencabut nikmat dan kurnia-Nya kepada mereka, bahkan akan menurunkan azabnya atas mereka di dunia selain seksa dari azab yang menanti mereka kelak di akhirat bila di bangkitkan kembali dari kubur.<br />
Kepada mereka Nabi Syu'aib dikisahkan seksa dan azab yang diturunkan oleh Allah terhadap kaum Nuh, kaum Hud, kaum Saleh dan paling dekat kaum Luth yang kesemua telah menderita dan menjadi binasa akibat kekafiran, keangkuhan dan keengganan mereka mengikuti ajaran serta tuntutan nabi-nabi yang diutus Allah kepada Mereka. Diingatkan oleh Nabi Syu'aib agar mereka beriktibar dan ingat bahwa mereka akan mengalami nasib yang telah dialami oleh kaum-kaum itu jika mereka tetap melakukan persembahan yang bathil serta tetap melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk dan jahat.<br />
<h2><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Syu%27aib_a.s.&action=edit&section=2" title="Sunting bahagian: Dakwahnya">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Dakwahnya">Dakwahnya</span></h2>Dakwah dan ajakan Nabi Syu'aib disambut oleh mereka terutama penguasa, pembesar serta orang-orang kaya dengan ejekan dan olok-olok. Mereka berkata: "Adakah kerana solatmu, engkau memerintahkan kami menyembah selain apa yang telah kami sembah sepanjang hayat kami. Persembahan mana pula telah dilakukan oleh nenek moyang kami dan diwariskan kepada kami. Dan apakah juga karena solatmu engkau menganjurkan kami meninggalkan cara-cara hidup sehari-hari yang nyata telah membawa kemakmuran dan kebahagian bagi kami bahkan sudah menjadi adat istiadat kami turun temurun. Sungguh kami tidak mengerti apa apa tujuanmu dan apa maksudmu dengan ajaran-ajaran baru yang engkau bawa kepada kami. Sungguh kami menyaksikan kesempurnaan akalmu dan keberesan otakmu!"<br />
Ejekan dan olok-olok mereka didengar dan diterima oleh Syu'aib dengan kesabaran dan kelapangan dada. Ia sesekali tidak menyambut kata-kata kasar mereka dengan marah atau membalasnya dengan kata-kata yang kasar pula. Ia bahkan makin bersikap lemah lembut dalam dakwahnya dengan menggugah hati nurani dan akal mereka supaya memikirkan dan merenungkan apa yang dikatakan dan dinasihatkan kepada mereka. Dan sesekali ia menonjolkan hubungan darah dan kekeluargaannya dengan mereka, sebagai jaminan bahwa ia menghendaki perbaikan bagi hidup mereka di dunia dan akhirat dan bukan sebaliknya. Ia tidak mengharapkan sesuatu balas jasa atas usaha dakwahnya. Ia tidak pula memerlukan kedudukan atau menginginkan kehormatan bagi dirinya dari kaumnya. Ia akan cukup merasa puas jika kaumnya kembali kepada jalan Allah, masyarakatnya akan menjadi masyarakat yang bersih dari segala kemaksiatan dan adat-istiadat yang buruk. Ia akan menerima upahnya dari Allah yang telah mengutuskannya sebagai rasul yang dibebani amanat untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kaumnya sendiri.<br />
<h2><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Syu%27aib_a.s.&action=edit&section=3" title="Sunting bahagian: Kaumnya">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Kaumnya">Kaumnya</span></h2>Kaum Syu'aib akhirnya merasa jengkel dan jemu melihat Nabi Syu'aib tidak henti-hentinya berdakwah bertabligh pada setiap kesempatan dan di mana saja ia menemui orang berkumpul. Penghinaan dan ancaman dilontar kepada Nabi Syu'aib dan para pengikutnya akan diusir dan akan dikeluarkan dari Madyan jika mereka mahu menghentikan dakwahnya atau tidak mahu mengikuti agama dan cara hidup mereka. Berkata mereka kepada Nabi Syu'aib dengan nada mengejek: "Kami tidak mengerti apa yang kamu katakan. Nasihat-nasihatmu tidak mempunyai tempat di dalam hati dan kalbu kami. Engkau adalah seorang yang lemah fizikalnya, rendah kedudukan dalam pengaulan maka tidak mungkin engkau dapat mempengaruhi atau memimpin kami yang berfizikal lebih kuat dan berkedudukan yang lebih tinggi dari mu. Cuba tidak kerana kerabatmu yang kami segani dan hormati, nescaya engkau telah kami rejam dan sisihkan dari pengaulan kami."<br />
Nabi Syu'aib menjawab: "Aku tidak akan hentikan dakwahku kepada risalah Allah yang telah diamanahkan kepadaku dan janganlah kamu mengharapkan bahwa aku mahupun para pengikutku akan kembali mengikuti agamamu dan adat-istiadatmu setelah Allah memberi hidayahnya kepada kami. Pelindunganku adalah Allah Yang Maha Berkuasa dan bukan kaum kerabatku, Dialah yang memberi tugas kepadaku dan Dia pula akan melindungiku dari segala gangguan dan ancaman. Adakah sanak saudaraku yang engkau lebih segani daripada Allah yang Maha Berkuasa?"<br />
Sejak berdakwah dan bertabligh menyampaikan risalah Allah kepada kaum Madyan, Nabi Syu'aib berhasil menyedarkan hanya sebahagian kecil dari kaumnya, sedangkan bahagian yang terbesar masih tertutup hatinya bagi cahaya iman dan tauhid yang diajar oleh beliau. Mereka tetap berkeras kepala mempertahankan tradisi, adat-istiadat dan agama yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Itulah satu-satunya alasan yang mereka kemukakan untuk menolak ajaran Nabi Syu'aib dan itulah benteng mereka satu-satunya tempat mereka berlindung dari serangan Nabi Syu'aib atas persembahan mereka yang bathil dan adat pengaulan mereka yang mungkar dan sesat. Di samping itu jika mereka sudah merasa tidak berdaya menghadapi keterangan-keterangan Nabi Syu'aib yang didukung dengan dalil dan bukti yang nyata kebenaran, mereka lalu melemparkan tuduhan-tuduhan kosong seolah-olah Nabi adalah tukang sihir yang ulung. Mereka telah berani menentang Nabi Syu'aib untuk membuktikan kebenaran risalahnya dengan memdatangkan bencana dari Allah yang ia sembah dan menganjurkan orang menyembah-Nya pula.<br />
Mendengar tentangan kaumnya yang menandakan hati mereka telah tertutup rapat-rapat bagi sinar agama dan wahyu yang ia bawa dan bahwa tiada harapan lagi akan menarik mereka ke jalan yang lurus serta mengangkat mereka dari lembah syirik dan kemaksiatan serta pergaulan buruk, maka bermohonlah Nabi Syu'aib kepada Allah agak menurunkan azzab seksanya kepada kaum Madyan bahwa wujud-Nya serta menentang kekuasaannya untuk menjadi ibrah dan peringatan bagi generasi-generasi yang akan datang.<br />
Allah Yang Maha berkuasa berkenan menerima permohonan dan doa Syu'aib, maka diturunkanlah lebih dahulu di atas mereka hawa udara yang sangat panas yang mengeringkan kerongkongan kerena dahaga yang tidak dapat dihilangkan dengan air dan membakar kulit yang tidak dapat diubati dengan berteduh di bawah atap rumah atau pohon-pohon. Di dalam keadaan mereka yang sedang bingung, panik berlari-lari ke sana ke mari, mencari perlindungan dari terik panasnya matahari yang membakar kulit dan dari rasa dahaga karena keringnya kerongkong tiba-tiba terlihat di atas kepala mereka gumpalan awan hitam yang tebal, lalu berlarilah mereka ingin berteduh dibawahnya. Namun setelah mereka berada di bawah awan hitam itu seraya berdesak-desak dan berjejal-jejal, jatuhlah ke atas kepala mereka percikan api dari jurusan awan hitam itu diiringi oleh suara petir dan gemuruh ledakan dahsyat sementara bumi di bawah mereka bergoyang dengan kuatnya menjadikan mereka berjatuhan, tertimbun satu di bawah yang lain dan melayanglah jiwa mereka dengan serta-merta.<br />
Nabi Syu'aib merasa sedih atas kejadian yang menimpa kaumnya dan berkata kepada para pengikutnya yang telah beriman: "Aku telah sampaikan kepada mereka risalah Allah, menasihati dan mengajak mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan mungkar serta persembahan bathil mereka dan aku telah memperingatkan mereka akan datangnya seksaan Allah bila mereka tetap berkeras hati, menutup telinga mereka terhadap suara kebenaran ajaran-ajaran Allah yang aku bawa, namun mereka tidak menghiraukan nasihatku dan tidak mempercayai peringatanku. Kerenanya tidak patutlah aku bersedih hati atas terjadinya bencana yang telah membinasakan kaumku yang kafir itu.'<br />
Kisah Nabi Syu'aib dikisahkan oleh Al-Quran dalam 39 ayat pada 4 surah, di antaranya surah "Asy-Syu'ara" ayat 176 sehingga 191 sebagai berikut :~<br />
<i>"176.~ Kaum Aikah telah mendustakan rasul-rasul.177.~ Ketika Syu'aib berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?"178.~ Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan.179.~ maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.180.~ dan aku sesekali tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.181.~ Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan.182.~ dan timbanglah dengan timbang yang lurus.83.~ Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu bermaharajalela di bumi dengan membuat kerosakan.184.~ Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang terdahulu.185.~ Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah seorang daripada orang-orang yang kena sihir.186.~ Dan kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami dan sesungguhnya kami yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta.187.~ MAka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit jika kamu termasuk orang-orang yang benar.188.~ Syu'aib berkata: "Tuhanku lebih mengetahui apa yang engkau kerjakan".189.~ Kemudian mereka mendustakan Syu'aib lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda {kekuasaan Allah} tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.191.~ Dan Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang." { Asy-Sua'ara : 176 ~ 191 }</i><br />
Surah "Hud" ayat 84 sehingga ayat 95 sebagai berikut :~<br />
<i>"84.~ Dan kepada {penduduk} Madyan {Kami utus} saudara mereka Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku sembahlah Allah sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi sukatan dan timbangan sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik {mampu} dan sesungguhnya aku khuatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan {kiamat}.85.~ Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku cukupkanlah sukatan dan timbangan dengan adil dan jgnlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.86.~ Sisa {keuntungan dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu adalah orang-orang yang beriman}. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu."87.~ Mereka berkata: "Hai Syu'aib apakah sembahyangmu menyuruh kami agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapa-bapa kami atau melarang kami membuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sgt penyantun lagi berakal."88.~ Syu'aib berkata: "Hai kaumku bagaimana fikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan anugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik {patutlah aku menyalahi perintah-Nya}? Dan aku tidak mahu menyalahi kamu {dengan mengerjakan} apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali {mendatangkan} kebaikan selama aku masih bersanggupan. Dan tidak apa taufik bagiku melainkan dengan {pertolongan} Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nyalah aku kembali.89.~ Hai kaumku janganlah hendaknya pertentangan antara ku {dengan kamu} menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh sedang kaum Luth tidak {pula} jauh {tempatnya/masanya} dari kamu.90.~ Dan mohonlah ampun daripada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih."91.~ Mereka berkata: "Hai Syu'aib? Kami tidak banyak mengetahui tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu adalah seorang yang lemah di antara kami kalaulah tidak karena keluargamu tentulah kami akan merejam kamu sedang kamu pun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami."92.~ Syu'aib menjawab: "Hai kaumku! Apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu? Sesungguhnya {pengetahuan} Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan."93.~ Dan {dia berkata}: "Hai kaumku perbuatlah menurut kemampuanmu sesungguhnya aku pun berbuat {pula}. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan kedatangan azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab {Tuhan}. Sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu."94.~ Dan tatkal datang azab Kami, Kami selamtkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh suatu suara yang mengguntur lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.95.~ Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa." { Hud : 84 ~ 95 }</i><br />
Surah "Al-A'raaf" ayat 85 sehingga 93 sebagai berikut :~<br />
<i>"85.~ Dan {Kami telah mengutuskan} kepada penduduk Madyan saudara mereka Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku! sembahlah Allah, sesekali tiada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadaku bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah sukatan dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang sukatan dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang yang beriman".86.~ Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit kemudian di perbanyak {oleh Allah}. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.87.~ Jiak ada segolongan daripada kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk menyampaikannya dan ada pula segolongan yang tidak beriman , maka bersabarlah sehingga Allah menerapkan hukuman-Nya di antara kita dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.88.~ Pemuka-pemuka drp kaum Syu'aib yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami atau kamu kembali kepada agama kami." Berkata Syu'aib: "Dan apakah {kamu akan mengusir kami}, meski pun kami tidak menyukainya?"89.~ Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami daripadanya, Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah , Tuhan kami menghendakinya. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak {adil} dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya".90.~ Pemuka-pemuka kaum Syu'aib yang kafir berkata {kepada sesamanya}: "Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu'aib, tentu kamu jika berbuat demikian {menjadi} orang-orang yang merugi".91.~ Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka.92.~ {iaitu} orang-orang yang mendustakan Syu'aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu, orang-orang yang mendustakan Syu'aib mereka itulah orang-orang yang rugi.93.~ Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasihat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir." { Al-A'raf : 85 ~ 93 }</i><br />
Dan <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Surah" title="Surah">surah</a> "Al-Hijr" ayat 78 sehingga 79 sebagai berikut :~<br />
<i>"Dan sesungguhnya penduduk Aikah itu benar-benar kaum yang zalim.79.~ Maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota itu {Aikah dan Sadum kota kaum Luth} benar-benar terletak di jalan umum yang terang." { Al-Hijr : 78 ~ 79 }</i>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-89974307393704795572012-02-18T23:15:00.000-08:002012-02-18T23:15:14.868-08:00nabi ya'akub<h2><span class="mw-headline" id="Kisah_Nabi_Ya.27akub_a.s.">Kisah Nabi Ya'akub a.s.</span></h2>Nabi Ya'akub adalah putera dari <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Ishaq_a.s." title="Nabi Ishaq a.s.">Nabi Ishaq a.s.</a> bin <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Ibrahim_a.s." title="Nabi Ibrahim a.s.">Nabi Ibrahim a.s.</a> sedang ibunya adalah anak saudara dari <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Ibrahim_a.s." title="Nabi Ibrahim a.s.">Nabi Ibrahim a.s.</a>, bernama Rifqah binti A'zar (juga disebut Rabekah atau Rivkah dalam versi Yahudi dan Injil Kristian). Ishaq mempunyai anak kembar, satu Ya'akub dan satu lagi bernama Ishu (atau Esau dalam versi Yahudi dan Injil Kristian). Antara kedua saudara kembar ini tidak terdapat suasana rukun dan damai serta tidak ada menaruh kasih-sayang satu terhadap yang lain bahkan Ishu mendendam dengki dan iri hati terhadap Ya'qub saudara kembarnya yang memang dimanjakan dan lebih disayangi serta dicintai oleh ibunya. Hubungan mereka yang renggang dan tidak akrab itu makin buruk dan tegang setelah diketahui oleh Ishu bahwa Ya'qublah yang diajukan oleh ibunya ketika ayahnya minta kedatangan anak-anaknya untuk diberkati dan didoakan, sedangkan dia tidak diberitahu dan karenanya tidak mendapat kesempatan seperti Ya'qub memperoleh berkat dan doa ayahnya, Nabi Ishaq.<br />
<br />
Melihat sikap saudaranya yang bersikap kaku dan dingin dan mendengar kata-kata sindirannya yang timbul dari rasa dengki dan irihati, bahkan ia selalu diancam. Maka, datanglah Ya'qub kepada ayahnya mengadukan sikap permusuhan itu. Ya'akub berkata mengeluh : " Wahai ayahku! Tolonglah berikan fikiran kepadaku, bagaimana harus aku menghadapi saudaraku Ishu yang membenciku mendendam dengki kepadaku dan selalu menyindirku dengan kata-kata yang menyakitkan hatiku, sehinggakan hubungan persaudaraan kami berdua renggang dan tegang, tidak ada saling cinta mencintai dan saling sayang-menyayangi. Dia marah kerana ayah memberkati dan mendoakan aku agar aku memperolehi keturunan soleh, rezeki yang mudah dan kehidupan yang makmur serta kemewahan . Dia menyombongkan diri dengan kedua orang isterinya dari suku Kan'aan dan mengancam bahawa anak-anaknya dari kedua isteri itu akan menjadi saingan berat bagi anak-anakku kelak didalam pencarian dan penghidupan dan macam-macam ancaman lain yang mencemas dan menyesakkan hatiku. Tolonglah ayah berikan aku fikiran bagaimana aku dapat mengatasi masalah ini serta mengatasinya dengan cara kekeluargaan.<br />
<br />
Berkata Nabi Ishaq yang memang sudah merasa kesal hati melihat hubungan kedua puteranya yang makin hari makin meruncing:" Wahai anakku, kerana umurku yang sudah lanjut aku tidak dapat menengahi kamu berdua. Ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, badanku sudah membongkok, raut mukaku sudah berkerut dan aku sudah berada di ambang pintu perpisahan dari kamu dan meninggalkan dunia yang fana ini. Aku khuatir bila aku sudah menutup usia, gangguan saudaramu Ishu kepadamu akan makin meningkat dan ia secara terbuka akan memusuhimu, berusaha mencari kecelakaan mu dan kebinasaanmu. Ia dalam usahanya memusuhimu akan mendapat sokongan dan pertolongan dan saudara-saudara iparnya yang berpengaruh dan berwibawa di negeri ini. Maka jalan yang terbaik bagimu, menurut fikiranku, engkau harus pergi meninggalkan negeri ini dan berhijrah engkau ke Faddam A'ram di daerah Iraq, di mana bapa saudaramu iaitu saudara ibumu, Laban bin Batu;il. Engkau dapat mengharap dikahwinkan kepada salah seorang puterinya. Oleh yang demikian , menjadi kuatlah kedudukan sosialmu, agar disegani dan dihormati orang kerana kedudukan mertuamu yang menonjol di mata masyarkat. Pergilah engkau ke sana dengan iringan doa daripadaku. Semoga Allah memberkati perjalananmu, memberi rezeki murah dan mudah serta kehidupan yang tenang dan tenteram.<br />
<br />
Nasihat dan anjuran si ayah mendapat tempat dalam hati Ya'akub. Melihat dalam anjuran ayahnya jalan keluar yang dikehendaki dari krisis hubungan persaudaraan antaranya dan Ishu, dengan mengikuti saranan itu, dia akan dapat bertemu dengan bapa saudaranya dan anggota-anggota keluarganya dari pihak ibunya . Ya'akub segera berkemas-kemas dan membungkus barang-barang yang diperlukan dalam perjalanan dan dengan hati yang terharu serta air mata yang tergenang di matanya ia meminta kepada ayahnya dan ibunya ketika akan meninggalkan rumah.<br />
<br />
<h3><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Ya%27akub_a.s.&action=edit&section=2" title="Sunting bahagian: Nabi Ya'qub Tiba di Iraq">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Nabi_Ya.27qub_Tiba_di_Iraq">Nabi Ya'qub Tiba di Iraq</span></h3>Dengan melalui padang pasir dan gurun yang terbentang luas dengan panas mataharinya yang terik dan angin samumnya {panas} yang membakar kulit, Ya'qub meneruskan perjalanan seorang diri, menuju ke Faddam A'ram dimana bapa saudaranya Laban tinggal. Dalam perjalanan yang jauh itu , ia sesekali berhenti beristirehat bila merasa letih dan lesu .Dan dalam salah satu tempat perhentiannya ia berhenti kerana sudah sangat letih, lalu tertidurlah Ya'akub dibawah teduhan sebuah batu karang yang besar .Dalam tidurnya yang nyenyak, ia mendapat mimpi bahawa ia dikurniakan rezeki yang luas, penghidupan yang aman damai, keluarga dan anak cucu yang soleh dan bakti serta kerajaan yang besar dan makmur. Terbangunlah Ya'akub dari tidurnya, mengusapkan matanya menoleh ke kanan dan ke kiri dan sedarlah ia bahawa apa yang dilihatnya hanyalah sebuah mimpi namun ia percaya bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan di kemudian hari sesuai dengan doa ayahnya yang masih tetap mendengung di telinganya. Dengan diperoleh mimpi itu ,ia merasa segala letih yang ditimbulkan oleh perjalanannya menjadi hilang seolah-olah ia memperolehi tanaga baru dan bertambahlah semangatnya untuk secepat mungkin tiba di tempat yang dituju dan menemui sanak-saudaranya dari pihak ibunya.<br />
<br />
Tiba pada akhirnya, Ya'akub di depan pintu gerbang kota Faddam A'ram. Setelah berhari-hari siang dan malam menempuh perjalanan yang membosankan tiada yang dilihat selain dari langit di atas dan pasir di bawah. Alangkah lega hatinya ketika ia mulai melihat binatang-binatang peliharaan berkeliaran di atas ladang-ladang rumput ,burung-burung berterbangan di udara yang cerah dan para penduduk kota berhilir mundir mencari nafkah dan keperluan hidup masing-masing.<br />
<br />
Sesampainya disalah satu persimpangan jalan, dia berhenti sebentar bertanya salah seorang penduduk di mana letaknya rumah saudara ibunya Laban barada. Laban seorang kaya-raya yang kenamaan pemilik dari suatu perusahaan perternakan yang terbesar di kota itu tidak sukar bagi seseorang untuk menemukan alamatnya. Penduduk yang ditanyanya itu segera menunjuk ke arah seorang gadis cantik yang sedang menggembala kambing seraya berkata kepada Ya'akub:"Kebetulan sekali, itulah dia anak perempuan Laban, Rahil, yang akan dapat membawa kamu ke rumah ayahnya".<br />
<br />
Dengan hati yang berdebar, pergilah Ya'akub menghampiri seorang gadis ayu dan cantik itu, lalu dengan suara yang terputus-putus seakan-akan ada sesuatu yang mengikat lidahnya ,Ya'akub mengenalkan diri, bahwa ia adalah saudara sepupunya sendiri. Rifqah ibunya, saudara kandung dari ayah si gadis itu, Laban. Diterangkan lagi kepada Rahil, tujuannya datang ke Fadam A'raam dari Kan'aan. Mendengar kata-kata Ya'akub yang bertujuan hendak menemui ayahnya, Laban, dan untuk menyampaikan pesanan(Ishaq). Maka, dengan senang hati, sikap yang ramah, muka yang manis , Rahil (anak gadis Laban) mempersilakan Ya'akub mengikutinya balik ke rumah untuk menemui ayahnya ,Laban, iaitu bapa saudara Ya'akub.<br />
<br />
Setelah berjumpa, lalu berpeluk-pelukanlah dengan mesranya Laban dengan Ya'akub, tanda kegembiraan masing-masing. Pertemuan yang tidak disangka-sangka itu dan mencetuskan airmata bagi kedua-dua mereka, mengalirlah air mata oleh rasa terharu dan sukcita. Laban bin Batu'il, menyediakan tempat dan bilik khas untuk anak saudaranya itu, Ya'akub, yang tiada bezanya dengan tempat-tempat anak kandungnya sendiri, dengan senang hatilah Ya'akub tinggal dirumah Laban seperti rumah sendiri.<br />
<br />
Setelah selang beberapa waktu tinggal di rumah Laban , Ya'akub menyampaikan pesanan ayahnya (Ishaq), agar Ishaq dan Laban menjadi besan, dengan mengahwinkannya kepada salah seorang dari puteri-puterinya. Pesanan tersebut di terima oleh Laban, dia bersetuju akan mengahwinkan Ya'akub dengan salah seorang puterinya. Sebagai mas kahwin, Ya'akub harus memberikan tenaga kerjanya di dalam perusahaan penternakan bakal mentuanya selama tujuh tahun. Ya'akub setuju dengan syarat-syarat yang dikemukakan oleh Laban. Bekerjalah Ya'akub sebagai seorang pengurus perusahaan penternakan terbesar di kota Fadan A'raam itu.<br />
<br />
Tujuh tahun telah dilalui oleh Ya'qub sebagai pekerja dalam perusahaan penternakan Laban. Ya'akub menagih janji bapa saudaranya, untuk dijadikan sebagai anak menantunya. Laban menawarkan kepada Ya'akub, agar menyunting puterinya yang bernama Laiya sebagai isteri. Ya'akub berhendakkan Rahil adik Laiya, kerana Rahil lebih cantik dan lebih ayu dari Laiya. Ya'akub menyatakan hasrat untuk berkahwin dengan Rahil, bukan Laiya. Laban mengerti keinginan Ya'akub, namun hasrat itu ditolak kerana mengikut adat mereka, kakak harus dikahwinkan dahulu dari adiknya. Laban yang tidak mahu kecewakan hati Ya'akub, lalu menyuarakan pendapat, agar menerima Laiya sebagai isteri pertama. Bagi mengahwini Rahil, syarat yang sama juga diberi kepada Ya'akub, sebelum Ya'akub dapat memiliki Rahil.<br />
<br />
Ya'akub yang sangat hormat kepada bapa saudaranya dan merasa berhutang budi kepadanya yang telah menerimanya di rumah sebagai keluarga sendiri. Malah, Laban melayannya dengan baik dan menganggapnya seperti anak kandungnya sendiri. Lalu, Ya'akub tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima cadangan bapa saudaranya itu . Perkahwinan dengan Laiya dilaksanakan, dan perjanjian untuk mengahwini Rahil ditandatangani.<br />
<br />
Begitu masa tujuh tahun kedua berakhir dikahwinkanlah Ya'qub dengan Rahil gadis yang sangat dicintainya dan selalu dikenang sejak pertemuan pertamanya tatkala ia masuk kota Fadan A'raam. Dengan demikian Nabi Ya'qub beristerikan dua wanita bersaudara, kakak dan adik, hal mana menurut syariat dan peraturan yang berlaku pada waktu tidak terlarang. Akan tetapi, syariat ini diharamkan oleh Muhammad S.A.W.<br />
<br />
Laban memberi hadiah seorang hamba sahaya untuk menjadi pembantu rumahtangga kepada setiap satu anak perempuannya, Laiya dan Rahil. Dan dari kedua isterinya serta kedua hamba sahayanya itu Ya'qub dikurniai dua belas anak, di antaraya Yusuf dan Binyamin dari ibu Rahil.<br />
<h2><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Ya%27akub_a.s.&action=edit&section=3" title="Sunting bahagian: Kisah Nabi Ya'qub Di Dalam Al-Quran">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Kisah_Nabi_Ya.27qub_Di_Dalam_Al-Quran">Kisah Nabi Ya'qub Di Dalam Al-Quran</span></h2>Kisah Nabi Ya'qub tidak terdapat dalam Al-Quran secara tersendiri, namun disebut-sebut nama Ya'qub dalam hubungannya dengan Ibrahim, Yusuf dan lain-lain nabi. Bahn kisah ini adalah bersumberkan dari kitab-kitab tafsir dan buku-buku sejarah.<br />
<br />
<h2><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Ya%27akub_a.s.&action=edit&section=4" title="Sunting bahagian: Anak-anak Nabi Ya'qub">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Anak-anak_Nabi_Ya.27qub">Anak-anak Nabi Ya'qub</span></h2>Berdasarkan maklumat yang diperolehi dari pakar sejarawan,Ulama Islam,catatan <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Ibnu_Hisyam&action=edit&redlink=1" title="Ibnu Hisyam (tidak wujud)">Ibnu Hisyam</a>, Kitab <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Sirah_Ibnu_Ishaq&action=edit&redlink=1" title="Sirah Ibnu Ishaq (tidak wujud)">Sirah Ibnu Ishaq</a>, para pendeta Kristian dan Yahudi. Apa yang dapat disimpulkan disini,Nabi Ya'qub telah dianugerahkan oleh Allah sebanyak 12 orang anak lelaki dan seorang anak perempuan, mereka adalah penama-penama seperti berikut:<br />
<ul><li>Ruben(anak sulong Nabi Ya'qub)(juga disebut RU’BEM,REUVEN dan RAOBIN dalam beberapa versi Kristian Bible).</li>
<li>Simon (atau SYAHMUN dalam kebanyakan frasa sebutan bahasa Aram, Ibrani dan Arab).(Mempunyai anak lelaki yang bernama Thalut @ Saul, dimana kisah Thalut ada disebutkan dalam Al-Quran).</li>
<li>Levi 1 @ Lewi 1 bapa kepada Matthat(keturunan nenek moyang Nabi Isa).</li>
<li>Yahudza (bapa kepada Bares)(keturunan nenek moyang Nabi Daud,Nabi Sulaiman dan kebawah).Perkataan Yahudi juga diambil daripada namanya.</li>
<li>Dan</li>
<li>Natthali (Naftalv)</li>
<li>Gad (Yad)</li>
<li>Asyer (Asvir)</li>
<li>Isakhar (Yassakir)</li>
<li>Zebulon (Zabanun)</li>
<li>Yusuf(<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Yusuf_a.s." title="Nabi Yusuf a.s.">Nabi Yusuf a.s.</a>)</li>
<li>Bunyamen @ Benjamen (merupakan moyang kepada Nabi Yunus a.s.)</li>
<li><a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Dinah&action=edit&redlink=1" title="Dinah (tidak wujud)">Dinah</a> (anak perempuan tunggal Nabi Yaa'qub)</li>
</ul>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-73973177094178042892012-02-18T23:10:00.000-08:002012-02-18T23:10:11.493-08:00nabi luth a.s<h2><span class="mw-headline" id="Pengenalan">Pengenalan</span></h2><div class="thumb tleft"> <div class="thumbinner" style="width: 162px;"><a class="image" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Fail:DEAD_SEA.JPG"><img alt="" class="thumbimage" height="174" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/ms/thumb/b/b7/DEAD_SEA.JPG/160px-DEAD_SEA.JPG" width="160" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a class="internal" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Fail:DEAD_SEA.JPG" title="Besarkan"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.18/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>Gambar satelit, Laut Mati</div></div></div>Nabi Luth adalah anak saudara kepada <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Ibrahim_a.s." title="Nabi Ibrahim a.s.">Nabi Ibrahim a.s.</a> iaitu ayahnya yang bernama <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Haran" title="Haran">Haran</a> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Bin" title="Bin">bin</a> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Terah" title="Terah">Terah</a>. Nabi Luth diutuskan sebagai rasul kepada satu kaum yang mendiami sepanjang timur laut (Dari Israel - Yordania), Laut Mati. Ibukota Sodom terletak di Utara Basin <a class="external autonumber" href="http://sp.lyellcollection.org/cgi/content/abstract/273/1/133//" rel="nofollow">[1]</a>, Laut Mati.<br />
Hampir keseluruhan kaum ini mengamalkan gaya hidup songsang, iaitu melakukan hubungan kelamin sesama sejenis iaitu lelaki dengan lelaki yakni meninggalkan perempuan. Perbuatan ini merupakan sesuatu penyelewengan fitrah yang amat buruk. Nabi Luth telah menyeru mereka untuk menghentikan perbuatan tersebut disamping menyampaikan seruan-seruan Allah, tetapi mereka mengabaikannya dan malah mereka mengingkari kenabiannya. Akhirnya, kaum Nabi Luth dimusnahkan dengan bencana yang sangat mengerikan dan dahsyat. Kejadian ini berlaku pada kira-kira tahun 1800 sebelum Masihi.<br />
<h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kisah_Nabi_Allah_Luth_a.s._mengikut_Islam">Kisah Nabi Allah Luth a.s. mengikut Islam</span></h2>Di dalam Kitab Al-quran menceritakan kisah Nabi Luth yang menasihati kepada kaumnya sepertimana dalam Surah Asy-Syuara;<br />
<b>26:160 "Kaum Luth telah mendustakan para Rasul"</b><br />
<b>26:161 "Ketika saudara mereka Luth berkata kepada mereka,"Mengapa kamu tidak bertakwa?"</b><br />
<b>26:162 "Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,"</b><br />
<b>26:163 "Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepada ku"</b><br />
<b>26:164 "Dan aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku hanyalah dari Tuhan seluruh alam"</b><br />
<b>26:165 "Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki (Homoseks) di antara manusia"</b><br />
<b>26:166 "dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk dijadikan sebagai isteri kamu? Kamu memang orang-orang yang melampaui batas'</b><br />
<b>26:167 " Mereka menjawab, " Wahai Luth! Jika engkau tidak berhenti, engkau termasuk orang-orang yang terusir"</b><br />
<b>26:168 " Dia (Luth) berkata, " Aku sungguh benci kepada perbuatan mu"</b><br />
Kaum Luth telah mengancam Nabi Luth dan membencinya kerana mengajak kaumnya beriman. Ayat seterusnya dalam kitab Al-quran dikisahkan dalam Surah Al-Araf:<br />
<br />
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah ) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?”. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan para pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri .” (QS. Al A'raaf, 7: 80-82) !<br />
<h4><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Luth_a.s.&action=edit&section=3" title="Sunting bahagian: Nabi Luth Diutuskan Oleh Allah Kepada Rakyat Sadom">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Nabi_Luth_Diutuskan_Oleh_Allah_Kepada_Rakyat_Sadom">Nabi Luth Diutuskan Oleh Allah Kepada Rakyat Sadom</span></h4><a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Masyarakat_Sadum&action=edit&redlink=1" title="Masyarakat Sadum (tidak wujud)">Masyarakat Sadum</a> adalah masyarakat yang rendah paras moralnya dan rosak <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Akhlak" title="Akhlak">akhlak</a>. Masyarakat Sadum tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Maksiat dan kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup mereka. <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Pencurian&action=edit&redlink=1" title="Pencurian (tidak wujud)">Pencurian</a> dan perampasan <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Harta&action=edit&redlink=1" title="Harta (tidak wujud)">harta</a> milik merupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang. <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Maksiat" title="Maksiat">Maksiat</a> yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Homoseksual" title="Homoseksual">homoseksual</a> {liwat} di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu bermaharajalela di dalam masyarakat sehinggakan ia merupakan suatu <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan" title="Kebudayaan">kebudayaan</a> bagi kaum Sadum.<br />
Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari diganggu oleh mereka. Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.<br />
Kepada <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Masyarakat" title="Masyarakat">masyarakat</a> yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan sedemikian paras penyakit sosialnya diutuslah nabi Luth sebagai pesuruh dan Rasul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah kenistaan ,kejahilan dan kesesatan serta membawa mereka alam yang bersih ,bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang diilhamkan oleh <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Iblis" title="Iblis">iblis</a> dan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Syaitan" title="Syaitan">syaitan</a>. Baginda memberi penerangan kepada mereka bahwa Allah telah mencipta mereka dan alam sekitar mereka tidak meredhai amal perbuatan mereka yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahwa Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang berbuat baik dan beramal soleh akan diganjar dengan syurga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.<br />
Nabi Luth menyeru kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasaan iaitu melakukan perbuatan homoseksual dan lesbian. Luth menyatakan perbuatan itu bertentangan dengan <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Fitrah" title="Fitrah">fitrah</a> dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung didalam penciptaan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia">manusia</a> menjadi dua jenis iaitu lelaki dan wanita. Mereka juga diseru menghormati hak dan milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perompakan serta pencurian yang selalu mrk lakukan di antara sesama mereka dan terutama kepada pengunjung yang datang ke Sadum. Diterangkan bahawa perbuatan-perbuatan itu akan merugikan mereka sendiri, kerana perbuatan itu akan menimbulkan kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri sehingga masing-masing dari mereka tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.<br />
Demikianlah Nabi Luth, melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya.Ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau secara berseorangan mengajak agak mereka beriman dan percaya kepada Allah dan menyembah-Nya. Diajaknya Luth terhadap kaumnya untuk melakukan amal soleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlak sudah hidup lama di dalam pergaulan sosial mereka dan pengaruh hawa <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nafsu" title="Nafsu">nafsu</a> dan penyesatan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Syaitan" title="Syaitan">syaitan</a> sudah begitu kuat menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajakkan Nabi Luth yang dilaksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tempat di dalam hati dan fikiran mereka dan berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang pasir .Telinga-telinga mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan fikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran -ajaran syaitan dan iblis.<br />
Akhirnya kaum Luth merasa dan kesal hati mendengar <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Dakwah" title="Dakwah">dakwah</a> dan nasihat-nasihat Nabi Luth yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarganya. dari pihak Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan lagi masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahawa meneruskan dakwah kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta mensia-siakan masa. Ubat satu-satunya, menurut fikiran Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlak itu yang sudah parah itu menular kepada tetangga-tetangga dekatnya, ialah dengan membasmikan mereka dari atas bumi sebagai pembalasan ke atas terhadap kekerasan kepala mereka juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat disekelilingnya. beliau memohon kepada Allah agar kepada kaumnya masyarakat Sadum diberi pengajaran berupa azab di dunia sebelum azab yang menanti mereka di <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Akhirat" title="Akhirat">akhirat</a> kelak.<br />
<h4><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Luth_a.s.&action=edit&section=4" title="Sunting bahagian: Tetamu Nabi Ibrahim dan Nabi Luth">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Tetamu_Nabi_Ibrahim_dan_Nabi_Luth">Tetamu Nabi Ibrahim dan Nabi Luth</span></h4>Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah s.w.t. Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang bertemu dengan Nabi Ibrahim yang membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahu kepada mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan azab kepada kaum Luth penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan pertemuan mana Nabi Ibrahim telah mohon agar penurunan azab keatas kaum Sadum ditunda ,kalau-kalau mereka kembali sedar mendengarkan dan mengikuti ajakan Luth serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim mohon agar anaksaudaranya, Luth diselamatkan dari azab yang akan diturunkan keatas kaum Sadum permintaan mana oleh para malaikat itu diterima dan dijamin bahwa Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab.<br />
Para <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Malaikat" title="Malaikat">malaikat</a> itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki muda yang berparas tampan dan badan yang berotot, tegap dan sasa tubuhnya. Dalam perjalanan mereka hendak memasuki kota, mereka berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil air dari sebuah perigi. Lelaki muda (malaikat) bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka diterima ke rumah sebagai tetamu. Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia beruding terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka ditinggalkanlah para lelaki muda itu oleh lalu pulang ke rumah segera untuk memberitahu ayahnya (Luth).<br />
Mendengar khabar berita anak perempuannya, Nabi Luth menjadi bingung, jawapan apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu, namun menerima tetamu yang berparas tampan dan kacak akan mengundang risiko gangguan kepadanya dan kepada tetamu dari kaumnya yang tergila-gila untuk melakukan hubungan seks sejenis dengan anak muda yang mempunyai tubuh bagus dan paras wajah elok. Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggungjawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.<br />
Nabi Luth memutuskan untuk menerima lelaki-lelaki muda itu sebagai tetamu di rumahnya. Luth hanya pasrah kepada <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> dan berlindung sekiranya terdapat segala rintangan yang akan datang. Lalu pergilah ia sendiri menjemput tetamu yang sedang menanti di pinggir kota dan diajaklah mereka bersama-sama ke rumah. Ketika itu, kota Sadum sudah diliputi kegelapan dan manusia sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.<br />
Nabi Luth telah pun berpesan kepada isteri dan kedua puterinya agar merahsiakan kedatangan anak-anak lelaki muda itu. Jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Namun, kedegilan isteri Nabi Luth, yang juga sehaluan dan sependirian dengan penduduk Sadum, telah membocorkan berita kedatangan tetamu Luth kepada mereka. Berita kedatangan tetamu Luth tersebar kerana isteri Nabi Luth. Datanglah beramai-ramai lelak-lelaki Sodom, yang buta seks ini, ke rumah Nabi Luth, berhajat untuk memuaskan nafsu seksual mereka, setelah lama tidak mendapat anak muda. Berteriaklah mereka memanggil Luth untuk lepas anak-anak muda itu, agar diberi kepada mereka untuk memuaskan nafsu.<br />
Dengar teriakan mereka, Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan menggunggu tetamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan .Mereka diberi nasihat agar meninggalkan perbuatan kebiasaan mereka yang keji itu. Perbuatan mereka yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kudrat alam di mana Allah telah menciptakan manusia berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makhluk yang termulia di atas bumi. Nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Maksiat" title="Maksiat">maksiat</a> dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan seksaan Allah.<br />
Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak dihiraukan dan dipedulikan ,mereka bahkan mendesak akan menolak pintu rumahnya dengan paksa dan kekerasan jika pintu tidak di buka dengan sukarela. Merasa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang lelaki kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:" Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam .Aku tidak memiliki <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Senjata" title="Senjata">senjata</a> dan kekuatan fizikal yang dapat menolak kekerasan mereka , tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tetamu dirumahku sendiri.Mendengar keluh-resah Nabi Luth, lantas anak-anak muda itu memberitahu hal yang sebenar, mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang diutus oleh Allah untuk menurunkan azab dan seksa atas rakyatnya kerana segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.<br />
<br />
Malaikat-malaikat itu menyuruh Nabi Luth membuka pintu rumahnya seluas mungkin agar dapat memberi kesempatan bagi orang -orang yang hauskan seks dengan lelaki itu masuk. Namun malangnya apabila pintu dibuka dan para penyerbu memijakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu. Malaikat-malaikat tadi telah membutakan mata mereka. Lalu, diusap-usap dan digosok-gosok mata mereka, ternyata mereka sudah menjadi <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Buta" title="Buta">buta</a>.<br />
Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau bilau berlanggar antara satu dengan lain berteriak-teriak menanya-nanya gerangan apa yang menjadikan mereka buta dengan mendadak para <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Malaikat" title="Malaikat">malaikat</a> berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan itu bersama keluarganya, kerana masanya telah tiba bagi azab Allah yang akan ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.<br />
Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan mahupun kekiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya. Ia berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Munafiq" title="Munafiq">munafiq</a> itu. Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sadum berserta semua pemghuninya . Bertebaran mayat-mayat yang dilaknat oleh Allah S.W.T di kota Sodom, dan hancurlah kota tersebut yang berada di laluan manusia yang lalu-lalang. Namun, masih ditinggalkan kesan-kesan kehancuran kota tersebut oleh Allah S.W.T, sebagai peringatan kaum yang kemudian yang melalui di jalan tersebut. Demikianlah kebesaran dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.<br />
<h2><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Luth_a.s.&action=edit&section=5" title="Sunting bahagian: Kisah Nabi Luth Di Dalam Al-Quran">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Kisah_Nabi_Luth_Di_Dalam_Al-Quran">Kisah Nabi Luth Di Dalam Al-Quran</span></h2>Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah diantaranya <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Surah_Al-Anbiyaa&action=edit&redlink=1" title="Surah Al-Anbiyaa (tidak wujud)">Surah Al-Anbiyaa</a> ayat 74 dan 75 , <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Surah_Asy-Syu%27ara&action=edit&redlink=1" title="Surah Asy-Syu'ara (tidak wujud)">Surah Asy-Syu'ara</a> ayat 160 sehingga ayat 175 , <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Surah_Hud" title="Surah Hud">Surah Hud</a> ayat 77 sehingga ayat 83 , <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Qamar" title="Surah Al-Qamar">Surah Al-Qamar</a> ayat 33 sehingga 39 dan surah <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=At-Tahrim&action=edit&redlink=1" title="At-Tahrim (tidak wujud)">At-Tahrim</a> ayat 10 yang mengisahkan isteri Nabi Luth yang mengkhianati suaminya.cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-73466108687994744012012-02-18T23:07:00.000-08:002012-02-18T23:07:41.938-08:00nabi hud a.s<h1 class="firstHeading" id="firstHeading">Nabi Hud a.s.</h1><div id="siteSub" style="color: #f1c232;">Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.</div><div id="jump-to-nav" style="color: #f1c232;"> Lompat ke: <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Hud_a.s.#mw-head">pandu arah</a>, <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Hud_a.s.#p-search">cari</a> </div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="infobox" style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(49, 100, 77); border: 1px solid rgb(49, 100, 77); clear: right; color: #f1c232; float: right; font-size: 85%; padding: 3px; text-align: center;"><tbody>
<tr> <td> <table style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(49, 100, 77); border: 1px dotted rgb(175, 191, 184); padding: 1px;"><tbody>
<tr> <th colspan="2"> <small>Sebahagian dari <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kategori:Islam" title="Kategori:Islam">siri</a> berkaitan</small> <a class="image" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Fail:Allah-eser-green.png"><img alt="Allah-eser-green.png" height="152" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c2/Allah-eser-green.png/150px-Allah-eser-green.png" width="150" /></a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam"><span style="font-size: 220%;"><b>Islam</b></span></a><br />
</th> </tr>
<tr> <td><b><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Rukun_Iman" title="Rukun Iman">Rukun Iman</a></b></td> </tr>
<tr> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(253, 253, 251); border-bottom: 2px solid rgb(232, 232, 232); border-top: 2px solid rgb(232, 232, 232);"> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kitab" title="Kitab">Kitab</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Malaikat" title="Malaikat">Malaikat</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi" title="Nabi">Nabi</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Hari_Akhirat" title="Hari Akhirat">Hari Akhirat</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Qada_dan_qadar" title="Qada dan qadar">Qada dan Qadar</a><br />
</td> </tr>
<tr> <td><b><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Rukun_Islam" title="Rukun Islam">Rukun Islam</a></b></td> </tr>
<tr> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(253, 253, 251); border-bottom: 2px solid rgb(232, 232, 232); border-top: 2px solid rgb(232, 232, 232);"> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Syahadah" title="Syahadah">Syahadah</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Solat" title="Solat">Solat</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Ibadat_puasa" title="Ibadat puasa">Puasa</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Zakat" title="Zakat">Zakat</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Haji" title="Haji">Haji</a><br />
</td> </tr>
<tr> <td><b><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Senarai_Kota_Suci_Islam" title="Senarai Kota Suci Islam">Kota Suci</a></b></td> </tr>
<tr> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(253, 253, 251); border-bottom: 2px solid rgb(232, 232, 232); border-top: 2px solid rgb(232, 232, 232);"> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Makkah_al-Mukarramah" title="Makkah al-Mukarramah">Makkah</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Madinah_al-Munawwarah" title="Madinah al-Munawwarah">Madinah</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Baitulmuqaddis" title="Baitulmuqaddis">Baitulmuqaddis</a><br />
</td> </tr>
<tr> <td><b><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kategori:Perayaan_Islam" title="Kategori:Perayaan Islam">Hari Raya</a></b></td> </tr>
<tr> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(253, 253, 251); border-bottom: 2px solid rgb(232, 232, 232); border-top: 2px solid rgb(232, 232, 232);"> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Hari_Raya_Aidilfitri" title="Hari Raya Aidilfitri">Aidilfitri</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Hari_Raya_Aidiladha" title="Hari Raya Aidiladha">Aidiladha</a><br />
</td> </tr>
<tr> <td> <b><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kategori:Hukum_Islam" title="Kategori:Hukum Islam">Hukum</a></b><br />
</td> </tr>
<tr> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(253, 253, 251); border-bottom: 2px solid rgb(232, 232, 232); border-top: 2px solid rgb(232, 232, 232);"> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Al-Quran" title="Al-Quran">Al-Quran</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Sunnah" title="Sunnah">Sunnah</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Hadis" title="Hadis">Hadis</a><br />
</td> </tr>
<tr> <td> <b><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Islam" title="Sejarah Islam">Sejarah</a></b><br />
</td> </tr>
<tr> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(253, 253, 251); border-bottom: 2px solid rgb(232, 232, 232); border-top: 2px solid rgb(232, 232, 232);"> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Garis_masa_sejarah_Islam" title="Garis masa sejarah Islam">Garis Masa Sejarah Islam</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Khulafa_al-Rasyidin" title="Khulafa al-Rasyidin">Khulafa al-Rasyidin</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Khalifah" title="Khalifah">Khalifah</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Khilafah" title="Khilafah">Khilafah</a><br />
</td> </tr>
<tr> <td> <b><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kategori:Tokoh_Islam" title="Kategori:Tokoh Islam">Tokoh Islam</a></b><br />
</td> </tr>
<tr> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(253, 253, 251); border-bottom: 2px solid rgb(232, 232, 232); border-top: 2px solid rgb(232, 232, 232);"> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Muhammad_s.a.w." title="Nabi Muhammad s.a.w.">Nabi Muhammad s.a.w</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Ahlul_Bait" title="Ahlul Bait">Ahlul Bait</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Sahabat_Nabi" title="Sahabat Nabi">Sahabat Nabi</a><br />
</td> </tr>
<tr> <td> <b><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Mazhab" title="Mazhab">Mazhab</a></b><br />
</td> </tr>
<tr> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(253, 253, 251); border-bottom: 2px solid rgb(232, 232, 232); border-top: 2px solid rgb(232, 232, 232);"> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Ahli_Sunah_Waljamaah" title="Ahli Sunah Waljamaah">Ahli Sunah Waljamaah</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Mazhab_Hanafi" title="Mazhab Hanafi">Hanafi</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Mazhab_Syafii" title="Mazhab Syafii">Syafie</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Mazhab_Maliki" title="Mazhab Maliki">Maliki</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Mazhab_Hanbali" title="Mazhab Hanbali">Hanbali</a><br />
</td> </tr>
<tr> <td> <b><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan_Islam" title="Kebudayaan Islam">Budaya</a> Dan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Dunia_Islam" title="Dunia Islam">Masyarakat</a></b><br />
</td> </tr>
<tr> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(253, 253, 251); border-bottom: 2px solid rgb(232, 232, 232); border-top: 2px solid rgb(232, 232, 232);"> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Pengajian_Islam" title="Pengajian Islam">Akademik</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Islam_dan_haiwan" title="Islam dan haiwan">Haiwan</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Seni_Islam" title="Seni Islam">Seni</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Takwim_Hijrah" title="Takwim Hijrah">Takwim</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Islam_dan_kanak-kanak" title="Islam dan kanak-kanak">Kanak-kanak</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Islam_mengikut_negara" title="Islam mengikut negara">Demografi</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a class="mw-redirect" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Cuti_Islam" title="Cuti Islam">Perayaan</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Masjid" title="Masjid">Masjid</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Dakwah" title="Dakwah">Dakwah</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Falsafah_Islam" title="Falsafah Islam">Falsafah</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Islam_dan_sains" title="Islam dan sains">Sains</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Wanita_dalam_Islam" title="Wanita dalam Islam">Wanita</a><span style="font-weight: bold;"> •</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Politik_Islam" title="Politik Islam">Politik</a><br />
</td> </tr>
<tr> <td> <b><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kategori:Islam" title="Kategori:Islam">Lihat juga</a></b><br />
</td> </tr>
<tr> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(253, 253, 251); border-bottom: 2px solid rgb(232, 232, 232); border-top: 2px solid rgb(232, 232, 232);"> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Kritikan_terhadap_Islam" title="Kritikan terhadap Islam">Kritikan</a> • <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Islamofobia" title="Islamofobia">Islamofobia</a><br />
<a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Senarai_istilah_Islam_dalam_bahasa_Arab" title="Senarai istilah Islam dalam bahasa Arab">Glosari</a><br />
</td> </tr>
<tr> <td> <b><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Portal:Islam" title="Portal:Islam">Portal Islam</a></b><br />
<span class="noprint plainlinksneverexpand" style="font-size: xx-small; font-weight: normal; white-space: nowrap;"><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Templat:Islam" title="Templat:Islam"><span title="Lihat templat ini">p</span></a> <span style="font-size: 80%;">•</span> <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Perbincangan_templat:Islam" title="Perbincangan templat:Islam">b</a> <span style="font-size: 80%;">•</span> <a class="external text" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Templat:Islam&action=edit">s</a></span><br />
</td> </tr>
</tbody></table></td> </tr>
</tbody></table><div style="color: #f1c232;"><br />
Nabi Hud a.s. ialah salah seorang rasul dan nabi yang diturunkan oleh Allah s.w.t. untuk membimbing manusia ke jalan yang benar.</div><table class="toc" id="toc" style="color: #f1c232;"><tbody>
<tr> <td> <div id="toctitle"> <h2>Isi kandungan</h2><span class="toctoggle"> [<a class="internal" href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Hud_a.s.#" id="togglelink">sorokkan</a>] </span></div><ul><li class="toclevel-1 tocsection-1"><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Hud_a.s.#Kisah_Nabi_Allah_Hud_a.s."><span class="tocnumber">1</span> <span class="toctext">Kisah Nabi Allah Hud a.s.</span></a> <ul><li class="toclevel-2 tocsection-2"><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Hud_a.s.#Nabi_Hud_Berdakwah_Di_Tengah-tengah_Sukunya"><span class="tocnumber">1.1</span> <span class="toctext">Nabi Hud Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya</span></a></li>
<li class="toclevel-2 tocsection-3"><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Hud_a.s.#Pembalasan_Allah_Atas_Kaum_Aad"><span class="tocnumber">1.2</span> <span class="toctext">Pembalasan Allah Atas Kaum Aad</span></a></li>
</ul></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-4"><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Hud_a.s.#Kisah_Nabi_Hud_Dalam_Al-Quran"><span class="tocnumber">2</span> <span class="toctext">Kisah Nabi Hud Dalam Al-Quran</span></a></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-5"><a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Hud_a.s.#Pengajaran_Dari_Kisah_Nabi_Hud_A.S."><span class="tocnumber">3</span> <span class="toctext">Pengajaran Dari Kisah Nabi Hud A.S.</span></a></li>
</ul></td> </tr>
</tbody></table><h2 style="color: #f1c232;"><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Hud_a.s.&action=edit&section=1" title="Sunting bahagian: Kisah Nabi Allah Hud a.s.">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Kisah_Nabi_Allah_Hud_a.s.">Kisah Nabi Allah Hud a.s.</span></h2><div style="color: #f1c232;"><b>Aad</b> adalah nama bapa suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama <i>Al-Ahqaf</i> terletak di utara Hadramaut antara <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Yaman" title="Yaman">Yaman</a> dan Umman dan termasuk suku yang tertua sesudah kaum Nabi Nuh serta terkenal dengan kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yang subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam untuk bahan makanan mereka. dan memperindah tempat tinggal mereka dengan kebun-kebun bunga yang indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu hidup mereka menjadi makmur, sejahtera dan bahagia serta dalam waktu yang singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yang terbesar diantara suku-suku yang hidup di sekelilingnya.</div><div style="color: #f1c232;">Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adalah penghidupan rohaninya tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama <i>Shamud</i> dan <i>Alhattar</i> dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaan mereka dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Idris_a.s." title="Nabi Idris a.s.">Nabi Idris a.s.</a> dan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Nuh_a.s." title="Nabi Nuh a.s.">Nabi Nuh a.s.</a> sudah tidak berbekas dalam hati, jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Kenikmatan hidup yang mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yang subur dan menghasilkan yang melimpah ruah menurut anggapan mereka adalah kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yang mereka sembah. Karenanya mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.</div><div style="color: #f1c232;">Sebagai akibat dan buah dari aqidah yang sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis, di mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yang menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yang kuat menindas yang lemah yang besar memperkosa yang kecil dan yang berkuasa memeras yang di bawahnya. Sifat-sifat sombong, bongkak, iri-hati, dengki, hasut dan benci-membenci yang didorong oleh hawa nafsu yang bermaharajalela dan menguasai penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka.</div><h3 style="color: #f1c232;"><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Hud_a.s.&action=edit&section=2" title="Sunting bahagian: Nabi Hud Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Nabi_Hud_Berdakwah_Di_Tengah-tengah_Sukunya">Nabi Hud Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya</span></h3><div style="color: #f1c232;">Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Adam_a.s." title="Nabi Adam a.s.">Adam</a> ke bumi bahawa dari semasa ke semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yang sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang Nabi atau Rasul yang bertugas untuk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yang sebelumnya mengembalikan masyarakat yang sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa manusia dari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dengan iman tauhid dan aqidah yang sesuai dengan fitrah.</div><div style="color: #f1c232;">Demikianlah maka kepada suku Aad yang telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan kenikmatan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yang mengurniakan itu semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang daripada suku mereka sendiri dari keluarga yang terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dengan kelakuan yang baik budi pekerti yang luhur dan sangat bijaksana dalam pergaulan dengan kawan-kawannya. Nabi Hud memulakan dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yang berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allah-lah yang mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dengan segala kenikmatan hidup yang berupa tanah yang subur, air yang mengalir serta tumbuh-tumbuhan yang tegak dan kuat. Dialah yang seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adalah makhluk Tuhan paling mulia yang tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yang sewaktunya dapat mereka hancurkan sendiri dan memusnahkannya dari pandangan.</div><div style="color: #f1c232;">Diterangkan oleh Nabi Hud bahawa dia adalah pesuruh Allah yang diberi tugas untuk membawa mereka ke jalan yang benar beriman kepada Allah yang menciptakan mereka menghidup dan mematikan mereka memberi rezeki atau mengambilnya daripada mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntut mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahawa jika mereka tetap menutup telinga dan mata mereka menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan ditimpa azab dan dibinasakan oleh Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yang mati binasa tenggelam dalam air bah akibat kebongkakan dan kesombongan mereka menolak ajaran dan dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka kepada berhala dan patung-patung yang mereka sembah dan puja itu.</div><div style="color: #f1c232;">Bagi kaum Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yang tidak pernah mereka dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahawa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah sama sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Mereka tercengang dan merasa hairan bahawa seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak dapat dimengertikan dan diterima oleh akal fikiran mereka. Dengan serta-merta ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dengan berbagai alasan dan tuduhan kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan yang diterimanya dengan kepala dingin dan penuh kesabaran.</div><div style="color: #f1c232;">Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud:<i>"Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yang engkau hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yang tidak dapat kami jangkau dengan pancaindera kami dan tuhan yang menurut kata kamu tidak bersekutu. Cara persembahan yang kami lakukan ini ialah yang telah kami warisi dari nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yang seharusnya kembali kepada aturan nenek moyangmu dan jgn mencederai kepercayaan dan agama mereka dengan membawa suatu agama baru yang tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan direstuinya.</i></div><div style="color: #f1c232;"><i>"Wahai kaumku! jawab Nabi Hud,Sesungguhnya Tuhan yang aku serukan ini kepada kamu untuk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan pancainderamu namun kamu dapat melihat dam merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai ciptaannya dan dalam alam semesta yang mengelilingimu beberapa langit dengan matahari bulan dan bintang-bintangnya bumi dengan gunung-ganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang kesemuanya dapat bermanfaat bagi kamu sebagai manusia. Dan menjadi kamu dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yang harus kamu sembah dan menundukkan kepala kamu kepada-Nya.Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak beranak dan diperanakan yang walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan pancainderamu, Dia dekat daripada kamu mengetahui segala gerak-geri dan tingkah lakumu mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah yang harus disembah oleh manusia dengan kepercayaan penuh kepada KeEsaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung yang kamu perbuat pahat dan ukir dengan tangan kamu sendiri kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yang pasif tidak dapat berbuat sesuatu yang menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yang sesat itu dan menolak ajaran dan agama yang telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu."</i></div><div style="color: #f1c232;"><i>"Wahai Hud!"</i> jawab kaumnya,<i>"Gerangan apakah yang menjadikan engkau berpandangan dan berfikiran lain daripada yang sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal? Engkau mengaku bahwa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu untuk membawa agama dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yang sesat menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan lurus. Kami merasa hairan dan tidak dapat menerima oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas seseorang daripada kami, engkau tidak lebih tidak kurang adalah seorang manusia biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dengan kami, mengapa engkau yang dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami seorang pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena kutukan tuhan-tuhan kami yang selalu engkau ejek hina dan cemuhkan."</i></div><div style="color: #f1c232;"><i>"Wahai kaumku!"</i> jawab Nabi Hud, <i>"aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran ku tetap waras dan sihat tidak kurang sesuatu pun dan ketahuilah bahwa patung-patungmu yang kamu pertuhankan itu tidak dapat mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi badanku atau fikiranku. Kamu kenal aku, sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah terlihat pada diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yang meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar pesuruh Allah yang diberi amanat untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah jauh menyimpang dari jalan yang benar yang diajar oleh nabi-nabi yang terdahulu karena Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu lama terlantar dalam kesesatan dan hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul yang menuntun mereka ke jalan yang benar dan penghidupan yang diredhai-Nya. Maka percayalah kamu kepada ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allah Tuhan seru sekalian alam Tuhan yang menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuh tumbuhan bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala perbuatan salah dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yang telah dialami oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahuilah bahawa kamu akan dibangkitkan kembali kelak dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas segala perbuatan kamu di dunia ini dan diberi ganjaran sesuai dengan amalanmu yang baik dan soleh mendapat ganjaran baik dan yang hina dan buruk akan diganjarkan dengan api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah kepada kamu dan dengan ini telah memperingati kamu akan akibat yang akan menimpa kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku."</i></div><div style="color: #f1c232;">Kaum Aad menjawab: <i>"Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah mendapat kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu berubah menjadi sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal bahwa jika kami mengikuti agamamu, akan bertambah rezeki dan kemakmuran hidup kami dan bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami dan menerima segala ganjaran atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi tulang-belulang. Dan apakah azab dan seksaan yang engkau selalu menakut-nakuti kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bahwa kami tidak akan menyerah kepadamu dan mengikuti ajaranmu karena bayangan azab dan seksa yang engkau bayang-bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan ancamkan itu jika engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang pendusta."</i></div><div style="color: #f1c232;"><i>"Baiklah!"</i>, jawab Nabi Hud,<i>" Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu kepada berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak akan dapat melepaskan diri dari bencananya. Allah menjadi saksiku bahwa aku telah menyampaikan risalah-Nya dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung badanku memberi penerangan dan tuntunan kepada jalan yang baik yang telah digariskan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya."</i></div><h3 style="color: #f1c232;"><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Hud_a.s.&action=edit&section=3" title="Sunting bahagian: Pembalasan Allah Atas Kaum Aad">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Pembalasan_Allah_Atas_Kaum_Aad">Pembalasan Allah Atas Kaum Aad</span></h3><div style="color: #f1c232;">Pembalasan Tuhan terhadap kaum Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua perinkat.Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mereka, sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan, kalau-kalau mereka tidak memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya.Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu adalah suatu permulaan seksaan dari Allah yang dijanjikan dan bahawa Allah masih lagi memberi kesempatan kepada mereka untuk sedar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka yang batil kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah agar segera hujan turun kembali dengan lebatnya dan terhindar mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mahu percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong belaka. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari musibah yang mereka hadapi.</div><div style="color: #f1c232;">Tentangan mereka terhadap janji Allah yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat jawapan dengan datangnya pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang disambutnya dengan sorak-sorai gembira, karena dikiranya bahwa hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yang sedang mengalami kekeringan. Melihat sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek: "Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awan rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta.</div><div style="color: #f1c232;">Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yang diramalkan oleh Nabi Hud itu bahawa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan yang dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah merusakkan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini hilir mudik mencari perlindungan. Suami tidak tahu di mana isterinya berada dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dengan tanah. Bencana angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat menyampuh bersih kaum Aad yang bongkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam keadaan yang menyedihkan itu untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat yang akan datang.</div><div style="color: #f1c232;">Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah dari bencana yang menimpa kaumnya yang kacau bilau dan tenang seraya melihat keadaan kaumnya yang kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi pohon-pohon dan bangunan-bangunan yang berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yang meminta tolong dan mohon perlindungan. Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah <i>Al-Ahqaf</i> sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, di mana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana dimana hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi para penziarah yang datang beramai-ramai dari sekitar daerah itu, terutamanya dan bulan Syaaban pada setiap tahun.</div><h2 style="color: #f1c232;"><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Hud_a.s.&action=edit&section=4" title="Sunting bahagian: Kisah Nabi Hud Dalam Al-Quran">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Kisah_Nabi_Hud_Dalam_Al-Quran">Kisah Nabi Hud Dalam Al-Quran</span></h2><div style="color: #f1c232;">Kisah Nabi Hud diceritakan dalam 68 ayat dari 10 surah yang di antaranya adalah <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Surah_Hud" title="Surah Hud">Surah Hud</a>, ayat 50 hingga 60, <a class="new" href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Surah_Al-Mukminun&action=edit&redlink=1" title="Surah Al-Mukminun (tidak wujud)">Surah Al-Mukminun</a> ayat 31 sehingga ayat 41 , <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Ahqaaf" title="Surah Al-Ahqaaf">Surah Al-Ahqaaf</a> ayat 21 sehingga ayat 26 dan <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Haaqqah" title="Surah Al-Haaqqah">Surah Al-Haaqqah</a> ayat 6 ,7 dan 8.</div><h2 style="color: #f1c232;"><span class="editsection">[<a href="http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Hud_a.s.&action=edit&section=5" title="Sunting bahagian: Pengajaran Dari Kisah Nabi Hud A.S.">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Pengajaran_Dari_Kisah_Nabi_Hud_A.S.">Pengajaran Dari Kisah Nabi Hud A.S.</span></h2><div style="color: #f1c232;">Nabi Hud telah memberi contoh dan sistem yang baik yang patut ditiru dan diikuti oleh juru dakwah dan ahli penerangan agama.Beliau menghadapi kaumnya yang sombong dan keras kepala itu dengan penuh kesabaran, ketabahan dan kelapangan dada. Ia tidak sesekali membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka dengan serupa tetapi menolaknya dengan kata-kata yang halus yang menunjukkan bahawa beliau dapat menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau kesabaran.</div><div style="color: #f1c232;">Nabi Hud tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dengan menuduhnya telah menjadi gila dan sinting. Ia dengan lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu dengan hanya mengata:<i>"Aku tidak gila dan bahawa tuhan-tuhanmu yang kamu sembah tidak dapat menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adalah rasul pesuruh Allah kepadamu dan betul-betul aku adalah seorang penasihat yang jujur bagimu menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan agar kamu terhindar dan selamat dari azab dan seksaan Allah di dunia mahupun di akhirat."</i></div><div style="color: #f1c232;">Dalam berdialog dengan kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetok hati nurani mereka dan mengajak mereka berfikir secara rasional, menggunakan akal dan fikiran yang sihat dengan memberikan bukti-bukti yang dapat diterima oleh akal mereka tentang kebenaran dakwahnya dan kesesatan jalan mereka namun hidayah iu adalah dari Allah, Dia akan memberinya kepada siapa yang Dia kehendakinya.</div>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-67888294548208878042012-02-18T22:58:00.000-08:002012-02-18T22:58:50.467-08:00KISAH NABI ADAM A.S.<div class="post-body entry-content"> <div class="post-body" id="post-4844996774480901130"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkFXyKT5vSScALCffo5KZme6x0r44L5VxbeMdUKB9p1wnsSD6QgVW92HCwfnVt0BMsbDgCjae_WpEhZ-k_x_d3NYEoyAv2GlbC-FstLBlQ1pBlU6dlV2mRI33wkKcqhKdlEn77Jgf1bYw/s1600-h/Nabi-AdamHawa01.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5226196164071191170" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkFXyKT5vSScALCffo5KZme6x0r44L5VxbeMdUKB9p1wnsSD6QgVW92HCwfnVt0BMsbDgCjae_WpEhZ-k_x_d3NYEoyAv2GlbC-FstLBlQ1pBlU6dlV2mRI33wkKcqhKdlEn77Jgf1bYw/s320/Nabi-AdamHawa01.jpg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a><br />
<span style="color: #b45f06;">Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya,menciptakan langit dengan mataharinya,bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yangdiciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Kekhuatiran Para Malaikat.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu,disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari.Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami!Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih,bertahmid,melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya,sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,nescaya akan bertengkar satu dengan lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Allah berfirman,menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">. </span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Iblis Membangkang.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur."</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Karena kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">"Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah." </span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam."</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kepada mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan." </span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Adam Menghuni Syurga.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga,ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?"</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi."Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi.</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Adam menjawab:"Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;"> Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya,rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini." </span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Iblis Mulai Beraksi.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami." </span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah,hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya,akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:"Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yang telah ditentukan."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. </span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Kisah Adam dalam Al-Quran.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25 </span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t. </span> </div></div><span class="post-author" style="color: #b45f06;"> Posted by Yudhi </span> <span class="post-timestamp" style="color: #b45f06;"> at <a class="timestamp-link" href="http://yudhim.blogspot.com/2008/07/kisah-nabi-adam-as.html" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" title="2008-07-23T19:56:00+07:00">Wednesday, July 23, 2008</abbr></a> </span>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-58112922863084858192012-01-25T23:51:00.000-08:002012-01-25T23:51:43.664-08:00nabi zakaria dan yahya<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr><td bgcolor="#006600" width="4"><br />
</td> <td width="5"><img alt="" height="1" src="http://alhakelantan.tripod.com/imagelib/sitebuilder/layout/spacer.gif" width="5" /></td> <td valign="top" width="647"> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr style="color: #bf9000;"> <td width="646"> <div><span style="font-family: Times,Times New Roman; font-size: large;"><b><i>NABI ZAKARIA DAN YAHYA</i></b></span></div></td> </tr>
<tr style="color: #bf9000;"> <td width="646"> <div align="left"><span style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;">Nabi Zakaria sudah lanjut usianya, kepalanyanya sudah dipenuhi uban keseluruhannya dan tulangnya sudah tak berdaya lagi serta punggungnya pun sudah bongkok. Dia sudah tidak kuasa lagi untuk berjalan lebih jauh, selain ke tempat ibadatnya untuk beribadat dan memberikan pelajaran. Di tempat beribadat itulah dia setiap hari menunaikan kewajibannya. <br />
Setelah larut malam, dia pulang ke rumahnya mendapatkan isterinya, isteri yang tidak kurang pula tuanya dengan dia, seluruh rambutnya sudah putih, badannya pun sudah lemah. Dia sudah tidak kuat berjalan jauh, selain berulang alik ke kedai kecil, tempat dia berjualan kecil-kecilan untuk sekadar penutup hajat dan keperluan hidupnya sehari-hari. Kalau ada pendapatan yang berlebih, maka kelebihannya itu diberikan kepada orang-orang yang datang meminta, kepada orang-orang kekurangan yang perlu dibantu dan ditolongnya. Bila selesai berjualan, dia pulang ke rumah dan tidak lain yang dikerjakannya, kecuali beribadat, memuji dan mensyukuri nikmat Allah. <br />
Sudah sembilan puluh tahun konon usia Zakaria di kala itu, namun belum beroleh seorang anak pun. Sejak masih muda belia, kedua suami isteri itu ingin beroleh seorang anak. Makin bertambah tuanya, hasrat untuk beroleh anak itupun semakin hebat juga tumbuh di dalam jiwa kedua suami isteri itu. <br />
Inilah yang menyebabkan kedua orang suci ini sedih dan gundah selalu, apalagi menurut kebiasaan, orang yang sudah tua seperti mereka itu, tidak mungkin lagi beroleh anak. <br />
Hasrat mi timbul dan semakin kuat, bukan semata mata kerana ingin beroleh anak yang dapat mengurus hari tuanya, tetapi lebih lebih lagi ingin untuk melanjutkan pelajarannya yang sudah diberikannya selama hidupnya, apa lagi masih banyak di antara orang dan keluarganya sendiri yang tidak mahu tunduk dan terus menerus melakukan perbuatan perbuatan yang jahat dan sesat, tidak menghiraukan ajaran yang tertulis dalam al-Kitab. <br />
Hasratnya ini semakin bergejolak juga dalam jiwa di antara lapisan-lapisan jantung dan kalbunya. Untung kesabaran yang ada padanya, dapat juga mempertahankan dirinya untuk berlaku tenang. Tetapi bila hari sudah malam, seluruh alam sudah gelap gelita dan semua orang sudah tidur, di kala itulah hasrat itu tidak terkira hebatnya. Bunyi jengkerik dan binatang binatang kecil dalam kesepian malam yang gelap itu, sesungguh menyalakan hasratnya yang sudah bernyala itu, sehingga tidak tertahan lagi rasanya. <br />
Inilah nasib yang menimpa kedua orang tua itu, nasib yang tidak kurang pula hebatnya dengan nasib nasib para Nabi dan Rasul lainnya, nasib yang jauh lebih ngeri dan sengsara, dan menghadapi musuh di medan perang, sebagai nasibnya beberapa orang Nabi dan Rasul. <br />
Pada suatu hari, di kala Zakaria masuk ke mihrabnya, sebagai biasanya sesudah beribadat kepada Tuhannya, dia lalu masuk ke mihrab Mariam gadis yang masih kecil yang berada di samping mihrabnya sendiri. Didapatinya Mariam sedang tenggelam dalam pemikirannya, asyik dengan solatnya, sedang di hadapannya terdapat makanan yang berupakan buah buahan. <br />
Dia merasa hairan, dan manakah datangnya makanan itu, seorang manusia pun tidak diperbolehkan dan tidak dapat masuk ke situ, selain Zakaria dan Mariam sendiri. Lebih hairan lagi, kerana buah buahan itu adalah buah musim panas, sedang di kala itu waktunya musim dingin. <br />
Zakaria lalu bertanya kepada Mariam: Hai Mariam, dari manakah datangnya buah buahan itu? <br />
Jawab Mariam: Makanan ini dari Allah. Allah telah mengirimnya kepada saya tiap pagi dan tiap petang tanpa saya minta. Janganlah engkau terperanjat, bukankah Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki ? <br />
Dengan kejadian itu, Zakaria memperoleh kejadian baru. Fikirannya memikir sedalam dalamnya, tentang keluarbiasaan dan kemuliaan gadis kecil itu. Yakinlah dia bahawa dan gadis itulah akan memancar sinar yang lebih kemilau, cahaya yang lebih terang, untuk menerangi alam yang masih kabur. <br />
Hasrat untuk beroleh seorang anak lelaki semakin tambah bernyala nyala dalam hasrat hatinya, untuk menyambut cahaya itu, kerana dia sudah mendekati ajalnya. Dia khuatir, kalau kalau cahaya itu tidak diterima manusia yang lain, kerana manusia rata rata masih engkar dan menyanggah setiap sinar yang memancar. Zakaria lalu menengadahkan kedua belah tangannya, berdoa ke hadhrat Allah dengan segenap jiwa raganya: Ya, Allah! Janganlah aku Engkau biarkan seorang din, Engkau sebaik baik Zat yang memberi turunan. Ya Tuhanku, telah lemah tulan belulangku dan telah penuh uban di kepalaku dan bukanlah aku seorang sial dalam berdoa kepadaMu. Sesungguhnya aku khuatir akan keadaan keluarga yang akan kutinggalkan, sedang isteriku adalah mandul. Beri jualah kepadaku dan kurniaMu seorang yang akan menjadi penggantiku ! <br />
Doa Zakaria itu dengan cepat dijawab oleh Malaikat yang sedang berada pula dalam mihrabnya: Ya, Zakaria! Tuhan akan memberimu seorang anak yang bernama Yahya dan belum pernah ada manusia yang bernama Yahya.</span> </div></td> </tr>
<tr style="color: #bf9000;"> <td height="10" width="646"><img alt="" height="10" src="http://alhakelantan.tripod.com/imagelib/sitebuilder/layout/spacer.gif" width="1" /></td> </tr>
<tr style="color: #bf9000;"> <td width="646"> <div align="left"><span style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;">Jawapan Malaikat itu terdengar jelas oleh Zakaria. Hatinya yang gembira segera diiringi oleh kehairanan yang lebih besar lagi. Dengan jalan bagaimanakah dia akan memperolehi seorang anak yang dijanjikan Malaikat itu, kerana dia sendiri sudah terlalu tua dan tidak sanggup lagi mendekati isterinya, untuk menjadi sebab beroleh anak yang dicita-citakan. <br />
Kehairanan Zakaria ini segera pula dijelaskan oleh Malaikat dengan menerangkan: Bukankah Allah yang menjadikanmu, sedangkan sebelumnya kamu tidak ada? Dan Tuhan itu pulalah yang akan memberi engkau seorang anak. <br />
Jelas keterangan Malaikat itu, tetapi Zakaria ingin lebih jelas dan lebih nyata lagi. Sebab itu dia lalu meminta kepada Tuhan untuk memberikan tanda tanda yang nyata atas janji itu. Allah lalu menjawab dengan berfirman kepada Zakaria: Sebagai tanda engkau tidak dapat berkata kata kepada manusia tiga hari lamanya dan bila ingin berkata, engkau hanya dapat dengan isyarat saja. <br />
Tanda ini benar benar terjadi. Hati Zakaria menjadi tenang. Kegelisahannya hilang. Dia tinggal menunggu bila dan bagaimana caranya dia akan beroleh seorang anak. <br />
Tidak lama kemudian, isterinya yang sudah tua itu, lalu mengandung dan akhirnya melahirkan seorang anak yang suci dan mulia, serta diberi nama Yahya, iaitu yang sudah ditentukan Allah. <br />
Anak bayi yang luarbiasa keadaannya, sihat badannya dan amat cepat besarnya, kuat akalnya dan terang pemikirannya. Walaupun masih muda belia, dia sudah cekap dengan berbagai ilmu pengetahuan, hafal akan segala isi Kitab Suci Taurat dengan segala keterangannya, begitu pula dengan masalah masalah yang sekecil kecilnya, sampai kepada masalah masalah yang sebesar besarnya. <br />
Sebab itu dialah yang ditetapkan menjadi penghukum antara manusia dengan manusia, dengan hukuman yang seadil adilnya. Dia menjadi pemegang kekuasaan yang tertinggi. Dia berani menjalankan yang hak dan tidak gentar dia menghukum yang salah. Tidak seorang juga yang berani menentang kata dan melanggar aturan yang ditetapkannya. <br />
Akhirnya disampaikan orang kepadanya berita yang mengatakan bahawa Raja Hirodus yang menjadi Raja Palestin, jatuh cinta anak saudara Yahya, Hirodia namanya. Memang gadis itu luarbiasa cantiknya. Parasnya yang bulat seperti purnama penuh, matanya yang cemerlang laksana bintang kejora, perawakannya yang ramping dengan rambutnya yang panjang itu, telah lama menjadi buah bibir setiap pemuda Palestina. <br />
Keinginan raja itu rupanya sudah menjadi suatu keputusan. Raja telah meminang anak gadis itu kepada ibu bapa dan keluarganya dan putusan pun rupanya sudah ada, bahawa raja akan kahwin dengan gadis itu. <br />
Mendengar hal ini Yahya menghukumkan dengan terus terang, bahawa perkahwinan Raja Hirodus dengan gadis Hirodia itu tidak sesuai dengan peraturan agama ketika itu, serta bertentangan dengan Kitab Suci Taurat. Yahya dengan tegas berkata: Perkahwinan itu tidak akan saya akui, malah saya akan tetap menentangnya dengan sekeras kerasnya. <br />
Mengapa Nabi Yahya tidak mengizinkan dan tidak membenarkan perkahwinan tersebut? Menurut Abdullah bin Zubair, gadis yang bernama Hirodia atau Harduba itu adalah anak Hirodus itu sendiri. Sedang menurut as-Suddy, gadis itu adalah anak isterinya (anaktirinya) sendiri. Sedang menurut Ibnu Abbas, gadis itu adalah anak dan saudara lelaki dan Hirodus sendiri. Menurut hukum Taurat sama dengan hukum al-Quran yang sekarang ini, bahawa anak sendiri, anaktiri atau anak dan saudara sendiri tidaklah halal menikahinya. <br />
Nabi Yahya sebagai seorang Nabi dan Rasul Allah yang diutus Allah untuk melaksanakan hukum Taurat, tentu saja tidak dapat menetapkan atau membenarkan sesuatu pernikahan yang bertentangan dengan hukum Taurat itu, sekalipun yang akan kahwin itu seorang maharaja yalig bagaimana juga besar pengaruh dan kekuasaannya. <br />
Nabi Yahya menghadapi dua percubaan atau ujian yang amat kuat sekaligus. Pertama pertentangannya dengan seorang raja yang amat kuasa dan sangat ganas, menghadapi mata pedang yang sudah teracung ke lehernya. Kedua beliau menghadapi rayuan dan cumbuan dari seorang gadis ayu yang tak ada taranya, iaitu menghadapi mata pedang asmara yang lebih berbahaya dan lebih tajam lagi dan mata pedang yang berupa besi yang diasah tajam itu. <br />
Dia seolah olah disuruh memilih antara hidup atau mati. Hidup dengan melanggar hukum Taurat, atau mati dengan mentaati hukum tersebut. Akhirnya Nabi Yahya mengumumkan putusannya yang luarbiasa, iaitu tetap tidak membenarkan perkahwinan antara Raja Hirodus dengan gadis Hirodia dan akan menentangnya. <br />
Keputusan Yahya ini akhirnya tersebar luas di kalangan penduduk, tersiar pula ke seluruh pelosok dunia, ke tiap kota dan istana raja raja lainnya, ketempat tempat ibadat dan tempat tempat keramaian. <br />
Alangkah kagetnya gadis Hirodia mendengar putusan Yahya ini, kerana dia sendiri sudah melamun akan menjadi permaisuri besar, menjadi isteri seorang raja besar. Dia tidak senang dengan adanya khabar itu, dengan perasaan marah dia segera merencanakan suatu tindakan, sekalipun dia harus bertentangan dengan Yahya, iaitu bapa saudaranya sendiri, kerana menurut sangkaannya, bapa saudaranya (Yahya) sendirilah yang ingin kahwin dengannya. <br />
Tetapi dengan cara bagaimanakah dia akan dapat bertindak? Dia adalah seorang wanita. Fikiran jahatnya lalu timbul, iaitu dengan bersenjatakan kecantikannya, dia ingin mencemarkan dan menjatuhkan nama baik Yahya. <br />
Dia segera berhias diri secantik cantiknya dan dipakainya pakaian serta perhiasan yang bagus bagus dan mahal mahal harganya. Dia lalu masuk ke tempat bapa saudaranya bekerja. Dengan senyuman manis dan gerak geri yang dibuat buatnya itu, dia berkata kepada pamannya dengan kata kata yang menarik hati. <br />
Nabi Yahya bin Zakaria a.s. sebagai yang telah ditegaskan oleh Allah dalam al-Quran, adalah seorang yang pertama membenarkan dan mempercayai akan kenabian dan Kerasulan Isa al-Masih a.s., yang akan menjadi pimpinan yang terpelihara dan segala dosa dan kejahatan, lalu diangkat Allah menjadi Nabi dan Rasul dari manusia manusia yang baik. <br />
Menurut Ibnu Masud dan Ibnu Abbas serta sahabat lainnya, selain baik rupa dan perangainya, kuat beribadat, mengekang diri dari segala syahwat (nafsu) sehingga menjauhkan din dari wanita. <br />
Ketika Hirodia datang menggodanya, Nabi Yahya menjauhkan diri dan memerintahkan kepada Hirodla agar menutup seluruh tubuhnya dan menerangkan kepadanya apa yang tertulis di dalam Kitab Suci Taurat bahawa orang orang yang melakukan zina akan diseksa di hari kiamat dan berbau lebih busuk daripada bangkai. <br />
Mendengar jawaban Yahya demikian, gadis Hirodia menjadi malu dan jengkel. Semua manusia termasuk raja menginginkan dirinya, sedangkan Yahya menolak sekalipun dia yang datang sendiri merayunya. Maksudnya dengan rayuan ini, ialah bila Yahya dapat ditarik kepada dirinya, atau menyentuh dirinya, ia akan menuduh bahawa kerana tertarik akan dirinya itulah Yahya tidak mahu membenarkan perkahwinannya dengan Raja Hirodus yang berkuasa. Dan dengan alasan itulah ia akan meminta kepada Hirodus agar Yahya dibunuh saja, agar perkahwinannya dengan Hirodus dapat dilangsungkan tanpa gangguan dan Yahya lagi. <br />
Kerana gagal dengan cara yang begitu, ia tidak kehilangan akal. Dia datangi Raja Hirodus dan berkata kepadanya: Sekiranya engkau benar benar cinta kepadaku, aku ingin bukti, ialah agar engkau membunuh Yahya bin Zakaria. <br />
Hirodus ini memerintah dari tahun 4 sebelum Masehi sampai tahun 37 sesudah Masehi, adalah anak Raja Hirodus Agung yang memerintah sebelumnya. Seorang raja yang telah membunuh beratus ratus Nabi dan orang orang saleh, di antaranya terdiri dari keluarganya sendiri. Tidaklah hairan kalau anaknya sendiri iaitu Hirodus yang ingin kahwin dengan anak saudaranya sendiri Hirodia, jauh lebih ganas dan bapaknya sendiri. Dengan segera dia menangkap Nabi Yahya, dimasukkan ke dalam penjara dan akhirnya dibunuhnya pula, untuk memenuhi kehendak kekasihnya itu. <br />
Tidak lama sesudah darah Nabi Yahya tertumpah membasahi bumi, Allah murka, dan kemurkaan Allah ini berubah menjadi bencana hebat yang menimpa Bani Israel termasuk Rajanya Hirodus dan Hirodia kekasihnya. <br />
Setelah Nabi Zakaria mengetahui akan kematian anaknya Nabi Yahya, Nabi Zakaria melarikan din untuk menghindarkan penangkapan, kerana sudah tersiar pula khabar bahawa ia juga akan dibunuh. Beliau bersembunyi di dalam sebuah kebun dekat kota Jerusalem. Akhirnya kebun itupun dikepung oleh alat alat negara untuk menangkapnya. <br />
Konon khabarnya sebuah pokok kayu yang besar membelah dirinya dan mempersilakan Zakaria bersembunyi di dalam batangnya. Tetapi Iblis telah memberitahukan kepada para pengepung bahawa Zakaria bersembunyi di dalam pokok kayu itu. Mereka lalu memotong kayu tersebut, sehingga Nabi Zakaria mati terbunuh pula. <br />
Dengan kematian Nabi Yahya dan Nabi Zakaria, Allah menimpakan bencana demi bencana kepada Bani Israel, yang berupa serangan serangan dari tentera musuh yang amat ganas, sebagaimana juga sudah sering terjadi sebelumnya. <br />
Pernah dalam suatu serangan yang dilakukan oleh musuh mereka, 120,000 orang, termasuk pembesar pembesar mereka mati terbunuh semuanya. Hanya sedikit saja yang dapat meloloskan diri dan pembunuhan itu. Terkenal dalam sejarah dunia serangan Nebukadnezar dari Babilon dan serangan Titus dan Rome, sebelum dan sesudah lahirnya Isa al-Masih a.s. <br />
Firman Allah dalam al-Quran surah al-Isra, ayat 48: <br />
Dan Kami (Allah) putuskan (takdirkan) bagi Bani Israel dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan mengadakan kerosakan di bumi dua kali (berulang ulang), dan sesungguhnya kamu akan sombong dengan sebesar besar kesombongan. Maka apabila datang perjanjian yang pertama dari yang dua itu, kami utus untuk menunjuki kamu, hamba hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang sangat, lalu mereka bersimaharajalela di seluruh negeri, dan adalah perjanjian itu sudah dilakukan. Kemudian Kami kembalikan kepada kamu kekuasaan atas mereka dan Kami beri kepada kamu harta dan anak, serta Kami jadikan kamu menjadi bilangan yang banyak (kembali). Jika kamu berbuat kebajikan, berarti kamu berbuat kebajikan bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat kejahatan, bererti kamu berbuat kejahatan bagi dirimu. Maka apabila datang perjanjian yang akhir (Kami utus mereka) supaya mereka membusukkan akan muka muka kamu (merosak dan mengalahkan kamu), dan supaya mereka masuk ke dalam Masjid (maksudnya Baitul Maqdis), sebagaimana mereka sudah masuk ke dalamnya pertama kali, dan supaya mereka binasakan kamu selagi mereka berkuasa. Mudah mudahan Tuhan kamu mengasihi kamu, dan jika kamu kembali, Kami akan kembali (menyeksamu), dan Kami jadikan Jahannam bagi orang orang kafir sebagai kurungan.</span> </div></td></tr>
</tbody></table></td></tr>
</tbody></table>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-38845951702322592092012-01-25T23:47:00.000-08:002012-01-25T23:47:17.000-08:00Kisah Nabi HARUN as<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> <a href="http://hbis.files.wordpress.com/2008/11/n-harun.jpg"><img alt="n-harun" class="alignleft size-full wp-image-1504" height="159" src="http://hbis.files.wordpress.com/2008/11/n-harun.jpg" title="n-harun" width="221" /></a><span style="color: #f1c232; font-family: ""; font-size: 12pt;">HARUN adalah kakak kandung Nabi Musa. Kisahnya di dalam Al-Qur’an selalu disebut bersama dengan kisah adiknya itu. Ia mendampingi Nabi Musa menemui Fir’aun untuk meminta agar Fir’aun melepaskan Bani Israil dari perbudakan ,Mereka menyampaikan wahyu Tuhan kepada raja Mesir itu, dan mengingatkannya serta meluruskan jalan hidupnya yang melampaui batas (tidak rela melepaskan Bani Israil dari perbudakan) serta menyimpang dari ajaran Allah Swt. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: #f1c232; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 12pt;">Dengan lemah lembut, Musa dan Harun menghadapi keangkuhan Fir’aun yang mengaku diri tuhan. Akhirnya Musa dan Harun berhasil membawa keluar Bani Israil dari Mesir. Ketika sampai di sekitar Gunung Sinai, Nabi Musa meninggalkan Bani Israil selama 40 hari untuk menemui Tuhan di puncak Gunung Sinai, Harun diserahi tugas menjaga kaumnya. Ia sempat mengingatkan mereka karena menyembah berhala lagi. Ia wafat lebih dulu dari Nabi Musa dan dikuburkan di Bukit Hur di Gurun Sinai. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: #f1c232; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"> </div><div class="MsoNormal" style="color: #f1c232; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 12pt;"><span id="more-1501"></span><br />
</span> </div><div class="MsoNormal" style="color: #f1c232; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 12pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: #f1c232; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 12pt;">FASIH BERBICARA<br />
Harun memiliki kemampuan berbahasa lebih fasih daripada adiknya. Karena itu, Musa memohon kepada Allah Swt. agar mengutus Harun mendampinginya menemui Fir’aun.<br />
Permohonan itu dimaksudkan untuk membenarkan kata-kata yang disampaikan Musa, karena ia khawatir Fir’aun akan mendustakannya.</span></div><div style="color: #f1c232;">NABI DAN RASUL<br />
Harun diangkat oleh Allah Swt. menjadi nabi dan rasul untuk membantu tugas kerasulan Nabi Musa. Ketika hendak mendatangi Fir’aun, mereka diperintahkan oleh Allah Swt. agar mengaku sebagai utusan Allah Swt. kepada Fir’aun. Mereka menghadap Fir’aun dengan berbekalkan bukti-bukti kerasulan mereka dari Tuhan</div><div style="color: #f1c232;">LOH TAURAT<br />
Setelah pulang dari Gunung Sinai, Musa marah kepada kaumnya dan menegur kakaknya, Harun.<br />
Karena demikian marah dan sedih, seperti diceritakan Al-Qur’an, Musa melemparkan loh-loh (Taurat) yang baru diterimanya dari Tuhan dan memegang rambut kepala Harun, sambil<br />
menariknya ke arahnya. Sesudah amarahnya reda, barulah diambilnya kembali loh-loh (Taurat) itu, karena di dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhan </div><div class="MsoNormal" style="color: #f1c232; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 12pt;"><br />
SAMIRI<br />
Ketika hendak menerima wahyu Allah Swt. di Gunung Sinai, Harun diserahi amanah oleh Musa untuk memimpin Bani Israil. Selama ditinggal oleh Musa, kaumnya membuat kekacauan. Dalam suasana itu, muncul Samiri yang mengaku layak menjadi pemimpin Bani Israil.<br />
Ia membuat patung anak lembu dari emas sebagai sesembahan. Melihat kaumnya menjadi kufur, Harun mengingatkan kesesatan mereka. Ia berusaha menghentikan kekufuran kaumnya, namun hati mereka benar-benar keras.</span></div><div style="color: #f1c232;">(sumber: Ensiklopedi Islam untuk Pelajar – no.2) </div>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-10821907929263921172012-01-25T22:57:00.000-08:002012-01-25T22:57:24.224-08:00kisah nabi ilyas<div class="componentheading"><br />
</div><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://dongengkakrico.com/kisah-nabi-a-rasul/54-kumpulan-kisah--riwayat-nabi/349-kisahriwayat-nabi-ilyas-as.pdf" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://dongengkakrico.com/images/M_images/pdf_button.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://dongengkakrico.com/kisah-nabi-a-rasul/54-kumpulan-kisah--riwayat-nabi/349-kisahriwayat-nabi-ilyas-as.html?tmpl=component&print=1&page=" title="Print"><img alt="Print" src="http://dongengkakrico.com/images/M_images/printButton.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://dongengkakrico.com/component/mailto/?tmpl=component&link=aHR0cDovL2RvbmdlbmdrYWtyaWNvLmNvbS9raXNhaC1uYWJpLWEtcmFzdWwvMzQ5LWtpc2Focml3YXlhdC1uYWJpLWlseWFzLWFzLmh0bWw%3D" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://dongengkakrico.com/images/M_images/emailButton.png" /></a> </td> </tr>
</tbody></table><b><span style="color: #e69138;">Beliau adalah seorang utusan Allah SWT. Telah terjadi pertentangan antara beliau dan kaumnya tentang berhala yang bemama Ba'l. Nabi Ilyas menyeru di jalan Allah SWT dan mengajak kaumnya tetapi kaumnya mengabaikannya. Mereka cenderung kepada Ba'l.</span></b><div align="justify" style="color: #e69138;"> </div><div align="justify" style="color: #e69138;"><b>Selesailah halaman kehidupan dunia dan mereka dihadirkan di hadapan Allah SWT pada hari kiamat. Allah SWT menceritakan hal tersebut dalam firman-Nya:</b></div><div align="justify" style="color: #e69138;"> </div><div align="justify" style="color: #e69138;"><b>"Dan sesungguhnya Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Pantaskah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?' Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di halangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) kesejahteran dilimpahkan atas Ilyas? Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan hepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman." (QS. ash-Shaffat: 123-132)</b></div><div align="justify" style="color: #e69138;"> </div><div align="justify" style="color: #e69138;"><b>Hanya ayat-ayat yang pendek ini yang Allah SWT sebutkan berkaitan dengan kisah Nabi Ilyas. Dan pendapat yang paling kuat adalah pendapat yang menyatakan bahwa Ilyas adalah seorang Nabi yang bernama Ilya dalam Taurat. Injil Barnabas mengemukakan nasihat-nasihat Ilya. Tentu nasihat-nasihat tersebut tidak begitu terkenal dalam Taurat. Kami akan menyebutkan nasihat-nasihat tersebut karena di dalamnya terdapat hikmah yang dalam dan ketulusan hati. Pesan tersebut terdapat dalam injil Barnabas dari ayat 23 sampai ayat 49. Disebutkan di dalamnya bahwa</b></div><div align="justify" style="color: #e69138;"> </div><div align="justify" style="color: #e69138;"><b>"Ilya adalah hamba Allah. Hal ini ditulis bagi semua orang yang menginginkan untuk berjalan bersama Allah Pencipta mereka. Sesungguhnya orang yang suka untuk banyak belajar maka ia akan sedikit takut kepada Allah. Karena orang yang takut kepada Allah maka ia akan merasa puas untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja. Hendaklah orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang saleh memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan memperoleh manfaat ketika mendapati dunia mendapatkan keuntungan sementara ia mendapati kerugian. Selanjutnya, hendaklah orang yang mengajari orang lain berusaha untuk lebih baik daripada orang lain karena tidak akan bermanfaat suatu nasihat yang diberikan oleh orang yang tidak mengamalkan apa yang dikatakannya. Sebab, bagaimana seorang yang salah dapat memperbaiki kehidupannya sementara ia mendengar seorang yang lebih buruk darinya berusaha untuk mengajarinya. Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah berusaha lari dari percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada sendirian di atas gunung Saina' maka beliau menemukan Allah dan berdialog dengan-Nya sebagaimana seorang pecinta berdialog dengan kekasihnya. Dan hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha keluar sekali setiap tiga puluh kali ke tempat yang biasa di jadikan perkumpulan oleh masyarakat dunia. Karena boleh jadi ia dapat melakukan suatu amal pada satu hari saja namun dihitung amalnya itu selama dua tahun, khususnya berkaitan dengan pekerjaan yang di situ ia mencari ridha Allah. Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke arah mana pun kecuali ke arah dua kakinya, dan ketika ia berbicara hendaklah mengatakan hal yang penting saja. Hendaklah ketika ia makan tidak berdiri dari meja makan dalam keadaan kekenyangan. Dan hendaklah mereka berpikir setiap hari karena boleh jadi mereka tidak akan menemui hari berikutnya. Dan hendaklah mereka benar-benar memanfaatkan waktu mereka sebagaimana mereka selalu bernafas. Hendaklah satu baju dari kulit binatang cukup untuk mereka. Hendaklah mereka setiap malam berusaha untuk tidur tidak lebih dari dua jam. Hendaklah mereka berusaha berdiri di tengah-tengah salat dengan rasa takut. </b></div><div align="justify" style="color: #e69138;"><b> Kerjakanlah semua ini dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT dengan menjunjung tinggi syariat-Nya yang Allah SWT karuniakan kepada kalian melalui Nabi Musa. Karena dengan cara seperti ini, kalian akan menemukan Allah SWT dan kalian akan merasakan pada setiap zaman dan tempat bahwa kalian berada di bawah naungan Allah SWT dan Dia akan selalu bersama kalian." Demikianlah apa-apa yang disebutkan dalam injil Barnabas melalui tulisan Ilya.</b></div><div align="justify" style="color: #e69138;"><br />
</div><div align="justify" style="color: #e69138;"><b><em><a href="http://dongengkakrico.com/component/content/54.html">Kembali ke Kisah Nabi</a> </em></b></div>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-30185270967005937112012-01-25T22:17:00.000-08:002012-01-25T22:17:27.709-08:00kisah nabi ayyub as<div class="post-body entry-content"> <div class="post-body" id="post-1748777220029452930"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDYNqPBTDTtfsxWW7gWRyaNNIMjU8MbUsSYv17rWxSqZdgIQLkVCocB5_zEST2s2RuUieUlDAgwH7UlJr0WVdmzvbCktaeG7v564a6vaq0RHmbLbFLgZIgJof84ExRc9zZ0iK1Tf_digo/s1600-h/petuah.gif"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5232541923419675090" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDYNqPBTDTtfsxWW7gWRyaNNIMjU8MbUsSYv17rWxSqZdgIQLkVCocB5_zEST2s2RuUieUlDAgwH7UlJr0WVdmzvbCktaeG7v564a6vaq0RHmbLbFLgZIgJof84ExRc9zZ0iK1Tf_digo/s320/petuah.gif" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a><br />
<b><span style="color: #b45f06;">Berkata salah seorang malaikat kepada kawan-kawannya yang lagi berkumpul berbincang-bincang tentang tingkah-laku makhluk Allah, jenis manusia di atas bumi : "Aku tidak melihat seorang manusia yang hidup di atas bumi Allah yang lebih baik dari hamba Allah Ayyub". Ia adalah seorang mukmin sejati ahli ibadah yang tekun. Dari rezeki yang luas dan harta kekayaan yang diberikan oleh Allah kepadanya, ia mengenepikan sebahagian untuk menolong orang-orang yang memerlukan para fakir miskin. Hari-harinya terisi penuh dengan ibadah, sujud kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat dan kurnia yang diberikan kepadanya."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Para kawanan malaikat yang mendengarkan kata-kata pujian dan sanjungan untuk diri Ayyub mengakui kebenaran itu bahkan masing-masing menambahkan lagi dengan menyebut beberapa sifat dan tabiat yang lain yang ada pada diri Ayyub.</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Percakapan para malaikat yang memuji-muji Ayyub itu didengar oleh Iblis yang sedang berada tidak jauh dari tempat mereka berkumpul. Iblis merasa panas hati dan jengkel mendengar kata-kata pujian bagi seseorang dari keturunan Adam yang ia telah bersumpah akan disesatkan ketika ia dikeluarkan dari syurga kerananya. Ia tidak rela melihat seorang dari anak cucu anak Nabi Adam menjadi seorang mukmin yang baik, ahli ibadah yang tekun dan melakukan amal soleh sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Pergilah Iblis mendatangi Ayyub untuk menyatakan sendiri sampai sejauh mana kebenaran kata-kata pujian para malaikat itu kepada diri Ayyub. Ternyata memang benar Ayyub patut mendapat segala pujian itu. Ia mendatangi Ayyub bergelimpangan dalam kenikmatan duniawi, tenggelam dalam kekayaan yang tidak ternilai besarnya, mengepalai keluarga yang besar yang hidup rukun, damai dan bakti. Ia mendapati Ayyub tidak tersilau matanya oleh kekayaan yang ia miliki dan tidak tergoyahkan imannya oleh kenikmatan duniawinya. Siang dan malam ia sentiasa menemui Ayyub berada di mihrabnya melakukan solat, sujud dan tasyakur kepada Allah atas segala pemberian-Nya. Mulutnya tidak berhenti menyebut nama Allah berzikir, bertasbih dan bertahmid. Ayyub ditemuinya sebagai seorang yang penuh kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah yang lemah, yang lapar diberinya makan, yang telanjang diberinya pakaian, yang bodoh diajar dan dipimpin dan yang salah ditegur.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Iblis gagal dalam usahanya memujuk Ayyub. Telinga Ayyub pekak terhadap segala bisikannya dan fitnahannya dan hatinya yang sudah penuh dengan iman dan takwa tidak ada tempat lagi bagi bibit-bibit kesesatan yang ditaburkan oleh Iblis. Cinta dan taatnya kepada Allah merupakan benteng yang ampuh terhadap serangan Iblis dengan peluru kebohongan dan pemutar-balikan kebenaran yang semuanya mental tidak mendapatkan sasaran pada diri Ayyub.</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Akan tetapi Iblis bukanlah Iblis jika ia berputus asa dan kegagalannya memujuk Ayyub secara langsung. Ia pergi menghadapi kepada Allah untuk menghasut. Ia berkata : " Wahai Tuhan, sesungguhnya Ayyub yang menyembah dan memuji-muji-Mu, bertasbih dan bertahmid menyebut nama-Mu, ia tidak berbuat demikian seikhlas dan setulus hatinya kerana cinta dan taat pada-Mu. Ia melakukan itu semua dan berlaku sebagai hamba yang soleh tekun beribadah kepada-Mu hanya kerana takut akan kehilangan semua kenikmatan duniawi yang telah Engkau kurniakan kepadanya. Ia takut, jika ia tidak berbuat demikian , bahawa engkau akan mencabut daripadanya segala nikmat yang telah ia perolehnya berupa puluhan ribu haiwan ternakan, beribu-ribu hektar tanah ladang, berpuluh-puluh hamba sahaya dan pembantu serta keluarga dan putera-puteri yang soleh dan bakti. Tidakkah semuanya itu patut disyukuri untuk tidak terlepas dari pemilikannya dan habis terkena musibah? Di samping itu Ayyub masih mengharapkan agar kekayaannya bertambah menjadi berlipat ganda. Untuk tujuan dan maksud itulah Ayyub mendekatkan diri kepada-Mu dengan ibadah dan amal-amal solehnya dan andai kata ia terkena musibah dan kehilangan semua yang ia miliki, nescaya ia akan mengubah sikapnya dan akan melalaikan kewajibannya beribadah kepada-Mu."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Allah berfirman kepada Iblis : " Sesungguhnya Ayyub adalah seorang hamba-Ku yang sangat taat kepada-Ku, ia seorang mukmin sejati, apa yang ia lakukan untuk mendekati dirinya kepada-Ku adalah semata-mata didorong oleh iman yang teguh dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan takwa yang telah meresap di dalam lubuk hatinya serta menguasai seluruh jiwa raganya tidak akan tergoyah oleh perubahan keadaan duniawinya. Cintanya kepada-Ku yang telah menjiwai amal ibadah dan kebajikannya tidak akan menurun dan menjadi kurang, musibah apa pun yang akan melanda dalam dirinya dan harta kekayaannya. Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa apa yang ia miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya atau menjadikannya bertambah berlipat ganda. Ia bersih dari semua tuduhan dan prasangkamu. Engkau memang tidak rela melihathamba-hamba-Ku anak cucu Adan berada di atas jalan yang benar, lurus dan tidak tersesat. Dan untuk menguji keteguhan hati Ayyub dan kebulatan imannya kepada-Ku dan kepada takdir-Ku, Aku izinkan engkau untuk mencuba menggodanya serta memalingkannya daripada-Ku. Kerahkanlah pembantu-pembantumu menggoda Ayyub melalui harta kekayaannya dan keluarganya. Cuba binasakanlah harta kekayaannya dan cerai-beraikanlah keluarganya yang rukun dan bahagia itu dan lihatlah sampai di mana kebolehanmu menyesatkan dan merusakkan iman hamba-Ku Ayyub itu."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Dikumpulkanlah oleh Iblis syaitan-syaitan, pembantunya, diberitahukan bahawa ia telah mendapatkan izin dari Tuhan untuk mengganyang ayyub, merusak aqidah dan imannya dan memalingkannya dari Tuhannya yang ia sembah dengan sepenuh hati dan keyakinan. Jalannya ialah dengan memusnahkan harta kekayaannya sehingga ia menjadi seorang yang papa dan miskin, mencerai-beraikan keluarganya sehingga ia menjadi sebatang kara tidak berkeluarga, Iblis berseru kepada pembantu-pembantunya itu agar melaksanakan tugas penyesatan Ayyub sebaik-baiknya dengan segala daya dan siasat apa saja yang mereka dapat lakukan.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Dengan berbagai cara gangguan, akhirnya berhasillah kawanan syaitan itu menghancurkan-luluhkan kekayaan Ayyub, yang dimulai dengan haiwan-haiwan ternakannya yang bergelimpangan mati satu persatu sehingga habis sama sekali, kemudian disusul ladang-ladang dan kebun-kebun tanamannya yang rusak menjadi kering dan gedung-gedungnya yang terbakar habis dimakan api, sehingga dalam waktu yang sangat singkat sekali Ayyub yang kaya-raya tiba-tiba menjadi seorang papa miskin tidak memiliki selain hatinya yang penuh iman dan takwa serta jiwanya yang besar.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Setelah berhasil menghabiskan kekayaan dan harta milik Ayyub datanglah Iblis kepadanya menyerupai sebagai seorang tua yang tampak bijaksana dan berpengalaman dan berkata: "Sesungguhnya musibah yang menimpa dirimu sangat dahsyat sekali sehingga dalam waktu yang begitu sempit telah habis semua kekayaanmu dan hilang semua harta kekayaan milikmu. Kawan-kawanmu merasa sedih ssedang musuh-musuhmu bersenang hati dan gembira melihat penderitaan yang engkau alami akibat musibah yang susul-menyusul melanda kekayaan dan harta milikmu. Mereka bertanya-tanya, gerangan apakah yang menyebabkan Ayyub tertimpa musibah yang hebat itu yang menjadikannya dalam sekelip mata kehilangan semua harta miliknya. Sementara orang dari mereka berkata bahawa mungkin kerana Ayyub tidak ikhlas dalam ibadah dan semua amal kebajikannya dan ada yang berkata bahawa andaikan Allah, Tuhan Ayyub, benar-benar berkuasa, nescaya Dia dapat menyelamatkan Ayyub dari malapetaka, mengingat bahawa ia telah menggunakan seluruh waktunya beribadah dan berzikir, tidak pernah melanggar perintah-Nya . Seorang lain menggunjing dengan mengatakan bahawa mungkin amal ibadah Ayyub tidak diterima oleh Tuhan, kerana ia tidak melakukan itu dari hati yang bersih dan sifat ria dan ingin dipuji dan banyak lagi cerita-cerita orang tentang kejadian yang sangat menyedihkan itu. Akupun menaruh simpati kepadamu, hai Ayyub dan turut bersedih hati dan berdukacita atas nasib yang buruk yang engkau telah alami."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Iblis yang menyerupai sebagai orang tua itu - mengakhiri kata-kata hasutannya seraya memperhatikan wajah Ayyub yang tetap tenang berseri-seri tidak menampakkan tanda-tanda kesedihan atau sesalan yang ingin ditimbulkan oleh Iblis dengan kata-kata racunnya itu. Ayyub berkata kepadanya : "Ketahuilah bahawa apa yang aku telah miliki berupa harta benda, gedung-gedung, tanah ladang dan haiwan ternakan serta lain-lainnya semuanya itu adalah barangan titipan Allah yang diminta-Nya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan memanfaatkannya sepanjang masa atau ibarat barang pinjaman yang diminta kembali oleh tuannya jika saatnya telah tiba. Maka segala syukur dan ouji bagi Allah yang telah memberikan kurniaan-Nya kepadaku dan mencabutnya kembali pula dari siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya pula dari siapa saja yang Dia suka. Dia adalah yang Maha Kuasa mengangkat darjat seseorang atau menurunkannya menurut kehendak-Nya. kami sebagai hamba-hamba makhluk-Nya yang lemah patut berserah diri kepada-Nya dan menerima segala qadha' dan takdir-Nya yang kadang kala kami belum dapat mengerti dan menangkap hikmah yang terkandung dalam qadha' dan takdir-Nya itu."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Selesai mengucapkan kata-kata jawabnya kepada Iblis yang sedang duduk tercenggang di depannya, menyungkurlah Ayyub bersujud kepada Allah memohon ampun atas segala dosa dan keteguhan iman serta kesabaran atas segala cubaan dan ujian-Nya.</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Iblis segera meninggalkan rumah Ayyub dengan rasa kecewa bahawa racun hasutannya tidak termakan oleh hati hamba Allah yang bernama Ayyub itu. Akan tetapi Iblis tidak akan pernah berputus asa melaksanakan sumpah yang ia telah nyatakan di hadapan Allah dan malaikat-Nya bahawa ia akan berusaha menyesatkan Bani Adam di mana saja mereka berada. Ia merencanakan melanjutkan usaha gangguan dan godaannya kepada Ayyub lewat penghancuran keluarganya yang sedang hidup rukun, damai dan saling hidup cinta mencintai dan harga menghargai. Iblis datang lagi menghadap kepada Tuhan dan meminta izin meneruskan usahanya mencuba Ayyub. Berkata ia kepada Tuhan: "Wahai Tuhan, Ayyub tidak termakan oleh hasutanku dan sedikit pun tidak goyah iman dan aqidahnya kepada-Mu meski pun ia sudah kehilangan semua kekayaannya dan kembali hidup papa dan miskin kerana ia masih mempunyai putera-putera yang cekap yang dapat ia andalkan untuk mengembalikan semua yang hilang itu dan menjadi sandaran serta tumpuan hidupnya di hari tuanya. Menurut perkiraanku, Ayyub tidak akan bertahan jika musibah yang mengenai harta kekayaannya mengenai keluarganya pula, apa lagi bila ia sangat sayang dan mencintai, maka izinkanlah aku mencuba kesabarannya dan keteguhannya kali ini melalui godaan yang akan aku lakukan terhadap keluarganya dan putera-puteranya yang ia sangat sayang dan cintai itu."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Allah meluluskan permintaan Iblis itu dan berfirman: "Aku mengizinkan engkau mencuba sekali lagi menggoyahkan hati Ayyub yang penuh iman, tawakkal dan kesabaran tiu dengan caramu yang lain, namun ketahuilah bahawa engkau tidak akan berhasil mencapai tujuanmu melemahkan iman Ayyub dan menipiskan kepercayaannya kepada-Ku."</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Iblis lalu pergi bersama pembantu-pembantunya menuju tempat tinggal putera-putera Ayyub di suatu gedung yang penuh dengan sarana-sarana kemewahan dan kemegahan, lalu digoyangkanlah gedung itu hingga roboh berantakan menjatuhi dan menimbuni seluruh penghuninya. Kemudian cepat-cepatlah pergi Iblis mengunjungi Ayyub di rumahnya, menyerupai sebagai seorang dari kawan-kawan Ayyub, yang datang menyampaikan takziah dan menyatakan turut berdukacita atas musibah yang menimpa puteranya. Ia berkata kepada Ayyub dalam takziahnya: "Hai Ayyub, sudahkah engkau melihat putera-puteramu yang mati tertimbun di bawah runtuhan gedung yang roboh akibat gempa bumi? Kiranya, wahai Ayyub, Tuhan tidak menerima ibadahmu selama ini dan tidak melindungimu sebagai imbalan bagi amal solehmu dan sujud rukukmu siang dan malam."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Mendengar kata-kata Iblis itu, menangislah Ayyub tersedu-sedu seraya berucap: "Allahlah yang memberi dan Dia pulalah yang mengambil kembali. Segala puji bagi-Nya, Tuhan yang Maha Pemberi dan Maha Pencabut." </span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Iblis keluar meninggalkan Ayyub dalam keadaan bersujud munajat dengan rasa jengkel dan marah kepada dirinya sendiri kerana telah gagal untuk kedua kalinya memujuk dan menghasut Ayyub. Ia pergi menghadap Tuhan dan berkata: "Wahai Tuhan, Ayyub sudah kehilangan semua harta benda dan seluruh kekayaannya dan hari ini ia ditinggalkan oleh putera-puteranya yang mati terbunuh di bawah runtuhan gedung yang telah kami hancurkan , namun ia masih tetap dalam keadaan mentalnya yang kuat dan sihat. Ia hanya menangis tersedu-sedu namun batinnya, jiwanya, iman dan kepercayaannya kepada-Mu tidak tergoyah sama sekali. Izinkan aku mencubanya kali ini mengganggu kesihatan bandanya dan kekuatan fizikalnya, kerana jika ia sudah jatuh sakit dan kekuatannya menjadi lumpuh, nescaya ia akan mulai malas melakukan ibadah dan lama-kelamaan akan melalaikan kewajibannya kepada-Mu dan menjadi lunturlah iman dan akidahnya."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Allah tetap menentang Iblis bahawa ia tidak akan berhasil dalam usahanya menggoda Ayyub walau bagaimana pun besarnya musibah yang ditimpakan kepadanya dan bagaimana pun beratnya cubaan yang dialaminya. Kerana Allah telah menetapkan dia menjadi teladan kesabaran, keteguhan iman dan ketekunan beribadah bagi hamba-hamba-Nya. Allah berfirman kepada Iblis: "Bolehlah engkau mencuba lagi usahamu mengganggu kesihatan badan dan kekuatan fizikal Ayyub. Aku akan lihat sejauh mana kepandaianmu mengganggu dan menghamba pilihan-Ku ini."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Iblis lalu memerintahkan kepada anak buahnya agar menaburkan benih-benih baksil penyakit ke dalam tubuh Ayyub. Baksil-baksil ysng ditaburkan itu segera mengganyang kesihatan Ayyub yang menjadikan ia menderita berbagai-bagai penyakit, deman panas, batuk dan lain-lain lagi sehingga menyebabkan badannya makin lama makin kurus, tenaganya makin lemah dan wajahnya menjadi pucat tidak berdarah dan kulitnya menjadi berbintik-bintik . Ianya akhir dijauhi oleh orang-orang sekampungnya dan oleh kawan-kawan dekatnya, kerana penyakit Ayyub dapat menular dengan cepatnya kepada orang-orang yang menyentuhnya atau mendekatinya. Ia menjadi terasing daripada pergaulan orang di tempatnya dan hanya isterinyalah yang tetap mendampinginya, merawatnya dengan penuh kesabaran dan rasa kasih sayang, melayani segala keperluannya tanpa mengeluh atau menunjukkan tanda kesal hati dari penyakit suaminya yang tidak kunjung sembuh itu.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Iblis memperhatikan Ayyub dalam keadaan yang sudah amat parah itu tidak meninggalkan adat kebiasaannya, ibadahnya, zikirnya, ia tidak mengeluh, tidak bergaduh, ia hanya menyebut nama Allah memohon ampun dan lindungan-Nya bila ia merasakan sakit. Iblis merasa kesal hati dan jengkel melihat ketabahan hati Ayyub menanggung derita dan kesabarannya menerima berbagai musibah dan ujian. Iblis kehabisan akal, tidak tahu apa usaha lagi yang harus diterapkan bagi mencapai tujuannya merusakkan aqidah dan iman Ayyub. Ia lalu meminta bantuan fikiran dari para kawan-kawan pembantunya, apa yang harus dilakukan lagi untuk menyesatkan Ayyub setelah segala usahanya gagal tidak mencapai sasarannya.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Bertanya mereka kepadanya: "Di manakah kepandaianmu dan tipu dayamu yang ampuh serta kelincinanmu menyebar benih was-was dan ragu ke dalam hati manusia yang biasanya tidak pernah sia-sia?" Seorang pembantu lain berkata: "Engkau telah berhasil mengeluarkan Adam dari syurga, bagaimanakah engkau lakukan itu semuanya sampai berhasilnya tujuanmu itu?"</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">"Dengan memujuk isterinya", jawab Iblis. "Jika demikian" berkata syaitan itu kembali, "Laksanakanlah siasat itu dan terapkanlah terhadap Ayyub, hembuskanlah racunmu ke telinga isterinya yang tampak sudah agak kesal merawatnya, namun masih tetap patuh dan setia."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">"Benarlah dan tepat fikiranmu itu," kata Iblis, "Hanya tinggal itulah satu-satu jalan yang belum aku cuba. Pasti kali ini dengan cara menghasut isterinya aku akan berhasil melaksanakan akan maksudku selama ini."</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Dengan rencana barunya pergilah Iblis mendatangi isteri Ayyub, menyamar sebagai seorang kawan lelaki yang rapat dengan suaminya. Ia berkata kepada isteri Ayyub: "Apa khabar dan bagaimana keadaan suamimu di ketika ini?"</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Seraya mengarahkan jari telunjuknya ke arah suaminya, berkata isteri Ayyub kepada Iblis itu, tamunya: "Itulah dia terbaring menderita kesakitan, namun mulutnya tidak henti-hentinya berzikir menyebut nama Allah. Ia masih berada dalam keadaan parah, mati tidak hidup pun tidak."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Kata-kata isteri Ayyub itu menimbulkan harapan bagi Iblis bahawa ia kali ini akan berhasil maka diingatkanlah isteri Ayyub akan masa mudanya di mana ia hidup dengan suaminya dalam keadaan sihat, bahagia dan makmur dan dibawakannyalah kenang-kenangan dan kemesraan. Kemudian keluarlah Iblis dari rumah Ayyub meninggalkan isteri Ayyub duduk termenung seorang diri, mengenangkan masa lampaunya, masa kejayaan suaminya dan kesejahteraan hidupnya, membanding-bandingkannya dengan masa di mana berbagai penderitaan dan musibah dialaminya, yang dimulai dengan musnahnya kekayaan dan harta-benda, disusul dengan kematian puteranya, dan kemudian yang terakhirnya diikuti oleh penyakit suaminya yang parah yang sangat menjemukan itu. Isteri Ayyub merasa kesepian berada di rumah sendirian bersama suaminya yang terbaring sakit, tiada sahabat tiada kerabat, tiada handai, tiada taulan, semua menjauhi mereka kerana khuatir kejangkitan penyakit kulit Ayyub yang menular dan menjijikkan itu.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Seraya menarik nafas panjang datanglah isteri Ayyub mendekati suaminya yang sedang menderita kesakitan dan berbisik-bisik kepadanya berkata: "Wahai sayangku, sampai bilakah engkau terseksa oleh Tuhanmu ini? Di manakah kekayaanmu, putera-puteramu, sahabat-sahabatmu dan kawan-kawan terdekatmu? Oh, alangkah syahdunya masa lampau kami, usia muda, badan sihat, sarana kebahagiaan dan kesejahteraan hidup tersedia dikelilingi oleh keluarga dan terulang kembali masa yang manis itu? Mohonlah wahai Ayyub dari Tuhanmu, agar kami dibebaskan dari segala penderitaan dan musibah yang berpanjangan ini."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Berkata Ayyub menjawab keluhan isterinya: "Wahai isteriku yang kusayangi, engkau menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan masa yang lalu, menangisi anak-anak kita yang telah mati diambil oleh Allah dan engkau minta aku memohon kepada Allah agar kami dibebaskan dari kesengsaraan dan penderitaan yang kami alami masa kini. Aku hendak bertanya kepadamu, berapa lama kami tidak menikmati masa hidup yang mewah, makmur dan sejahtera itu?" "Lapan puluh tahun", jawab isteri Ayyub. "Lalu berapa lama kami telah hidup dalam penderitaan ini?" tanya lagi Ayyub. "Tujuh tahun", jawab si isteri.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">"Aku malu", Ayyub melanjutkan jawabannya," memohon dari Allah membebaskan kami dari sengsaraan dan penderitaan yang telah kami alami belum sepanjang masa kejayaan yang telah Allah kurniakan kepada kami. Kiranya engkau telah termakan hasutan dan bujukan syaitan, sehingga mulai menipis imanmu dan berkesal hati menerima taqdir dan hukum Allah. Tunggulah ganjaranmu kelak jika aku telah sembuh dari penyakitku dan kekuatan badanku pulih kembali. Aku akan mencambukmu seratus kali. Dan sejak detik ini aku haramkan diriku makan dan minum dari tanganmu atau menyuruh engkau melakukan sesuatu untukku. Tinggalkanlah aku seorang diri di tempat ini sampai Allah menentukan taqdir-Nya."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Setelah ditinggalkan oleh isterinya yang diusir, maka Nabi Ayyub tinggal seorang diri di rumah, tiada sanak saudara, tiada anak dan tiada isteri. Ia bermunajat kepada Allah dengan sepenuh hati memohon rahmat dan kasih sayang-Nya. Ia berdoa: "Wahai Tuhanku, aku telah diganggu oleh syaitan dengan kepayahan dan kesusahan serta seksaan dan Engkaulah wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Allah menerima doa Nabi Ayyub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman serta berhasil memenangkan perjuangannya melawan hasutan dan bujukan Iblis. Allah mewahyukan firman kepadanya: "Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ air akan memancur dan dengan air itu engkau akan sembuh dari semua penyakitmu dan akan pulih kembali kesihatan dan kekuatan badanmu jika engkau gunakannya untuk minum dan mandimu."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Dengan izin Allah setelah dilaksanakan petunjuk Illahi itu, sembuhlah segera Nabi Ayyub dari penyakitnya, semua luka-luka kulitnya menjadi kering dan segala rasa pedih hilang, seolah-olah tidak pernah terasa olehnya. Ia bahkan kembali menampakkan lebih sihat dan lebih kuat daripada sebelum ia menderita.</span><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Dalam pada itu isterinya yang telah diusir dan meninggalkan dia seorang diri di tempat tinggalnya yang terasing, jauh dari jiran, jauh dari keramaian kota, merasa tidak sampai hati lebih lama berada jauh dari suaminya, namun ia hampir tidak mengenalnya kembali, kerana bukanlah Ayyub yang ditinggalkan sakit itu yang berada didepannya, tetapi Ayyub yang muda belia, segar bugar, sihat afiat seakan-akan tidak pernah sakit dan menderita. Ia segera memeluk suaminya seraya bersyukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan kurnia-Nya mengembalikan kesihatan suaminya bahkan lebih baik daripada keadaan asalnya.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Nabi Ayyub telah bersumpah sewaktu ia mengusir isterinya akan mencambuknya seratus kali bila ia sudah sembuh. Ia merasa wajib melaksanakan sumpahnya itu, namun merasa kasihan kepada isterinya yang sudah menunjukkan kesetiaannya dan menyekutuinya di dalam segala duka dan deritanya. Ia bingung, hatinya terumbang-ambingkan oleh dua perasaan, ia merasa berwajiban melaksanakan sumpahnya, tetapi isterinya yang setia dan bakti itu tidak patut, kata hatinya, menjalani hukuman yang seberat itu. Akhirnya Allah memberi jalan keluar baginya dengan firman-Nya: "Hai Ayyub, ambillah dengan tanganmu seikat rumput dan cambuklah isterimu dengan rumput itu seratus kali sesuai dengan sesuai dengan sumpahmu, sehingga dengan demikian tertebuslah sumpahmu."</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Nabi Ayyub dipilih oleh Allah sebagai nabi dan teladan yang baik bagi hamba-hamba_Nya dalam hal kesabaran dan keteguhan iman sehingga kini nama Ayyub disebut orang sebagai simbul kesabaran. Orang menyatakan , si Fulan memiliki kesabaran Ayyub dan sebagainya. Dan Allah telah membalas kesabaran dan keteguhan iman Ayyub bukan saja dengan memulihkan kembali kesihatan badannya dan kekuatan fizikalnya kepada keadaan seperti masa mudanya, bahkan dikembalikan pula kebesaran duniawinya dan kekayaan harta-bendanya dengan berlipat gandanya. Juga kepadanya dikurniakan lagi putera-putera sebanyak yang telah hilang dan mati dalam musibah yang ia telah alami. Demikianlah rahmat Tuhan dan kurnia-Nya kepada Nabi Ayyub yang telah berhasil melalui masa ujian yang berat dengan penuh sabar, tawakkal dan beriman kepada Allah.</span><br style="color: #b45f06;" /><br style="color: #b45f06;" /><span style="color: #b45f06;">Kisah Ayyub di atas dapat dibaca dalam Al-Quran surah Shaad ayat 41 sehingga ayat 44 dan surah Al-Anbiaa' ayat 83 dan 84 </span></b> </div></div><b><span class="post-author" style="color: #b45f06;"> Posted by Yudhi </span><span class="post-timestamp" style="color: #b45f06;"> at <a class="timestamp-link" href="http://yudhim.blogspot.com/2008/08/kisah-nabi-ayyub-as.html" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" title="2008-08-09T22:31:00+07:00">Saturday, August 09, 2008</abbr></a> </span></b>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0Cihampelas, Cililin, Indonesia-6.9195252 107.47715500000004-6.9319257 107.46038550000004 -6.9071247 107.49392450000003tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-80266953755448740592012-01-22T20:34:00.000-08:002012-01-22T20:34:10.290-08:00KISAH NABI SALEH A.S.<div class="post-body entry-content" style="color: #b45f06;"> <div class="post-body" id="post-1982897408380405801"> Tsamud adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan bahagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir " terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.<br />
<br />
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang datar dan dipahatnya dari gunung.Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram ,sejahtera dan bahgia, merasa aman dari segala gangguan alamiah dan bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.<br />
<br />
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mrk berqurban, tempat mrk minta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.Mrk tidak dpt melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dpt mrk jangkau dengan pancaindera. <br />
<br />
<br />
Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud<br />
<br />
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba_Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya nabi pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mrk keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mrk diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mrk telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mrk sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.<br />
<br />
Dikenalkan mrk oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatut mrk sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mrk, menciptakan alam sekitar mrk, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bhn-bhn keperluan hidup mrk, mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mrk dan dengan demikian memberi kepada mrk kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin.Tuhan Yang Esa itulah yang harus mrk sembah dan bukan patung-patung yang mrk pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mrk atau melindungi mrk dari ketakutan dan bahaya.<br />
<br />
Nabi Saleh memperingatkan mrk bahwa ia adlah seorang drp mrk, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mrk adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mrk.Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mrk dan sesekali tidak akan menjerumuskan mrk ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mrk. Ia menerangkan kepada mrk bahwa ianya adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mrk adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mrk untuk kebaikan mrk semasa hidup mrk dan sesudah mrk mati di akhirat kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar mrk segera meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mrk lakukan.Allah maha dekat kepada mrk mendengarkan doa mrk dan memberi ampun kepada yang salah bila dimintanya.<br />
<br />
Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mrk merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mrk sendiri.Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpinkami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan.Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Enkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragukan kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mrk dan mengikuti jejakmu."<br />
<br />
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mrk rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mrk kisah kaum-kaum yang mendapat seksa dan azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dpt terjadi di atas mrk jika mrk tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mrk dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah drp mrk atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mrk.<br />
<br />
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari orang-orang yang kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mrk yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya:" Wahai Saleh! Kami kira bahwa engkau telah kerasukan syaitan dan terkena sihir.Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau dengan tidak sedar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu drp kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul drp engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu.Jika engkau merasa bahwa engkau sihat badan dan sihat fikiran dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca persembahan kami dan nenek moyangmu sendiri.Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.<br />
<br />
Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun drpmu sebagai imbalan atas usahaku memberi tuntunandan penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan drp-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu. Dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku.Jgnlah sesekali kamu harapkan bahawa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan persembahan nenek moyang kami yang bathil itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan seruanmu itu."<br />
<br />
Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpihak kepadanya para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendpt perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mrk menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia. <br />
<br />
Allah Memberi Mukjizat Kepada Nabi Saleh A.S.<br />
<br />
Nabi Saleh sedar bahawa tentangan kaumnya yang menuntut bukti drpnya berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mrk. Nabi Saleh membalas tentangan mrk dengan menuntut janji dengan mrk bila ia berhasil mendatangkan mukjizat yang mrk minta bahwa mrk akan meninggalkan agama dan persembahan mrk dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman kepadanya.<br />
<br />
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdpt di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.<br />
Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.<br />
<br />
Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mrk:" Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah ia mempunyai giliran untuk mendptkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendptkan minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini."<br />
Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendpt gangguan. Dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yyang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Saleh itu datang minum tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.<br />
<br />
Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendtgkan mukjizat yang mrk tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pegaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilang banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mrk pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang merajalela di ladang dan kebun-kebun mrk serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya. <br />
<br />
Unta Nabi Saleh Dibunuh<br />
<br />
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh. Dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh bila untanya diganggu di samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mrk, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya menawarkan akan menyerah dirinya kepada siapa yang dpt membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.<br />
<br />
Dua macam hadiah yyang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.<br />
Dengan bantuan tujuh orang lelaki lagi bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ianya minum. Dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.<br />
<br />
Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendpt sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mrk kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang.<br />
Berkata mrk kepada Nabi Saleh:" Wahai Saleh! Untamu telah amti dibunuh, cubalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."<br />
<br />
Nabi Saleh menjawab:" Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu.Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya.Janji Allah tidak akan meleset .Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dpt ditunda atau dihalang."<br />
<br />
Ada kemungkinan menurut sementara ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mrk sedar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.<br />
Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi. <br />
<br />
Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan<br />
<br />
Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mrk akan didahului dengan tanda-tanda, iaitu pada hari pertama bila mrk terbangun dari tidurnya akan menemui wajah mrk menjadi kuning dan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.<br />
Mendebgar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya kelompok sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri Nabu Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu.Mrk mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identiti mrk sebagai pembunuhnya. Rancangan mrk ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang itu sendiri.<br />
<br />
Ketika mrk datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mrk di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindingi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.<br />
Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan. <br />
<br />
Kisah Nabi Saleh Dalam Al-Quran<br />
<br />
Kisah Nabi Saleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah Al-A'raaf, ayat 73 hingga 79 , surah " Hud " ayat 61 sehingga ayat 68 dan surah " Al-Qamar " ayat 23 sehingga ayat 32. <br />
<br />
Pengajaran Dari Kisah Nabi Saleh A.S.<br />
<br />
Pengajaran yang menonjol yang dpt dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dpt berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya.<br />
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S.<br />
Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Karena dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu<br />
<br />
Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu. </div></div><span class="post-author" style="color: #b45f06;"> Posted by Yudhi </span> <span class="post-timestamp" style="color: #b45f06;"> at <a class="timestamp-link" href="http://yudhim.blogspot.com/2008/07/kisah-nabi-saleh-as.html" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" title="2008-07-26T00:13:00+07:00">Saturday, July 26, 2008</abbr></a> </span>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-90919107578962885742012-01-22T20:24:00.000-08:002012-01-22T20:24:37.860-08:00KISAH NABI NUH A.S.<h3 class="post-title entry-title"> </h3><div class="post-body entry-content"> <div class="post-body" id="post-3247244169211160839"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinrUZCIBUnvA7aVbp2ZKpj7CfzQczLZeACA8lej-an6c8cM2Rm5G3iinXL_xCZXX9yF6-fL_48y4LHrTw3I-nwuN3SVc54Bxlzvs8tgYI_2NCE7EeUa1w5mPg5B_zRFiM6d60pZ0K9lD8/s1600-h/noah-ark.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5226469044620129074" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinrUZCIBUnvA7aVbp2ZKpj7CfzQczLZeACA8lej-an6c8cM2Rm5G3iinXL_xCZXX9yF6-fL_48y4LHrTw3I-nwuN3SVc54Bxlzvs8tgYI_2NCE7EeUa1w5mPg5B_zRFiM6d60pZ0K9lD8/s320/noah-ark.jpg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a><br />
<span style="color: #bf9000;">Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. </span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.</span><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.</span><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka."</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu." </span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan."</span><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam. </span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nabi Nuh Membuat Kapal</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.</span><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."</span><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Dengan iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.</span><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."</span><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu." </span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka. </span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.</span><br style="color: #bf9000;" /><br style="color: #bf9000;" /><span style="color: #bf9000;">Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu." </span> </div></div><span class="post-author" style="color: #bf9000;"> Posted by Yudhi </span> <span class="post-timestamp" style="color: #bf9000;"> at <a class="timestamp-link" href="http://yudhim.blogspot.com/2008/07/kisah-nabi-nuh-as.html" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" title="2008-07-24T13:42:00+07:00">Thursday, July 24, 2008</abbr></a> </span>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-22604537181336993352012-01-22T20:19:00.000-08:002012-01-22T20:19:49.278-08:00Kisah Nabi Idris a.s<h2></h2><!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA MicrosoftInternetExplorer4 <![endif]--><!--[if gte mso 9]> <![endif]--><br />
<div class="separator" style="clear: both; color: #b45f06; text-align: center;"><a href="http://hbis.files.wordpress.com/2008/11/surga.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="surga" class="alignleft size-full wp-image-1580" height="191" src="http://hbis.files.wordpress.com/2008/11/surga.jpg" title="surga" width="237" /></a></div><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal;"><b><strong><span style="font-size: 10pt;">Idris</span></strong><span style="font-size: 10pt;"> atau <strong>Nabi Idris a.s.</strong> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab">Arab</a>: إدريس ) adalah salah seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rasul" title="Rasul">rasul</a> yang merupakan putra <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adam" title="Adam">Adam</a> yang pertama kali diberikan hak kenabian oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> setelah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adam" title="Adam">Adam</a> sendiri dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Set" title="Set">Shiyth a.s.</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Set" title="Set">Set</a> menurut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yahudi" title="Yahudi">Yahudi</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nasrani" title="Nasrani">Nasrani</a>). Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alkitab" title="Alkitab">Alkitab</a>, Idris dikenal dengan nama <strong><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Henokh" title="Henokh">Henokh</a></strong>.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal;"><b><span style="font-size: 10pt;">Nabi Idris adalah keturunan keenam dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adam" title="Adam">Nabi Adam</a>, putra dari Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Set" title="Set">Shiyth</a> bin <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adam" title="Adam">Adam a.s</a>. yang menjadi keturunan pertama yang diutus menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi" title="Nabi">nabi</a> setelah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adam" title="Adam">Adam</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Set" title="Set">Shiyth</a>. Menurut kitab tafsir, beliau hidup 1.000 tahun setelah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adam" title="Adam">Nabi Adam</a> wafat.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal;"><b><span style="font-size: 10pt;">Nabi Idris dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu, kemahiran, serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia, seperti pengenalan tulisan, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika" title="Matematika">matematika</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi" title="Astronomi">astronomi</a>, dan lain sebagainya. Menurut suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan melupakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> sehingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> untuk mengakhiri hukuman tersebut. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal;"><b><span style="font-size: 10pt;">Nabi Idris diperkirakan bermukim di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir" title="Mesir">Mesir</a> di mana ia berdakwah untuk menegakkan agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a>, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal;"><b><span style="font-size: 10pt;">Menurut buku berjudul <em>The Prophet of God Enoch: Nabiyullah Idris</em>, Idris adalah sebutan atau nama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arab" title="Arab">Arab</a> bagi <em>Enoch</em>, nenek moyang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nuh" title="Nuh">Nabi Nuh</a>. Beliau dinyatakan di dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Quran" title="Al-Quran">Al-Quran</a> sebagai manusia pilihan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> sehingga Dia mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat beliau sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaikat" title="Malaikat">malaikat</a>. Beliau hidup sampai usia 82 tahun</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal;"><b><span style="font-size: 10pt;"><br />
</span></b></div><h2 style="color: #e69138; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-size: 10pt;"><span id="more-1579"></span>1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 10pt;">Nabi Idris Kedatangan Tamu</span></b><!--[endif]--></h2><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;"><!--start--><!--- img src="http://www.geocities.com/tk200us/gambar/xxxx.jpg" width=250 -->Nama Nabi Idris as. yang sebenarnya adalah ‘Akhnukh’. Sebab beliau dinamakan Idris, kerana beliau banyak membaca, mempelajari (tadarrus) kitab Allah SWT. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Setiap hari Nabi Idris menjahit qamis (baju kemeja), setiap kali beliau memasukkan jarum untuk menjahit pakaiannya, beliau mengucapkan tasbih. Jika pekerjaannya sudah selesai, kemudian pakaian itu diserahkannya kepada orang yang menempahnya dengan tanpa meminta upah. Walaupun demikian, Nabi Idris masih sanggup beribadah dengan amalan yang sukar untuk digambarkan. Sehingga Malaikat Maut sangat rindu berjumpa dengan beliau. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Kemudian Malaikat Maut bermohon kepada Allah SWT, agar diizinkan untuk pergi menemui Nabi Idris as. Setelah memberi salam, Malaikat pun duduk. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Nabi Idris as. mempunyai kebiasaan berpuasa sepanjang masa. Apabila waktu berbuka telah tiba, maka datanglah malaikat dari Syurga membawa makanan Nabi Idris, lalu beliau menikmati makanan tersebut. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Kemudian baginda beribadah sepanjang malam. Pada suatu malam Malaikat Maut datang menemuinya, sambil membawa makanan dari Syurga. Nabi Idris menikmati makanan itu. Kemudian Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai tuan, marilah kita nikmati makanan ini bersama-sama.” Tetapi Malaikat itu menolaknya. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Nabi Idris terus melanjutkan ibadahnya, sedangkan Malaikat Maut itu dengan setia menunggu sampai terbit matahari. Nabi Idris merasa hairan melihat sikap Malaikat itu. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Kemudian beliau berkata: “Wahai tuan, mahukah tuan bersiar-siar bersama saya untuk melihat keindahan alam persekitaran? Malaikat Maut menjawab: Baiklah Wahai Nabi Allah Idris.” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Maka berjalanlah keduanya melihat alam persekitaran dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan hidup di situ. Akhirnya ketika mereka sampai pada suatu kebun, maka Malaikat Maut berkata kepada Nabi Idris as.: “Wahai Idris, adakah tuan izinkan saya untuk mengambil ini untuk saya makan? Nabi Idris pun menjawab: Subhanallah, mengapa malam tadi tuan tidak mahu memakan makanan yang halal, sedangkan sekarang tuan mahu memakan yang haram?” </span></b></div><div style="color: #e69138; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-size: 10pt;">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><strong><span style="font-size: 10pt;">Malaekat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris atas permintaannya</span></strong><span style="font-size: 10pt;">.</span></b><!--[endif]--></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Kemudian Malaikat Maut dan Nabi Idris meneruskan perjalanan mereka. Tidak terasa oleh mereka bahawa mereka telah bersiar-siar selama empat hari. Selama mereka bersahabat, Nabi Idris menemui beberapa keanehan pada diri temannya itu. Segala tindak-tanduknya berbeza dengan sifat-sifat manusia biasa. Akhirnya Nabi Idris tidak dapat menahan hasrat ingin tahunya itu. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Kemudian beliau bertanya: “Wahai tuan, bolehkah saya tahu, siapakah tuan yang sebenarnya? Saya adalah Malaikat Maut.” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">“Tuankah yang bertugas mencabut semua nyawa makhluk?” “Benar ya Idris.” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">“Sedangkan tuan bersama saya selama empat hari, adakah tuan juga telah mencabut nyawa-nyawa makhluk?” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">“Wahai Idris, selama empat hari ini banyak sekali nyawa yang telah saya cabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku, aku ambil mereka bagaikan seseorang sedang menyuap-nyuap makanan.” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">“Wahai Malaikat, apakah tujuan tuan datang, apakah untuk ziarah atau untuk mencabut nyawaku?” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">“Saya datang untuk menziarahimu dan Allah SWT telah mengizinkan niatku itu.” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">“Wahai Malaikat Maut, kabulkanlah satu permintaanku kepadamu, iaitu agar tuan mencabut nyawaku, kemudian tuan mohonkan kepada Allah agar Allah menghidupkan saya kembali, supaya aku dapat menyembah Allah Setelah aku merasakan dahsyatnya sakaratul maut itu.” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Malaikat Maut pun menjawab: “Sesungguhnya saya tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, melainkan hanya dengan keizinan Allah.” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Lalu Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut, agar ia mencabut nyawa Idris as. Maka dicabutnyalah nyawa Idris saat itu juga. Maka Nabi Idris pun merasakan kematian ketika itu. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Di waktu Malaikat Maut melihat kematian Nabi Idris itu, maka menangislah ia. Dengan perasaan hiba dan sedih ia bermohon kepada Allah supaya Allah menghidupkan kembali sahabatnya itu. Allah mengabulkan permohonannya, dan Nabi Idris pun dihidupkan oleh Allah SWT kembali. </span></b></div><div style="color: #e69138; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-size: 14pt;">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 14pt;">Malaekat Izrail membawaNabi Idris ke Syurga dan ke Neraka</span></b><!--[endif]--></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Kemudian Malaikat Maut memeluk Nabi Idris, dan ia bertanya: “Wahai saudaraku, bagaimanakah tuan merasakan kesakitan maut itu? Bila seekor binatang dilapah kulitnya ketika ia masih hidup, maka sakitnya maut itu seribu kali lebih sakit daripadanya. Padahal-kelembutan yang saya lakukan terhadap tuan, ketika saya mencabut nyawa tuan itu, belum pernah saya lakukan terhadap sesiapa pun sebelum tuan. Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai permintaan lagi kepada tuan, iaitu saya sungguh-sungguh berhasrat melihat Neraka, supaya saya dapat beribadah kepada Allah SWT lebih banyak lagi, setelah saya menyaksikan dahsyatnya api neraka itu. Wahai Idris as. saya tidak dapat pergi ke Neraka jika tanpa izin dari Allah SWT.” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Akhirnya Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut agar ia membawa Nabi Idris ke dalam Neraka. Maka pergilah mereka berdua ke Neraka. Di Neraka itu, Nabi Idris as. dapat melihat semua yang diciptakan Allah SWT untuk menyiksa musuh-musuh-Nya. Seperti rantai-rantai yang panas, ular yang berbisa, kala, api yang membara, timah yang mendidih, pokok-pokok yang penuh berduri, air panas yang mendidih dan lain-lain. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Setelah merasa puas melihat keadaan Neraka itu, maka mereka pun pulang. Kemudian Nabi Idris as. berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai hajat yang lain, iaitu agar tuan dapat menolong saya membawa masuk ke dalam Syurga. Sehingga saya dapat melihat apa-apa yang telah disediakan oleh Allah bagi kekasih-kekasih-Nya. Setelah itu saya pun dapat meningkatkan lagi ibadah saya kepada Allah SWT. Saya tidak dapat membawa tuan masuk ke dalam Syurga, tanpa perintah dari Allah SWT.” Jawab Malaikat Maut. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Lalu Allah SWT pun memerintahkan kepada Malaikat Maut supaya ia membawa Nabi Idris masuk ke dalam Syurga. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Kemudian pergilah mereka berdua, sehingga mereka sampai di pintu Syurga dan mereka berhenti di pintu tersebut. Dari situ Nabi Idris dapat melihat pemandangan di dalam Syurga. Nabi Idris dapat melihat segala macam kenikmatan yang disediakan oleh Allah SWT untuk para wali-waliNya. Berupa buah-buahan, pokok-pokok yang indah dan sungai-sungai yang mengalir dan lain-lain. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Kemudian Nabi Idris berkata: “Wahai saudaraku Malaikat Maut, saya telah merasakan pahitnya maut dan saya telah melihat dahsyatnya api Neraka. Maka mahukah tuan memohonkan kepada Allah untukku, agar Allah mengizinkan aku memasuki Syurga untuk dapat meminum airnya, untuk menghilangkan kesakitan mati dan dahsyatnya api Neraka?” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Maka Malaikat Maut pun bermohon kepada Allah. Kemudian Allah memberi izin kepadanya untuk memasuki Syurga dan kemudian harus keluar lagi. Nabi Idris pun masuk ke dalam Syurga, beliau meletakkan kasutnya di bawah salah satu pohon Syurga, lalu ia keluar kembali dari Syurga. Setelah beliau berada di luar, Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, aku telah meninggalkan kasutku di dalam Syurga. </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Malaikat Maut pun berkata: Masuklah ke dalam Syurga, dan ambil kasut tuan.” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Maka masuklah Nabi Idris, namun beliau tidak keluar lagi, sehingga Malaikat Maut memanggilnya: “Ya Idris, keluarlah!. Tidak, wahai Malaikat Maut, kerana Allah SWT telah berfirman bermaksud: </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">“Setiap yang berjiwa akan merasakan mati.”<br />
(Ali-Imran: 185) </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Sedangkan saya telah merasakan kematian. Dan Allah berfirman yang bermaksud: </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">“Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi Neraka itu.”<br />
(Maryam: 71) </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Dan saya pun telah mendatangi Neraka itu. Dan firman Allah lagi yang bermaksud: </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;"> “… Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya (Syurga).”<br />
(Al-Hijr: 48) </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Maka Allah menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut itu: “Biarkanlah dia, kerana Aku telah menetapkan di azali, bahawa ia akan bertempat tinggal di Syurga.” </span></b></div><div style="color: #e69138;"><b><span style="font-size: 10pt;">Allah menceritakan tentang kisah Nabi Idris ini kepada Rasulullah SAW dengan firman-Nya bermaksud: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris yang tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Maryam: 56-57) </span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="color: #e69138; line-height: normal; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><strong><span style="font-size: 10pt;">4.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span></strong><strong><span style="font-size: 10pt;">Idris di dalam Al-Qur’an dan Hadits</span></strong></b><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal;"><b><span style="font-size: 10pt;">Terdapat empat ayat yang berhubungan dengan Idris dalam Al-Qur’an, dimana ayat-ayat tersebut saling terhubung didalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Maryam" title="Surah Maryam">Surah Maryam</a> (Maryam) dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Anbiya%27" title="Surah Al-Anbiya'">Surah Al-Anbiya’</a> (Nabi-nabi).</span></b></div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; color: #e69138;"><tbody>
<tr> <td style="padding: 7.5pt; width: 15pt;" valign="top" width="20"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><strong><span style="font-size: 10pt;">“</span></strong></b></div></td> <td style="padding: 3pt 7.5pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><em><span style="font-size: 10pt;">Dan ceritakanlah (hai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad" title="Muhammad">Muhammad</a> kepada mereka, kisah) <strong>Idris</strong> (yang tersebut) di dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Quran" title="Al-Quran">Al-Quran</a>. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi" title="Nabi">nabi</a>. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.</span></em><span style="font-size: 10pt;"> (Qur’an <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Maryam" title="Surah Maryam">19</a>:56-57)</span></b></div></td> <td style="padding: 7.5pt; width: 15pt;" valign="bottom" width="20"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;"><b><strong><span style="font-size: 10pt;">”</span></strong></b></div></td> </tr>
</tbody> </table><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-size: 10pt;"> </span></b></div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; color: #e69138;"><tbody>
<tr> <td style="padding: 7.5pt; width: 15pt;" valign="top" width="20"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><strong><span style="font-size: 10pt;">“</span></strong></b></div></td> <td style="padding: 3pt 7.5pt;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><em><span style="font-size: 10pt;">Dan (ingatlah kisah) <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ismail" title="Ismail">Ismail</a>, <strong>Idris</strong> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dzulkifli" title="Dzulkifli">Dzulkifli</a>. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.”</span></em><span style="font-size: 10pt;"> (Qur’an <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Anbiya%27" title="Surah Al-Anbiya'">21</a>:85-86)</span></b></div></td> <td style="padding: 7.5pt; width: 15pt;" valign="bottom" width="20"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;"><b><strong><span style="font-size: 10pt;">”</span></strong></b></div></td> </tr>
</tbody> </table><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal;"><b><a href="" name="Idris_dalam_Hadits"></a><span style="font-size: 10pt;">Dalam sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">hadits</a>, <strong>Idris</strong> disebutkan sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad" title="Muhammad">Muhammad</a> dalam salah satu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surga" title="Surga">surga</a> selama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isra_dan_Mi%27raj" title="Isra dan Mi'raj">Mi’raj</a>.</span></b></div><ul style="color: #e69138;" type="disc"><li class="MsoNormal"><b><em><span style="font-size: 10pt;">Diriwayatkan dari Abbas bin Malik: … Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, disana aku melihat <strong>Idris</strong>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jibril" title="Jibril">Jibril</a> berkata (kepadaku). ‘Ini adalah Idris; berilah dia salammu.’ Maka aku mengucapkan salam kepadanya dan ia mengucapkan salam kepadaku dan berkata. ‘Selamat datang, O saudaraku yang alim dan nabi yang saleh.; … <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sahih_Bukhari" title="Sahih Bukhari">Sahih Bukhari</a> <a href="http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/058.sbt.html#005.058.227" title="http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/058.sbt.html#005.058.227">5:58:227</a></span></em></b></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal;"><b><span style="font-size: 10pt;">Idris dipercayai sebagai seorang penjahit berdasarkan hadits ini:</span></b></div><ul style="color: #e69138;" type="disc"><li class="MsoNormal"><b><em><span style="font-size: 10pt;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Abbas" title="Ibnu Abbas">Ibnu Abbas</a> berkata, “Daud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala.” (dari al-Hakim)</span></em></b></li>
</ul><div class="MsoListParagraph" style="color: #e69138; line-height: normal; text-indent: -0.25in;"><b><a href="" name="Idris_dalam_Tradisi_Islam"></a><span style="font-size: 10pt;">5.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><strong><span style="font-size: 10pt;">Nasihat dan Ajaran</span></strong></b><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal;"><b><span style="font-size: 10pt;">Berikut ini adalah beberapa nasihat dan untaian kata mutiara Nabi Idris.</span></b></div><ol style="color: #e69138;" type="1"><li class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 10pt;">Kesabaran yang disertai iman kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> (akan) membawa kemenangan.</span></b></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 10pt;">Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan" title="Tuhan">Tuhannya</a> dengan amal-amal salehnya.</span></b></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 10pt;">Bila kamu memohon sesuatu kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula (untuk) <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Puasa" title="Puasa">puasa</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Shalat" title="Shalat">shalatmu</a>.</span></b></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 10pt;">Janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu tidak ikut berdosa.</span></b></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 10pt;">Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a>.</span></b></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 10pt;">Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.</span></b></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 10pt;">Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.</span></b></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 10pt;">Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat bersyukur kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a> atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.</span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal;"><b><a href="" name="Referensi"></a><a href="" name="Sumber"></a><strong><span style="font-size: 10pt;">Sumber</span></strong></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #e69138; line-height: normal;"><b><strong><span style="font-size: 10pt;">Al-Qur’an<br />
</span></strong></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="color: #e69138; line-height: normal; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><strong><span style="font-size: 10pt;">1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span></strong><strong><span style="font-size: 10pt;">Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas</span></strong></b><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="color: #e69138; line-height: normal; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><strong><span style="font-size: 10pt;">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span></strong><strong><span style="font-size: 10pt;"><a href="http://www.dzikir.org/b_ceri02.htm" title="http://www.dzikir.org/b_ceri02.htm">Kisah Nabi Idris</a> di Dzikir.org</span></strong></b><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="color: #e69138; line-height: normal; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><strong><span style="font-size: 10pt;">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span></strong><strong><span style="font-size: 10pt;"><a href="http://www.jamiat.org.za/isinfo/idrees.html" title="http://www.jamiat.org.za/isinfo/idrees.html">Hadhrat Idrees</a></span></strong></b><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="color: #e69138; line-height: normal; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><strong><span style="font-size: 10pt;">4.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span></strong><strong><span style="font-size: 10pt;"><a href="http://ahlusunnah.org.au/articles/document.jsp?id=88" title="http://ahlusunnah.org.au/articles/document.jsp?id=88">The Story of Idrees (Enoch)</a></span></strong></b><!--[endif]--></div>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-82203328110857461822012-01-22T04:15:00.000-08:002012-01-22T04:15:14.538-08:00KISAH NABI ZAKARIA A.S.<h3 class="post-title entry-title"> <br />
</h3><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnYrQvo4eCaSTkKR6-1xyDu99uj4TPnjbyU9pjFEWHnAKq8mD3lm9J88orFe0CdAveWvXVZsBeBf6BXAaNreZ4mLotaKqd_4xWmuooenEYa_HkArazR64r2uusBybfY_cDObDfE9tGoC8/s1600-h/7742.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5233097735506662898" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnYrQvo4eCaSTkKR6-1xyDu99uj4TPnjbyU9pjFEWHnAKq8mD3lm9J88orFe0CdAveWvXVZsBeBf6BXAaNreZ4mLotaKqd_4xWmuooenEYa_HkArazR64r2uusBybfY_cDObDfE9tGoC8/s320/7742.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a><br />
<span style="color: #6aa84f;">Nabi Zakaria adalah ayah dari Nabi Yahya putera tunggalnya yang lahir setelah ia mencapai usia sembilan puluh tahun. Sejak beristeri Hanna, ibu saudaranya Maryam, Zakaria mendambakan mendapat anak yang akan menjadi pewarisnya. Siang dan malam tiada henti-hentinya ia memanjatkan doanya dan permohonan kepada Allah agar dikurniai seorang putera yang akan dapat meneruskan tugasnya memimpin Bani Israil. Ia khuatir bahawa bila ia mati tanpa meninggalkan seorang pengganti, kaumnya akan kehilangan pemimpin dan akan kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh dengan mungkar dan kemaksiatan dan bahkan mungkin mereka akan mengubah syariat Musa dengan menambah atau mengurangi isi kitab Taurat sekehendak hati mereka. Selain itu, ia sebagai manusia, ingin pula agar keturunannya tidak terputus dan terus bersambung dari generasi sepanjang Allah mengizinkannya dan memperkenankan.</span><br style="color: #6aa84f;" /><br style="color: #6aa84f;" /><span style="color: #6aa84f;">Nabi Zakaria tiap hari sebagai tugas rutin pergi ke mihrab besar melakukan sembahyang serta menjenguk Maryam anak iparnya yang diserahkan kepada mihrab oleh ibunya sesuai dengan nadzarnya sewaktu ia masih dalam kandungan. Dan memang Zakarialah yang ditugaskan oleh para pengurus mihrab untuk mengawasi Maryam sejak ia diserahkan oleh ibunya. Tugas pengawasan atas diri Maryam diterima oleh Zakaria melalui undian yang dilakukan oleh para pengurus mihrab di kala menerima bayi Maryam yang diserahkan pengawasannya kepadanya itu adalah anak saudara isterinya sendiri yang hingga saat itu belum dikurniai seorang anak pun oleh Tuhan.</span><br style="color: #6aa84f;" /><span class="fullpost" style="color: #6aa84f;"><br />
Suatu peristiwa yang sangat menakjubkan dan menghairankan Zakaria telah terjadi pada suatu hari ketika ia datang ke mihrab sebagaimana biasa. Ia melihat Maryam disalah satu sudut mihrab sedang tenggelam dalam sembahyangnya sehingga tidak menghiraukan bapa saudaranya yang datang menjenguknya. Di depan Maryam yang sedang asyik bersembahyang itu terlihat oleh Zakaria berbagai jenis buah-buahan musim panas. Bertanya-tanya Nabi Zakaria dalam hatinya, dari mana datangnya buah-buahan musim panas ini, padahal mereka masih berada dalam musim dingin. Ia tidak sabar menanti anak saudaranya selesai sembahyang, ia lalu mendekatinya dan menegur bertanya kepadanya: "Wahai Maryam, dari manakah engkau dapat ini semua?"<br />
<br />
Maryam menjawab: "Ini adalah pemberian Allah yang aku dapat tanpa kucari dan aku minta. Diwaktu pagi dikala matahari terbit aku mendapatkan rezekiku ini sudah berada didepan mataku, demikian pula bila matahari terbenam di waktu senja. Mengapa bapa saudaranya merasa hairan dan takjub? Bukankah Allah berkuasa memberikan rezekinya kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan?" <br />
<br />
Maryam binti Imran<br />
Maryam yang disebut-sebut dalam kisah Zakaria adalah anak tunggal dari Imran seorang daripada pemuka-pemuka dam ulama Bani Isra'il. Ibunya saudara ipar dari Nabi Zakaria adalah seorang perempuan yang mandul yang sejak bersuamikan Imran belum merasa berbahagia jika belum memperoleh anak. Ia merasa hidup tanpa anak adalah sunyi dan membosankan. Ia sangat mendambakan keturunan untuk menjadi pengikat yang kuat dalam kehidupan bersuami-isteri, penglipur duka dan pembawa suka di dalam kehidupan keluarga. Ia sangat akan keturunan sehingga bila ia melihat seorang ibu menggandung bayinya atau burung memberi makan kepada anaknya, ia merasa iri hati dan terus menjadikan kenangan yang tak kunjung lepas dari ingatannya.<br />
<br />
Tahun demi tahun berlalu, usia makin hari makin lanjut, namun keinginan tetap tinggal keinginan dan idam-idaman tetap tidak menjelma menjadi kenyataan. Berbagai cara dicubanya dan berbagai nasihat dan petunjuk orang diterapkannya, namun belum juga membawa hasil. Dan setelah segala daya upaya yang bersumber dari kepandaian dan kekuasaan manusia tidak membawa buah yang diharapkan, sedarlah isteri Imran bahawa hanya Allah tempat satu-satunya yang berkuasa memenuhi keinginannya dan sanggup mengurniainya dengan seorang anak yang didambakan walaupun rambutnya sudah beruban dan usianya sudah lanjut. Maka ia bertekad membulatkan harapannya hanya kepada Allah bersujud siang dan malam dengan penuh khusyuk dan kerendahan hati bernadzar dan berjanji kepada Allah bila permohonannya dikalbulkan, akan menyerahkan dan menghibahkan anaknya ke Baitul Maqdis untuk menjadi pelayan, penjaga dan memelihara rumah suci itu dan sesekali tidak akan mengambil manfaat dari anaknya untuk kepentingan dirinya atau kepentingan keluarganya.<br />
<br />
Harapan isteri Imran yang dibulatkan kepada Allah tidak tersia-sia. Allah telah menerima permohonannya dan mempersembahkan doanya sesuai dengan apa yang telah disuratkan dalam takdir-Nya bahwa dari suami isteri Imran akan diturunkan seorang nabi besar. Maka tanda-tanda permulaan kehamilan yang dirasakan oleh setiap perempuan yang mengandung tampak pada isteri Imran yang lama kelamaan merasa gerakan janin di dalam perutnya yang makin membesar. Alangkah bahagia si isteri yang sedang hamil itu, bahawa idam-idamannya itu akan menjadi kenyataan dan kesunyian rumah tangganya akan terpecahlah bila bayi yang dikandungkan itu lahir. Ia bersama suami mulai merancang apa yang akan diberikan kepada bayi yang akan datang itu. Jika mereka sedang duduk berduaan tidak ada yang diperbincangkan selain soal bayi yang akan dilahirkan. Suasana suram sedih yang selalu meliputi rumah tangga Imran berbalik menjadi riang gembira, wajah sepasang suami isteri Imaran menjadi berseri-seri tanda suka cita dan bahagia dan rasa putus asa yang mencekam hati mereka berdua berbalik menjadi rasa penuh harapan akan hari kemudian yang baik dan cemerlang.<br />
<br />
Akan tetapi sangat benarlah kata mutiara yang berbunyi: "Manusia merancang, Tuhan menentukan. Imran yang sangat dicintai dan sayangi oleh isterinya dan diharapkan akan menerima putera pertamanya serta mendampinginya dikala ia melahirkan , tiba-tiba direnggut nyawanya oleh Izra'il dan meninggallah isterinya seorang diri dalam keadaan hamil tua, pada saat mana biasanya rasa cinta kasih sayang antara suami isteri menjadi makin mesra.<br />
Rasa sedih yang ditinggalkan oleh suami yang disayangi bercampur dengan rasa sakit dan letih yang didahului kelahiran si bayi, menimpa isteri Imran di saat-saat dekatnya masa melahirkan. Maka setelah segala persiapan untuk menyambut kedatangan bayi telah dilakukan dengan sempurna lahirlah ia dari kandungan ibunya yang malang menghirup udara bebas. Agak kecewalah si ibu janda Imran setelah mengetahui bahawa bayi yang lahir itu adalah seorang puteri sedangkan ia menanti seorang putera yang telah dijanjikan dan bernadzar untuk dihibahkan kepada Baitulmaqdis. Dengan nada kecewa dan suara sedih berucaplah ia seraya menghadapkan wajahnya ke atas: "Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan seorang puteri, sedangkan aku bernadzar akan menyerahkan seorang putera yang lebih layak menjadi pelayan dan pengurus Baitulmaqdis. Allah akan mendidik puterinya itu dengan pendidikan yang baik dan akan menjadikan Zakaria, iparnya dan bapa saudara Maryam sebagai pengawas dan pemeliharanya.<br />
<br />
Demikianlah maka tatkala Maryam diserahkan oleh ibunya kepada pengurus Baitulmaqdis, para rahib berebutan masing-masing ingin ditunjuk sebagai wali yang bertanggungjawab atas pengawasan dan pemeliharaan Maryam. Dan kerana tidak ada yang mahu mengalah, maka terpaksalah diundi diantara mereka yang akhirnya undian jatuh kepada Zakaria sebagaimana dijanjikan oleh Allah kepada ibunya.<br />
Tindakan pertama yang diambil oleh Zakaria sebagai petugas yang diwajibkan menjaga keselamatan Maryam ialah menjauhkannya dari keramaian sekeliling dan dari jangkauan para pengunjung yang tiada henti-hentinya berdatangan ingin melihat dan menjenguknya. Ia ditempatkan oleh Zakaria di sebuah kamar diatas loteng Baitulmaqdis yang tinggi yang tidak dapat dicapai melainkan dengan menggunakan sebuah tangga.Zakarian merasa bangga dan bahagia beruntung memenangkan undian memperolehi tugas mengawasi dan memelihara Maryam secara sah adalah anak saudaranya sendiri. Ia mencurahkan cinta dan kasih sayangnya sepenuhnya kepada Maryam untuk menggantikan anak kandungnya yang tidak kunjung datang. Tiap ada kesempatan ia datang menjenguknya, melihat keadaannya, mengurus keperluannya dan menyediakan segala sesuatu yang membawa ketenangan dan kegembiraan baginya. Tidak satu hari pun Zakaria pernah meninggalkan tugasnya menjenguk Maryam.<br />
<br />
Rasa cinta dan kasih sayang Zakaria terhadap Maryam sebagai anak saudra isterinya yang ditinggalkan ayahnya meningkat menjadi rasa hormat dan takzim tatkala terjadi suatu peristiwa yang menandakan bahawa Maryam bukanlah gadis biasa sebagaimana gadis-gadis yang lain, tetapi ia adalah wanita pilihan Allah untuk suatu kedudukan dan peranan besar di kemudian hari.<br />
Pada suatu hari tatkala Zakaria datang sebagaimana biasa, mengunjungi Maryam, ia mendapatinya lagi berada di mihrabnya tenggelam dalam ibadah berzikir dan bersujud kepada Allah. Ia terperanjat ketika pandangan matanya menangkap hidangan makanan berupa buah-buahan musim panas terletak di depan Maryam yang lagi bersujud. Ia lalu bertanya dalam hatinya, dari manakah gerangan buah-buahan itu datang, padahal mereka masih lagi berada pada musim dingin dan setahu Zakaria tidak seorang pun selain dari dirinya yang datang mengunjungi Maryam. Maka ditegurlah Maryam tatkala setelah selesai ia bersujud dan mengangkat kepala: "Wahai Maryam, dari manakah engkau memperolehi rezeki ini, padahal tidak seorang pun mengunjungimu dan tidak pula engkau pernah meninggalkan mihrabmu? Selain itu buah-buahan ini adalah buah-buahan musim panas yang tidak dapat dibeli di pasar dalam musim dingin ini."<br />
<br />
Maryam menjawab: "Inilah peberian Allah kepadaku tanpa aku berusaha atau minta. Dan mengapa engkau merasa hairan dan takjub? Bukankah Allah Yang Maha Berkuasa memberikan rezekinya kepada sesiapa yang Dia kehendaki dalam bilangan yang tidak ternilai besarnya?"<br />
Demikianlah Allah telah memberikan tanda pertamanya sebagai mukjizat bagi Maryam, gadis suci, yang dipersiapkan oleh-Nya untuk melahirkan seorang nabi besar yang bernama Isa Almasih a.s.<br />
Kisah lahirnya Maryam dan pemeliharaan Zakaria kepadanya dapat dibaca dalam Al-Quran surah Ali Imran ayat 35 hingga 37 dan 42 hingga 44. </span>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-12060139294190254732012-01-22T04:05:00.001-08:002012-01-22T04:08:28.451-08:00nabi ishaq as<h3 class="post-title entry-title"><br />
</h3><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2xo69l3_cKV_Rs7lBtvH3LuP51Xf8hrKLwF1A59x-QNC8o-ASJRypIrtBs-MhoI0anQf5qnwuGGsRCHbLz8ZvUvPz5kUJ29XUlvV0YCctWZW4TVmjC2iip2xWfEcjXJTddDLtLofINsg/s1600-h/makam-rifqah-istri-ishaq-as.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5230291721144572674" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2xo69l3_cKV_Rs7lBtvH3LuP51Xf8hrKLwF1A59x-QNC8o-ASJRypIrtBs-MhoI0anQf5qnwuGGsRCHbLz8ZvUvPz5kUJ29XUlvV0YCctWZW4TVmjC2iip2xWfEcjXJTddDLtLofINsg/s320/makam-rifqah-istri-ishaq-as.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a><br />
<div style="color: #783f04;">Nabi Ishaq adalah putera nabi Ibrahim dari isterinya Sarah, sedang Nabi Ismail adalah puteranya dari Hajr, dayang yang diterimanya sebagai hadiah dari Raja Namrud.</div><div style="color: #783f04;">Tentang Nabi Ishaq ini tidak dikisahkan dalan Al-Quran kecuali dalam beberapa ayat di antaranya adalah ayat 69 sehingga 74 dari surah Hud, seperti berikut:</div><div style="color: #783f04;">" Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami {malaikat-malaikat} telah datang kepada Ibrahim membawa khabar gembira mereka mengucapkan "selamat".Ibrahim menjawab: "Selamatlah" maka tidak lama kemudian Ibrahim menjamukan daging anak sapi yang dipanggang. 70. Mak tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata " Janagan kamu takut sesungguhnya kami adalah {malaikat-malaikat} yang diuts untuk kaum Luth." 71. dan isterinya berdiri di sampingnya lalu di tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira akan {kelahiran} Ishaq dan sesudah Ishaq {lahir pula} Ya'qup. 72. Isterinya berkata " sungguh menghairankan apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua dan suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua juga? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang aneh. 73. Para malaikat itu berkata " Apakah kamu merasa hairan tentang ketetapan Allah? { itu adalah} rahmat Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan atas kamu hai ahlulbait! sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. 74. Mak tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya dia pun bersoal jawab dengan {malaikat-malaikat} Kami tentang kaum Luth." { Hud : 69 ~ 74 }</div><div style="color: #783f04;"><br />
</div><div style="color: #783f04;">Selain ayat-ayat yang tersebut di atas yang membawa berita akan lahirnya Nabi Ishaq drp kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia yang menurut sementara riwayat bahwa usianya pada waktu itu sudah mencapai sembilan puluh tahun, terdapat beberapa ayat yang menetapkan kenabiannya di antaranya ialah ayat 49 surah "Maryam" sebagai berikut:</div><div style="color: #783f04;">" Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang meerka sembah selain Allah Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya'qup. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi."</div><div style="color: #783f04;"><br />
</div><div style="color: #783f04;">Dan ayat 112 dan 113 surah "Ash-Shaffaat" sebagai berikut :</div><div style="color: #783f04;">" 112. Dan Kami dia khabar gembira dengan {kelahiran} Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang soleh. 113. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada {pula} yang zalim terhadap dirinya dengan nyata."</div><div style="color: #783f04;">Catatan Tambahan</div><div style="color: #783f04;">Diriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim wafat pada usia 175 tahun. Nabi Ismail pada usia 137 tahun dan Nabi Ishaq pada usia 180 tahun.</div>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-24072406483173347042012-01-22T04:03:00.000-08:002012-01-22T04:09:48.293-08:00nabi ismail as<div id="datebarright"></div><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=4289411364737484284&postID=2407240648317334704" name="855427734555040787"></a> <br />
<h3 class="post-title entry-title"><br />
</h3><div class="post-body entry-content"><div class="post-body" id="post-855427734555040787"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuFEzJVwdFtPVeDz6B-ad1VgsiPdZn0QJnETx14tfu8B7-MsnhF761d504japeTV4-3pWbxOz8r3_EY7GR2_pS8MMm3OP40qy24ZufpPmEwYvEBHTgOyVUlWrbFu5N9ZB3vWcXoMMk6ZI/s1600-h/ismail.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5229384411556275074" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuFEzJVwdFtPVeDz6B-ad1VgsiPdZn0QJnETx14tfu8B7-MsnhF761d504japeTV4-3pWbxOz8r3_EY7GR2_pS8MMm3OP40qy24ZufpPmEwYvEBHTgOyVUlWrbFu5N9ZB3vWcXoMMk6ZI/s320/ismail.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a><br />
<div style="color: #f6b26b;">Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, dayangnya di tempat tujuannya di Palestin. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehinya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.</div><div style="color: #f6b26b;">Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:</div><div style="color: #f6b26b;">Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahsia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. Dan sebagai lazimnya seorang isteri sebagai Siti Sarah merasa telah dikalahkan oleh Siti Hajar sebagai seorang dayangnya yang diberikan kepada Nabi Ibrahim a.s. Dan sejak itulah Siti Sarah merasakan bahawa Nabi Ibrahim a.s. lebih banyak mendekati Hajar karena merasa sgt gembira dengan puteranya yang tunggal dan pertama itu, hal ini yang menyebabkan permulaan ada keratakan dalam rumahtangga Nabi Ibrahim a.s. sehingga Siti Sarah merasa tidak tahan hati jika melihat Siti Hajar dan minta pada Nabi Ibrahim a.s. supaya menjauhkannya dari matanya dan menempatkannya di lain tempat.</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Utk sesuatu hikmah yang belum diketahui dan disadari oleh Nabi Ibrahim Allah s.w.t. mewahyukan kepadanya agar keinginan dan permintaan Sarah isterinya dipenuhi dan dijauhkanlah Ismail bersama Hajar ibunya dan Sarah ke suatu tempat di mana yang ia akan tuju dan di mana Ismail puteranya bersama ibunya akan di tempatkan dan kepada siapa akan ditinggalkan.</div><div style="color: #f6b26b;">Maka dengan tawakkal kepada Allah berangkatlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah membawa Hajar dan Ismail yang diboncengkan di atas untanya tanpa tempat tujuan yang tertentu. Ia hanya berserah diri kepada Allah yang akan memberi arah kepada binatang tunggangannya. Dan berjalanlah unta Nabi Ibrahim dengan tiga hamba Allah yang berada di atas punggungnya keluar kota masuk ke lautan pasir dan padang terbuka di mana terik matahari dengan pedihnya menyengat tubuh dan angin yang kencang menghembur-hamburkan debu-debu pasir. </div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Ismail dan Ibunya Hajar Ditingalkan di Makkah</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Setelah berminggu-minggu berada dalam perjalanan jauh yang memenatkan tibalah pada akhirnya Nabi Ibrahim bersama Ismail dan ibunya di Makkah kota suci dimana Kaabah didirikan dan menjadi pujaan manusia dari seluruh dunia. di tempat di mana Masjidil Haram sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri perjalanannya dan disitulah ia meninggalkan Hajar bersama puteranya dengan hanya dibekali dengan serantang bekal makanan dan minuman sedangkan keadaan sekitarnya tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air mengalir, yang terlihat hanyalah batu dan pasir kering . Alangkah sedih dan cemasnya Hajar ketika akan ditinggalkan oleh Ibrahim seorang diri bersama dengan anaknya yang masih kecil di tempat yang sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu gunung dan pasir. Ia seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon belas kasihnya, janganlah ia ditinggalkan seorang diri di tempat yang kosong itu, tiada seorang manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir, sedangkan ia masih menanggung beban mengasuh anak yang kecil yang masih menyusu. Nabi Ibrahim mendengar keluh kesah Hajar merasa tidak tergamak meninggalkannya seorang diri di tempat itu bersama puteranya yang sangat disayangi akan tetapi ia sedar bahwa apa yang dilakukan nya itu adalah kehendak Allah s.w.t. yang tentu mengandungi hikmat yang masih terselubung baginya dan ia sedar pula bahawa Allah akan melindungi Ismail dan ibunya dalam tempat pengasingan itu dan segala kesukaran dan penderitaan. Ia berkata kepada Hajar :</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">"Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini. Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tergamak meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan melantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya, insya-Allah."</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Mendengar kata-kata Ibrahim itu segeralah Hajar melepaskan genggamannya pada baju Ibrahim dan dilepaskannyalah beliau menunggang untanya kembali ke Palestin dengan iringan air mata yang bercurahan membasahi tubuh Ismail yang sedang menetak. Sedang Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya keetika ia turun dari dataran tinggi meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestin di mana isterinya Sarah dengan puteranya yang kedua Ishak sedang menanti. Ia tidak henti-henti selama dalam perjalanan kembali memohon kepada Allah perlindungan, rahmat dan barakah serta kurniaan rezeki bagi putera dan ibunya yang ditinggalkan di tempat terasing itu. Ia berkata dalam doanya:" Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu { Baitullahil Haram } di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar mrk mendirikan solat dan beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mrk dan berilah mrk rezeki dari buah-buahan yang lazat, mudah-mudahan mrk bersyukur kepada-Mu." </div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Mata Air Zamzam</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Sepeninggal Nabi Ibrahim tinggallah Hajar dan puteranya di tempat yang terpencil dan sunyi itu. Ia harus menerima nasib yang telah ditakdirkan oleh Allah atas dirinya dengan kesabaran dan keyakinan penuh akan perlindungan-Nya. Bekalan makanan dan minuman yang dibawanya dalam perjalanan pada akhirnya habis dimakan selama beberapa hari sepeninggalan Nabi Ibrahim. Maka mulailah terasa oleh Hajar beratnya beban hidup yang harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan suaminya. Ia masih harus meneteki anaknya, namun air teteknya makin lama makin mengering disebabkan kekurangan makan .Anak yang tidak dapat minuman yang memuaskan dari tetek ibunya mulai menjadi cerewet dan tidak henti-hentinya menangis. Ibunya menjadi panik, bingung dan cemas mendengar tangisan anaknya yang sgt menyayat hati itu. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri serta lari ke sana ke sini mencari sesuap makanan atau seteguk air yang dpt meringankan kelaparannya dan meredakan tangisan anaknya, namun sia-sialah usahanya. Ia pergi berlari harwalah menuju bukit Shafa kalau-kalau ia boleh mendapatkan sesuatu yang dapat menolongnya tetapi hanya batu dan pasir yang didapatnya disitu, kemudian dari bukit Shafa ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit Marwah dan larilah ia berharwahlah ke tempat itu namun ternyata bahawa yang disangkanya air adalha fatamorangana {bayangan} belaka dan kembalilah ke bukit Shafa karena mendengar seakan-akan ada suara yang memanggilnya tetapi gagal dan melesetlah dugaannya. Demikianlah maka karena dorongan hajat hidupnya dan hidup anaknya yang sangat disayangi, Hajar mundar-mundir berlari sampai tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah yang pada akhirnya ia duduk termenung merasa penat dan hampir berputus asa.</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Diriwayatkan bahawa selagi Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya datanglah kepadanya malaikat Jibril bertanya:" Siapakah sebenarnya engkau ini?" " Aku adalah hamba sahaya Ibrahim". Jawab Hajar." Kepada siapa engkau dititipkan di sini?"tanya Jibril." Hanya kepad Allah",</div><div style="color: #f6b26b;">jawab Hajar.Lalu berkata Jibril:" Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu dan tidak akan mensia-siakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya."</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Kemudian diajaklah Hajar mengikuti-nya pergi ke suatu tempat di mana Jibril menginjakkan telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu air yang jernih dengan kuasa Allah .Itulah dia mata air Zamzam yang sehingga kini dianggap keramat oleh jemaah haji, berdesakan sekelilingnya bagi mendapatkan setitik atau seteguk air daripadanya dan kerana sejarahnya mata air itu disebut orang " Injakan Jibril ".</div><div style="color: #f6b26b;">Alngkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan segera pula terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sgt bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Mancurnya air Zamzam telah menarik burung-burung berterbangan mengelilingi daerah itu menarik pula perhatian sekelompok bangsa Arab dari suku Jurhum yang merantau dan sedang berkhemah di sekitar Makkah. Mereka mengetahui dari pengalaman bahwa di mana ada terlihat burung di udara, nescaya dibawanya terdapat air, maka diutuslah oleh mrk beberapa orang untuk memeriksa kebenaran teori ini. Para pemeriksa itu pergi mengunjungi daerah di mana Hajar berada, kemudian kembali membawa berita gembira kepada kaumnya tentang mata air Zamzam dan keadaan Hajar bersama puteranya. Segera sekelompok suku Jurhum itu memindahkan perkhemahannya ke tempat sekitar Zamzam ,dimana kedatangan mrk disambut dengan gembira oleh Hajar karena adanya sekelompok suku Jurhum di sekitarnya, ia memperolehi jiran-jiran yang akan menghilangkan kesunyian dan kesepian yang selama ini dirasakan di dalam hidupnya berduaan dengan puteranya saja.</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Hajar bersyukur kepada Allah yang dengan rahmatnya telah membuka hati orang-orang itu cenderung datang meramaikan dan memecahkan kesunyian lembah di mana ia ditinggalkan sendirian oleh Ibrahim. </div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Nabi Ismail Sebagai Qurban</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Nabi Ibrahim dari masa ke semasa pergi ke Makkah untuk mengunjungi dan menjenguk Ismail di tempat pengasingannya bagi menghilangkan rasa rindu hatinya kepada puteranya yang ia sayangi serta menenangkan hatinya yang selalu rungsing bila mengenangkan keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang tandus, jauh dari masyarakat kota dan pengaulan umum.</div><div style="color: #f6b26b;">Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim a.s. mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah , maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang dikurniai seorang putera yang sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan ,seorang putera yang telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah , seorang putera yang diharapkan menjadi pewarisnya dan penyampung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawa oelh tangan si ayah sendiri.</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Namun ia sebagai seorang Nabi, pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah ,menjalankan segala perintah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu.</div><div style="color: #f6b26b;">Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud:" Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya." Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam {niat} tetap akan menyembelih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya.Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Nabi Ismail sebagai anak yang soleh yang sgt taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu , agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatkanlah perlaksanaan penyembelihan agar menringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya."Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata:" Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah."</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi apa daya, parang yang sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pergorbanan Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pergorbanan puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bahwa parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku."Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Ismail walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari belakang.</div><div style="color: #f6b26b;"><br />
</div><div style="color: #f6b26b;">Dalam keadaan bingung dan sedih hati, karena gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Allah dengan firmannya:" Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah Kami akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikkan ."Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa Ismail telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Aidiladha di seluruh pelosok dunia. </div></div></div><div class="post-footer"><div class="post-footer-line post-footer-line-1"><span class="post-author" style="color: #f6b26b;"> Posted by Yudhi </span> <span class="post-timestamp"><span style="color: #f6b26b;"> at </span><a class="timestamp-link" href="http://yudhim.blogspot.com/2008/08/kisah-nabi-ismail-as.html" rel="bookmark" style="color: #f6b26b;" title="permanent link"><abbr class="published" title="2008-08-01T10:20:00+07:00">Friday, August 01, 2008</abbr></a> </span></div></div>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-45037476708078630202012-01-21T23:43:00.000-08:002012-01-21T23:43:05.446-08:00Kisah Nabi Muhammad saw.<h2 style="font-weight: normal;"><b>Kisah Nabi Muhammad saw.</b></h2><div style="background-color: #f6b26b;">Semasa umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Bapa bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum baginda dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke ka’abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah wujud sebelumnya.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Selepas itu Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba, budak suruhan Abu Lahab sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa’ad. Adat menyusukan bayi sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-bangsawan Arab di Makkah. Akhir tiba juga wanita dari Banu Sa’ad yang bernama Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada mulanya tidak mahu menerima baginda kerana Muhammad seorang anak yatim. Namun begitu, Halimah membawa pulang juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan akan memberkati keluarganya. Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan, kambing ternakan dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah. Baginda telah tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa baginda kembali kepada Aminah dan membawa pulang semula ke pedalaman.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Kisah Dua Malaikat dan Pembedahan Dada Muhammad</div><div style="background-color: #f6b26b;">Pada usia dua tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang muncul sebagai lelaki yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk membedah Muhammad. Pada ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari akan kejadian tersebut. Hanya anak mereka yang sebaya menyaksikan kedatangan kedua malaikat tersebut lalu mengkhabarkan kepada Halimah. Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun tiada kesan yang aneh ditemui.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Muhammad tinggal di pedalaman bersama keluarga Halimah selama lima tahun. Selama itu baginda mendapat kasih sayang, kebebasan jiwa dan penjagaan yang baik daripada Halimah dan keluarganya. Selepas itu baginda dibawa pulang kepada datuknya Abdul Mutallib di Makkah.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Datuk baginda, Abdul Mutallib amat menyayangi baginda. Ketika Aminah membawa anaknya itu ke Madinah untuk bertemu dengan saudara-maranya, mereka ditemani oleh Umm Aiman, budak suruhan perempuan yang ditinggalkan oleh bapa baginda. Baginda ditunjukkan tempat wafatnya Abdullah serta tempat dia dikuburkan.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Sesudah sebulan mereka berada di Madinah, Aminah pun bersiap sedia untuk pulang semula ke Makkah. Dia dan rombongannya kembali ke Makkah menaiki dua ekor unta yang memang dibawa dari Makkah semasa mereka datang dahulu. Namun begitu, ketika mereka sampai di Abwa, ibunya pula jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia lalu dikuburkan di situ juga.<br />
Muhammad dibawa pulang ke Makkah oleh Umm Aiman dengan perasaan yang sangat sedih. Maka jadilah Muhammad sebagai seorang anak yatim piatu. Tinggallah baginda dengan datuk yang dicintainya dan bapa-bapa saudaranya.</div><div style="background-color: #f6b26b;">“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk” (Surah Ad-Dhuha, 93: 6-7)</div><div style="background-color: #f6b26b;">Abdul Mutallib Wafat</div><div style="background-color: #f6b26b;">Kegembiraannya bersama datuk baginda tidak bertahan lama. Ketika baginda berusia lapan tahun, datuk baginda pula meninggal dunia. Kematian Abdul Mutallib menjadi satu kehilangan besar buat Bani Hashim. Dia mempunyai keteguhan hati, berwibawa, pandangan yang bernas, terhormat dan berpengaruh dikalangan orang Arab. Dia selalu menyediakan makanan dan minuman kepada para tetamu yang berziarah dan membantu penduduk Makkah yang dalam kesusahan.<br />
Muhammad diasuh oleh Abu Talib</div><div style="background-color: #f6b26b;">Selepas kewafatan datuk baginda, Abu Talib mengambil alih tugas bapanya untuk menjaga anak saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Talib kurang mampu berbanding saudaranya yang lain, namun dia mempunyai perasaan yang paling halus dan terhormat di kalangan orang-orang Quraisy.Abu Talib menyayangi Muhammad seperti dia menyayangi anak-anaknya sendiri. Dia juga tertarik dengan budi pekerti Muhammad yang mulia.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Pada suatu hari, ketika mereka berkunjung ke Syam untuk berdagang sewaktu Muhammad berusia 12 tahun, mereka bertemu dengan seorang rahib Kristian yang telah dapat melihat tanda-tanda kenabian pada baginda. Lalu rahib tersebut menasihati Abu Talib supaya tidak pergi jauh ke daerah Syam kerana dikhuatiri orang-orang Yahudi akan menyakiti baginda sekiranya diketahui tanda-tanda tersebut. Abu Talib mengikut nasihat rahib tersebut dan dia tidaak banyak membawa harta dari perjalanan tersebut. Dia pulang segera ke Makkah dan mengasuh anak-anaknya yang ramai. Muhammad juga telah menjadi sebahagian dari keluarganya. Baginda mengikut mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dan mendengar sajak-sajak oleh penyair-penyair terkenal dan pidato-pidato oleh penduduk Yahudi yang anti Arab.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Baginda juga diberi tugas sebagai pengembala kambing. Baginda mengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Baginda selalu berfikir dan merenung tentang kejadian alam semasa menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu baginda jauh dari segala pemikiran manusia nafsu manusia duniawi. Baginda terhindar daripada perbuatan yang sia-sia, sesuai dengan gelaran yang diberikan iaitu “Al-Amin”.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Selepas baginda mula meningkat dewasa, baginda disuruh oleh bapa saudaranya untuk membawa barang dagangan Khadijah binti Khuwailid, seorang peniaga yang kaya dan dihormati. Baginda melaksanakan tugasnya dengan penuh ikhlas dan jujur. Khadijah amat tertarik dengan perwatakan mulia baginda dan keupayaan baginda sebagai seorang pedagang. Lalu dia meluahkan rasa hatinya untuk berkahwin dengan Muhammad yang berusia 25 tahun ketika itu. Wanita bangsawan yang berusia 40 tahun itu sangat gembira apabila Muhammad menerima lamarannya lalu berlangsunglah perkahwinan mereka berdua. Bermulalah lembaran baru dalam hidup Muhammad dan Khadijah sebagai suami isteri.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Penurunan Wahyu Pertama</div><div style="background-color: #f6b26b;">Pada usia 40 tahun, Muhammad telah menerima wahyu yang pertama dan diangkat sebagai nabi sekelian alam. Ketika itu, baginda berada di Gua Hira’ dan sentiasa merenung dalam kesunyian, memikirkan nasib umat manusia pada zaman itu. Maka datanglah Malaikat Jibril menyapa dan menyuruhnya membaca ayat quran yang pertama diturunkan kepada Muhammad.</div><div style="background-color: #f6b26b;">“Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan” (Al-’Alaq, 96: 1)</div><div style="background-color: #f6b26b;">Rasulullah pulang dengan penuh rasa gementar lalu diselimuti oleh Khadijah yang cuba menenangkan baginda. Apabila semangat baginda mulai pulih, diceritakan kepada Khadijah tentang kejadian yang telah berlaku.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Kemudian baginda mula berdakwah secara sembunyi-sembunyi bermula dengan kaum kerabatnya untuk mengelakkan kecaman yang hebat daripada penduduk Makkah yang menyembah berhala. Khadijah isterinya adalah wanita pertama yang mempercayai kenabian baginda. Manakala Ali bin Abi Talib adalah lelaki pertama yang beriman dengan ajaran baginda.Dakwah yang sedemikian berlangsung selama tiga tahun di kalangan keluarganya sahaja.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Dakwah Secara Terang-terangan</div><div style="background-color: #f6b26b;">Setelah turunnya wahyu memerintahkan baginda untuk berdakwah secara terang-terangan, maka Rasulullah pun mula menyebarkan ajaran Islam secara lebih meluas.</div><div style="background-color: #f6b26b;">“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Al-Hijr, 15:94)</div><div style="background-color: #f6b26b;">Namun begitu, penduduk Quraisy menentang keras ajaran yang dibawa oleh baginda. Mereka memusuhi baginda dan para pengikut baginda termasuk Abu Lahab, bapa saudara baginda sendiri. Tidak pula bagi Abu Talib, dia selalu melindungi anak saudaranya itu namun dia sangat risau akan keselamatan Rasulullah memandangkan tentangan yang hebat dari kaum Quraisy itu. Lalu dia bertanya tentang rancangan Rasulullah seterusnya. Lantas jawab Rasulullah yang bermaksud:</div><div style="background-color: #f6b26b;">“Wahai bapa saudaraku, andai matahari diletakkan diletakkan di tangan kiriku dan bulan di tangan kananku, agar aku menghentikan seruan ini, aku tidak akan menghentikannya sehingga agama Allah ini meluas ke segala penjuru atau aku binasa kerananya”</div><div style="background-color: #f6b26b;">Baginda menghadapi pelbagai tekanan, dugaan, penderitaan, cemuhan dan ejekan daripada penduduk-penduduk Makkah yang jahil dan keras hati untuk beriman dengan Allah. Bukan Rasulullah sahaja yang menerima tentangan yang sedemikian, malah para sahabatnya juga turut merasai penderitaan tersebut seperti Amar dan Bilal bin Rabah yang menerima siksaan yang berat.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Kewafatan Khadijah dan Abu Talib</div><div style="background-color: #f6b26b;">Rasulullah amat sedih melihat tingkahlaku manusia ketika itu terutama kaum Quraisy kerana baginda tahu akan akibat yang akan diterima oleh mereka nanti. Kesedihan itu makin bertambah apabila isteri kesayangannya wafat pada tahun sepuluh kenabiaannya. Isteri bagindalah yang tidak pernah jemu membantu menyebarkan Islam dan mengorbankan jiwa serta hartanya untuk Islam. Dia juga tidak jemu menghiburkan Rasulullah di saat baginda dirundung kesedihan.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Pada tahun itu juga bapa saudara baginda Abu Talib yang mengasuhnya sejak kecil juga meninggal dunia. Maka bertambahlah kesedihan yang dirasai oleh Rasulullah kerana kehilangan orang-orang yang amat disayangi oleh baginda.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Penghijrahan Ke Madinah</div><div style="background-color: #f6b26b;">Tekanan daripada orang-orang kafir terhadap perjuangan Rasulullah semakin hebat selepas pemergian isteri dan bapa saudara baginda. Maka Rasulullah mengambil keputusan untuk berhijrah ke Madinah berikutan ancaman daripada kafir Quraisy untuk membunuh baginda.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Rasulullah disambut dengan meriahnya oleh para penduduk Madinah. Mereka digelar kaum Muhajirin manakala penduduk-penduduk Madinah dipanggil golongan Ansar. Seruan baginda diterima baik oleh kebanyakan para penduduk Madinah dan sebuah negara Islam didirikan di bawah pimpinan Rasulullas s.a.w sendiri.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Negara Islam Madinah</div><div style="background-color: #f6b26b;">Negara Islam yang baru dibina di Madinah mendapat tentangan daripada kaum Quraisy di Makkah dan gangguan dari penduduk Yahudi serta kaum bukan Islam yang lain. Namun begitu, Nabi Muhammad s.a.w berjaya juga menubuhkan sebuah negara Islam yang mengamalkan sepenuhnya pentadbiran dan perundangan yang berlandaskan syariat Islam. Baginda dilantik sebagai ketua agama, tentera dan negara. Semua rakyat mendapat hak yang saksama. Piagam Madinah yang merupakan sebuah kanun atau perjanjian bertulis telah dibentuk. Piagam ini mengandungi beberapa fasal yang melibatkan hubungan antara semua rakyat termasuk kaum bukan Islam dan merangkumi aspek politik, sosial, agama, ekonomi dan ketenteraan. Kandungan piagam adalah berdasarkan wahyu dan dijadikan dasar undang-undang Madinah.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Islam adalah agama yang mementingkan kedamaian. Namun begitu, aspek pertahanan amat penting bagi melindungi agama, masyarakat dan negara. Rasulullah telah menyertai 27 kali ekspedisi tentera untuk mempertahan dan menegakkan keadilan Islam. Peperangan yang ditempuhi baginda ialah Perang Badar (623 M/2 H), Perang Uhud (624 M/3 H), Perang Khandak (626 M/5 H) dan Perang Tabuk (630 M/9 H). Namun tidak semua peperangan diakhiri dengan kemenangan.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Pada tahun 625 M/ 4 Hijrah, Perjanjian Hudaibiyah telah dimeterai antara penduduk Islam Madinah dan kaum Musyrikin Makkah. Maka dengan itu, negara Islam Madinah telah diiktiraf. Nabi Muhammad s.a.w. juga telah berjaya membuka semula kota Makkah pada 630 M/9 H bersama dengan 10 000 orang para pengikutnya.</div><div style="background-color: #f6b26b;">Perang terakhir yang disertai oleh Rasulullah ialah Perang Tabuk dan baginda dan pengikutnya berjaya mendapat kemenangan. Pada tahun berikutnya, baginda telah menunaikan haji bersama-sama dengan 100 000 orang pengikutnya. Baginda juga telah menyampaikan amanat baginda yang terakhir pada tahun itu juga. Sabda baginda yang bermaksud:</div><div style="background-color: #f6b26b;">“Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahawa Tuhan kamu Maha Esa dan kamu semua adalah daripada satu keturunan iaitu keturunan Nabi Adam a.s. Semulia-mulia manusia di antara kamu di sisi Allah s.w.t. ialah orang yang paling bertakwa. Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat selama-lamanya selagi kamu berpegang teguh dengan dua perkara itu, iaitu kitab al-Quran dan Sunnah Rasulullah.”</div><div style="background-color: #f6b26b;">Kewafatan Nabi Muhammad s.a.w</div><div style="background-color: #f6b26b;">Baginda telah wafat pada bulan Jun tahun 632 M/12 Rabiul Awal tahun 11 Hijrah. Baginda wafat setelah selesai melaksanakan tugasnya sebagai rasul dan pemimpin negara. Baginda berjaya membawa manusia ke jalan yang benar dan menjadi seorang pemimpin yang bertanggungjawab, berilmu dan berkebolehan. Rasulullah adalah contoh terbaik bagi semua manusia sepanjang zaman.</div>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-13133263294696576172012-01-21T23:29:00.001-08:002012-01-21T23:32:29.916-08:00KISAH NABI YUSUF AS<div style="color: orange;"><b>Setelah pada postingan sebelumnya kita simak bersama <a href="http://www.jadilah.com/2011/10/kisah-nabi-ismail-as.html">kisah Nabi Ismail as</a>, kali ini kita berlanjut pada kumpulan kisah teladan Nabi Yusuf as, yang terkumpul dalam <a href="http://www.jadilah.com/search/label/Kisah%2025%20Nabi">kisah 25 Nabi</a> dan Rosul. Berikut pemaparannya;</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri Nabi Ya’qub. Ia dengan adiknya yang bernama Benyamin adalah beribukan Rahil, saudara sepupu Nabi Ya’qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, terutamanya setelah ditinggalkan iaitu wafatnya ibu kandungnya Rahil semasa ia masih berusia dua belas tahun.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Perlakuan yang diskriminatif dari Nabi Ya’qub terhadap anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di antara saudara-saudara Yusuf yang lain, yang merasakan bahawa mereka dianak-tirikan oleh ayahnya yang tidak adil sesama anak, memanjakan Yusuf lebih daripada yang lain.</b></div><div style="color: orange;"><b>Rasa jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan iri-hati terhadap Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan yang akrab di antara mereka.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Saudara-saudara Yusuf mengadakan pertemuan<br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Dalam pertemuan rahsia yang mrk adakan untuk merundingkan nasib yang mrk alami dan mengatur aksi yang harus mrk lakukan bagi menyedarkan ayahnya, menuntut perlakuan yang adil dan saksama, berkata salah seorang drp mrk:” Tidakkah kamu merasakan bahawa perlakuan terhadap kita sebagai anak-anaknya tidak adil dan berat sebelah? Ia memanjakan Yusuf dan menyintai serta menyayangi lebih daripada kita, seolah-olah Yusuf dan Benyamin sahajalah anak-anak kandungnya dan kita anak-anak tirinya , padahal kita adalah lebih tua dan lebih cekap daripada mereka berdua serta kitalah yang selalu mendampingi ayah,mengurus segala keperluannya dan keperluan rumahtanggannya. Kita merasa hairan mengapa hanya Yusuf dan Benyamin sahaja yang menjadi keistimewaan disisi ayah. Apakah ibunya lebih dekat kepada hati ayah berbanding dengan ibu kita? Jika memang itu alasannya ,maka apakah salah kita? Bahawa kita lahir daripada ibu yang mendapat tempat kedua di hati ayah ataukah paras Yusuf yang lebih tampan dan lebih cekap drp paras dan wajah kita yang memang sudah demikian diciptakan oleh Tuhan dan sesekali bukan kehendak atau hasil usaha kita? Kita amat sesalkan atas perlakuan dan tindakan ayah yang sesal dan keliru ini serta harus melakukan sesuatu untuk mengakhiri keadaan yang pincang serta menjengkelkan hati kami semua.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Seorang saudara lain berkata menyambung:” Soal cinta atau benci simpati atau antipati adalah soal hati yang tumbuh laksana jari-jari kita, tidak dapat ditanyakan mengapa yang satu lebih rebdah dari yang lain dan mengapa ibu jari lebih besar dari jari kelingking. Yang kita sesalkan ialah bahwa ayah kita tidak dpt mengawal rasa cintanya yang berlebih-lebihan kepada Yusuf dan Benyamin sehingga menyebabkannya berlaku tidak adil terhadap kami semua selaku sesama anak kandungnya. Keadaan yang pincang dalam hubungan kita dengan ayah tidak akan hilang, jika penyebab utamanya tidak kita hilangkan. Dan sebagaimana kamu ketahui bahwa penyebab utamanya dari keadaan yang menjengkel hati ini ialah adanya Yusuf di tengah-tengah kita. Dia adalah penghalang bagi kita untuk dpt menerobos ke dalam lubuk hati ayah kita dan dia merupakan dinding tebal yang memisahkan kita dari ayah kita yang sangat kita cintai. Maka jalan satu-satunya untuk mengakhiri kerisauan kita ini ialah dengan melenyapkannya dari tengah-tengah kita dan melemparkannya jauh-jauh dari pergaulan ayah dan keluarga kita. Kita harus membunuh dengan tangan kita sendiri atau mengasingkannya di suatu tempat di mana terdpt binatang-binatang buas yang akan melahapnya sebagai mangsa yang empuk dan lazat. Dan kita tidak perlu meragukan lagi bahwa bila Yusuf sudah lenyap dari mata dan pergaulan ayah , ia akan kembali menyintai dan menyayangi kita sebagai anak-anaknya yang patut mendapat perlakuan adil dan saksama dari ayah dan suasana rumahtangga akan kembali menjadi rukun, tenang dan damai, tiada sesuatu yang merisaukan hati dan menyesakkan dada.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berkata Yahudza, putera keempat dari Nabi Ya’qub dan yang paling cekap dan bijaksana di antara sesama saudaranya:” Kita semuanya adalah putera-putera Ya’qub pesuruh Allah dan anak dari Nabi Ibrahim, pesuruh dan kekasih Allah. Kami semua adalah orang-orang yang beragama dan berakal waras. Membunuh adalah sesuatu perbuatan yang dilarang oleh agama dan tidak diterima oleh akal yang sihat, apa lagi yang kami bunuh itu atau serahkan jiwanya kepada binatang buas itu adalah saudara kita sendiri , sekandung, sedarah , sedaging yang tidak berdosa dan tidak pula pernah melakukan hal-hal yang menyakitkan hati atau menyentuh perasaan. Dan bahwa ia lebih dicntai dan disayangi oleh ayah, itu adalah suatu yang berada di luar kekuasaannya dan sesekali tidak dpt ditimpakan dosanya kepadanya. Maka menurut fikiran saya kata Yahudza melanjutkan bahasnya ialah dengan jalan yang terbaik untuk melenyapkan Yusuf ialah melemparkannya ke dalam sebuah perigi yang kering yang terletak di sebuah persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para musafir berhenti beristirehat memberi makan dan minum kepada binatang-binatang kenderaannya. Dengan cara demikian terdpt kemungkinan bahwa salah seorang daripada musafir itu menemukan Yusuf, mengangkatnya dari dalam perigi dan membawanya jauh-jauh sebagai anak pungut atau sebagai hamba sahaya yang akan diperjual-belikan .Dengan cara aku kemukakan ini ,kami telah dapat mencapai tujuan kami tanpa melakukan pembunuhan dan merenggut nyawa adik kami yang tidak berdosa.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Fikiran dan cadangan yang dikemuka oleh Yahudza itu mendapat sambutan baik dan disetujui bulat oleh saudara-saudaranya yang lain dan akan melaksanakannya pada waktu dan kesempatan yang tepat. Pertemuan secara rahsia itu bersurai dengan janji dari masing-masing saudara hadir, akan menutup mulut dan merahsiakan rancangan jahat ini seketat-ketatnya agar tidak bocor dan tidak didengar oleh ayah mereka sebelum pelaksanaannya. </b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Nabi Yusuf bermimpi<br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pada malam di mana para saudaranya mengadakan pertemuan sulit yang mana untuk merancangkan muslihat dan rancangan jahat terhadap diri adiknya yang ketika itu Nabi Yusuf sedang tidur nyenyak , mengawang di alam mimpi yang sedap dan mengasyikkan ,tidak mengetahui apa yang oleh takdir di rencanakan atas dirinya dan tidak terbayang olehnya bahwa penderitaan yang akan dialaminya adalah akibat dari perbuatan saudara-saudara kandungnya sendiri, yang diilhamkan oleh sifat-sifat cemburu, iri hati dan dengki.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pd mlm yang nahas itu Nabi Yusuf melihat dalam mimpinya seakan-akan sebelas bintang, matahari dan bulan yang berada di langit turun dan sujud di depannya. Terburu-buru setelah bangun dari tidurnya, ia datang menghampiri ayahnya , menceritakan kepadanya apa yang ia lihat dan alami dalam mimpi.</b></div><div style="color: orange;"><b>Tanda gembira segera tampak pada wajah Ya’qub yang berseri-seri ketika mendengar cerita mimpi Yusuf, puteranya. Ia berkata kepada puteranya:” Wahai anakku! Mimpimu adalah mimpi yang berisi dan bukan mimpi yang kosong. Mimpimu memberikan tanda yang membenarkan firasatku pada dirimu, bahwa engkau dikurniakan oleh Allah kemuliaan ,ilmu dan kenikmatan hidup yang mewah.Mimpimu adalah suatu berita gembira dari Allah kepadamu bahwa hari depanmu adalah hari depan yang cerah penuh kebahagiaan, kebesaran dan kenikmatan yang berlimpah-limpah.Akan tetapi engkau harus berhati-hati, wahai anakku ,janganlah engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudaramu yang aku tahu mereka tidak menaruh cinta kasih kepadamu, bahkan mereka mengiri kepadamu karena kedudukkan yang aku berikan kepadamu dan kepada adikmu Benyamin. Mrk selalu berbisik-bisik jika membicarakan halmu dan selalu menyindir-nyindir dalam percakapan mrk tentang kamu berdua. Aku khuatir, kalau engkau ceritakan kepada mrk kisah mimpimu akan makin meluaplah rasa dengki dan iri-hati mereka terhadapmu dan bahkan tidak mungkin bahwa mereka akan merancang perbuatan jahat terhadapmu yang akan membinasakan engkau. Dan dalam keadaan demikian syaitan tidak akan tinggal diam, tetapi akan makin mambakar semangat jahat mereka dan mengorbankan rasa dengki dan iri hati yang bersemayam dalam dada mrk. Maka berhati-hatilah, hai anakku, jangan sampai cerita mimpimu ini bocor dan didengar oleh mereka.” </b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Isi cerita tersebut di atas terdapat dalam Al_Quran ,dalam surah “Yusuf” ayat 4 sehingga ayat 10 yang berbunyi sebagai berikut:</b></div><div style="color: orange;"><b>Maksudnya:” {Ingatlah} ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku”. 5. Ayahnya berkata: “Hai anakku ,jgnlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudar-saudaramu, maka mrk membuat muslihat {utk membinasakanmu} .Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” 6. Dan demikianlah Tuhanmu memilih kamu {utk menjadi Nabi} dan diajarkannya kepada kamu sebahagian dari takdir mimpi-mimpi dan disempurnakannya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmatnya kepada dua orang bapamu sebelum itu, {iaitu} Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 7. Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada {kisah} Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang yang bertanya. 8. {Iaitu} ketika mereka berkata: “Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya {Benyamin} lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita {ini} adalah satu golongan {yang kuat} .Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.” 9. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah {yang tidak dikenal} supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik.” 10. Seorang daripada mrk berkata: “Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ia ke dalam perigi, supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir jika kamu hendak berbuat.” { Yusuf :4 ~ 10 }</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf dimasukan kedalam perigi</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pada esok harinya setelah semalam suntuk saudara kandung Yusuf bertemu berundingkan siasat dan merancangkan penyingkiran adiknya yang merupakan saingan yang berat dalam merebut hati si ayah, datanglah mereka menghadapi Nabi Ya’qub ayahnya meminta izin membawa Yusuf berekreasi bersama mereka di luar kota. Berkata juru cakap mrk kepada si ayah: ” Wahai ayah yang kami cintai! Kami berhajat berekreasi dan berkelah di luar kota beramai-ramai dan ingin sekali bahawa adik kami Yusuf turut serta dan tidak ketinggalan , menikmati udara yang cerah di bawah langit biru yang bersih. Kami akan bawa bekal makanan dan minuman yang cukup untuk santapan kami selama sehari berada di luar kota untuk bersuka ria dan bersenang-senang ,menghibur hati yang lara dan melapangkan dada yang sesak, seraya mempertebal rasa persaudaraan dan semangat kerukunan di antara sesama saudara.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berkata Ya’qub kepada putera-puteranya: ” Sesungguhnya akan sangat merungsingkan fikiranku bila Yusuf berada jauh dari jangkauan mataku ,apalagi akan turut serta bersamamu keluar kota ,di lapangan terbuka, yang menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti serigala yang banyak berkeliaran di sana .Aku khuatir bahwa kamu akan lengah menjaganya ,karena kesibukan kamu bermain-main sendiri sehinggakan menjadikannya mangsa bagi binatang-binatang buas itu. Alangkah sedihnya aku bila hal itu terjadi. Kamu mengetahui betapa sayangnya aku kepada Yusuf yang telah ditingglkan oleh ibunya.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Putera-puteranya menjawab:” Wahai ayah kami! Maskan masuk di akal, bahwa Yusuf akan diterkam oleh serigala atau lain binatang buas di depan mata kami sekumpulan ini? Padahal tidak ada di antara kami yang bertubuh lemah atau berhati penakut. Kami sanggup menolak segala gangguan atau serangan dari mana pun datangnya, apakah itu binatang buas atau makhluk lain. Kami cukup kuat serta berani dan kami menjaga Yusuf sebaik-baiknya, tidak akan melepaskannya dari pandangan kami walau sekejap pun. Kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami semua untuk keselamatannya dan di manakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal yang mengecewakan ayah mengenai diri Yusuf.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Akhirnya Nabi yusuf tidak ada alasan untuk menolak permintaan anak-anaknya membawa Yusuf berekreasi melepaskan Yusuf di tangan saudara-saudaranya yang diketahui mrk tidak menyukainya dan tidak menaruh kasih sayang kepadanya. Ia berkat kepada anak anaknya:” Baiklah jika kamu memang sanggup bertanggungjawab atas keamanan dan keselamtannya sesuai dengan kata-kata kamu ucapkan itu, maka aku izinkan Yusuf menyertaimu, semoga Allah melindunginya bersama kamu sekalian.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pada esok harinya berangkatlah rombongan putera-putera Ya’qub kecuali Benyamin, menuju ke tempat rekreasi atau yang sebenarnya menuju tempat di mana menurut rancangan, Yusuf akan ditinggalkan. Setiba mrk disekitar telaga yang menjadi tujuan , Yusuf segera ditanggalkan pakaiannya dan dicampakkannya di dalam telaga itu tanpa menghiraukan jeritan tangisnya yang sedikit pun tidak mengubah hati abang-abangnya yang sudah kehilangan rasa cinta kepada adik yang tidak berdosa itu. Hati mereka menjadi lega dan dada mrk menjadi lapang karena rancangan busuknya telah berhasil dilaksanakan dan dengan demikian akan terbukalah Hati Ya’qub seluas-luasnya bagi mrk, dan kalaupun tindakan mrk itu akan menyedihkan ayahnya ,maka lama-kelamaan akan hilanglah kesedihan itu bila mrk pandai menghiburnya untuk melupakan dan melenyapkan bayangan Ysuf dari ingatan ayahnya.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pada petang hari pulanglah mrk kembali ke rumah tanpa Yusuf yang di tinggalkan seorang diri di dasar tegala yang gelap itu, dengan membawa serta pakaiannya setelah disirami darah seorang kelinci yang sengaja dipotong untuk keperluan itu , mrk mengadap Nabi Ya’qub seraya menangis mencucurkan airmata dan bersandiwara seakan-akan dan susah hati berkatalah mrk kepada ayahnya:” Wahai ayah! Alangkah sial dan nahasnya hari ini bagi kami ,bahwa kekhuatiran yang ayah kemukakan kepada kami tentang Yusuf kepada kami telah pun terjadi dan menjadi kenyataan bahwa firasat ayah yang tajam itu tidak meleset. Yusuf telah diterkam oleh seekor serigala dikala kami bermain lumba lari dan meninggalkan Yusuf seorang diri menjaga pakaian. Kami cukup hati-hati menjaga adik kami sesuai dengan pesanan ayah, namun karena menurut pengamatan kami pada saat itu, tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang-binatang buas disekitar tempat kami bermain, kami sesekali tidak melihat adanya bahaya dengan meninggalkan Yusuf sendirian menjaga pakaian kami yang tidak dari tempat kami bermain bahkan masih terjangkau oleh pandangan mata kami. Akan tetapi serigala yang rupanya sudah mengintai adik kami Yusuf itu, bertindak begitu cepat menggunakan kesempatan lengahnya kami, waktu bermain sehingga tidak keburu kami menolong menyelamatkan jiwa adik kami yang sangat kami sayangi dan cintai itu. Oh ayah! Kami sangat sesalkan diri kami yang telah gagal menempati janji dan kesanggupan kami kepada ayah ketika kami minta izin mambawa Yusuf, namun apa yang hendak dikatakan bila takdir memang menghendaki yang demikian. Inilah pakaian Yusuf yang berlumuran dengan darah sebagai bukti kebenaran kami ini, walau pun kami merasakan bahawa ayah tidak akan mempercayai kami sekalipun kami berkata yang benar.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Nabi Ya’qub yang sudah memperolehi firasat tentang apa yang akan terjadi keatas diri Yusuf putera kesayangannya dan mengetahui bagaimana sikap abang-abangnya terhadap Yusuf adiknya, tidak dapat berbuat apa-apa selain berpasrah kepada takdir Illahi dan seraya menekan rasa sedih, cemas dan marah yang sedang bergelora di dalam dadanya, berkatalah beliau kepada putera-puteranya:” Kamu telah memperturutkan hawa nafsumu dan mengikut apa yang dirancangkan oleh syaitan kepadamu. Kamu telah melakukan suatu perbuatan yang akan kamu akan rasa sendiri akibatnya kelak jika sudah terbuka tabir asapnya yang patut dimintai pertolong-Nya dalam segala hal dan peristiwa. </b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Isi cerita ini telah dapat dibacakan didalam Al-Quran pada surah “Yusuf” ayat 11 sehingga 18</b> sebagai berikut:</div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>” 11. Mereka berkata : “Wahai ayah kami! apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf ,padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya.” 12. Biarkan lah ia pergi bersama kami besok, agak dia {dapat} bersenang-senang dan {dapat} bermain-main dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.” 13. Berkata Ya’qub:” Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkan dan aku khuatir kalau-kalau dia dimakan serigala sedang kamu lengah daripadanya.” 14. Mereka berkata: ” Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami adalah golongan {yang kuat} ,sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang rugi.” 15. Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dalam telaga {lalu mereka masukkan dia} dan {di waktu dia sudah dalam telaga }Kami wahyukan kepada {Yusuf}:” Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak ingat lagi. 16. Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di petang hari sambil menangis. 17. Mereka berkata: “Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala dan kamu sesekali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.” 18. Mereka datang membawa baju kemejanya {yang berlumuran} dengan darah palsu. Ya’qub berkata:” Sebenarnya diri kamu sendirilah yang memandang baik perbuatan {yang buruk} itu maka kesabaran yang baik itulah {kesabaran}. Dan Allah sajalah yang dimohon perlindungannya terhadap apa yang kamu ceritakan.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf dijual-beli sebagai hamba sahaya</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf sedang berada di dalam perigi itu seorang diri, diliputi oleh kegelapan dan kesunyian yang mencekam. Ia melihat ke atas dan ke bawah ke kanan dan ke kiri memikirkan bagaimana ia dapat mengangkatkan dirinya dari perigi itu , namun ia tidap melihat sesuatu yang dpt menolongnya. IA hanya dapat melihat bayangan tubuhnya dalam air yang cetek di bawah kakinya. Sungguh suatu ujian yang amat berat bagi seorang semuda Yusuf yang masih belum banyak pengalaman nya dalam penghidupan, bah baru pertama kali ia berpisah dari ayahnya yang sangat menyayangi dan memanjakannya. Lebih-lebih terasa beratnya uijian itu ialah karena yang melemparkannya ke dasar telaga itu adalah abang-abangnya sendiri, putera-putera ayahnya.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf di samping memikirkan nasibnya yang sedang dialami, serta bagaimana ia menyelamatkan dirinya dari bahaya kelaparan sekiranya ia lama tidak tertolong, ia selalu mengenangkan ayahnya ketika melihat abang-abangnya kembali pulang ke rumah tanpa dirinya bersama mrk.</b></div><div style="color: orange;"><b>Tiga hari berselang, sejak Yusuf dilemparkan ke dalam perigi, dan belum nampak tanda-tanda yang memberi harapan baginya dapat keluar dari kurungannya, sedangkan bahaya kelaparan sudah mulai membayangi dan sudah nyaris berputus asa ketika sekonyong-konyong terdengar olehnya suara sayup-sayup, suara aneh yang belum pernah didengarnya sejak ia dilemparkan ke dalam telaga itu. Makin lama makin jelaslah suara-suara itu yang akhirnya terdengar seakan anjing menggonggong suara orang-orang bercakap dan tertawa terbahak-bahak dan suara jejak kaki manusia dan binatang sekitar telaga itu.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Ternyata apa yang terdengar oleh Yusuf, ialah suara-suara yang timbul oleh sebuah kafilah yang sedang berhenti di sekitar perigi, di mana ia terkurung untuk beristirehat sambil mencari air untuk diminum bagi mrk dan binatang-binatang mrk. alangkah genbiranya Yusuf ketika keetika ia sedang memasang telinganya dan menengar suara ketua kafilah memerintahkan orangnya melepaskan gayung mengambil air dari telaga itu. Sejurus kemudian dilihat oleh Yusuf Sebuah gayung turun ke bawah dan begitu terjangkau oleh tangannya dipeganglah kuat-kuat gayung itu yang kemudian ditarik ke atas oleh sang musafir seraya berteriak mengeluh karena beratnya gayung yang ditarik itu.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Para musafir yang berada di kafilah itu terperanjat dan takjub ketika melihat bahawa yang memberatkan gayung itu bukannya air, tetapi manusia hidup berparas tampan, bertubuh tegak dan berkulit putih bersih. Mereka berunding apa yang akan diperbuat dengan hamba Allah yang telah diketemukan di dalam dasar perigi itu, dilepaskannya di tempat yang sunyi itu atau dikembalikan kepada keluarganya. Akhirnya bersepakatlah mrk untuk dibawa ke Mesir dan dijual di sana sebagai hamba sahaya dengan harga, yang menurut tafsiran mrk akan mencapai harga yang tinggi, karena tubuhnya yang baik dan parasnya yang tampan.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Setibanya kafilah itu di Mesir, dibawalah Yusuf di sebuah pasar khusus , di mana manusia diperdagangkan dan diperjual-belikan sebagai barang dagangan atau sebagai binatang-binatang ternakan. Yusuf lalu ditawarkan di depan umum dilelongkan. Dan karena para musafir yang membawanya itu khuatir akan terbuka pertemuan Yusuf maka mereka enggan memepertahankan sampai mencapai harga yang tinggi, tetapi melepaskannya pada tawaran pertama dengan harga yang rendah dan tidak memadai. Padahal seorang seperti nabi Yusuf tidak dapat dinilai dengan wang bahkan dengan emas seisi bumi pun tidak seimbang sebagai manusia yang besar dan makhluk Allah yang agung seperti Nabi Yusuf yang oleh Allah telah digariskan dalam takdirnya bahawa ia akan melaksanakan missi yang suci dan menjalankan peranan yang menentukan dalam pengaulan hidup umat manusia.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Nabi Yusuf dalam pelelongan itu dibeli oleh keeetua polis Mesir bernama Fathifar sebagai penawar pertama , yang merasa berbahagia memperoleh sorang hamba yang berparas bagus, bertubuh kuat dan air muka yang memberi kesan bahawa dalam manusia yang dibelikan itu terkandung jiwa yang besar, hati suci bersih dan bahawa ia bukanlah dari kualiti manusia yang harus diperjual-belikan.</b></div><div style="color: orange;"><b>Kata Fathifar kepada isterinya ketika mengenalkan Yusuf kepadanya:” Inilah hamba yang aku baru beli dari pelelongan. Berilah ia perlakuan dan layanan yang baik kalau-kalau kelak kami akan memperolehi manfaat drpnya dan memungutnya sebagai anak kandung kita. Aku dapat firasat dari paras mukanya dan gerak-gerinya bahawa ia bukanlah dari golongan yang harus diperjual-belikan, bahkan mungkin sekali bahawa ia adalah dari keturunan keluarga yang berkedudukan tinggi dan orang-orang yang beradab.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Nyonya Fathifar, isteri Ketua Polis Mesir menerima Yusuf di rumahnya, sesuai dengan pesanan suaminya. dilayan sebagai salah seorang daripada anggota keluarganya dan sesekali tidak diperlakukannya sebagai hamba belian. Yusuf pun dapat menyesuaikan diri dengan keadaan rumahtangga Futhifar. Ia melakukan tugas sehari-harinya di rumah dengan penuh semangat dan dengan kejujuran serta disiplin yang tinggi. Segala kewajiban dan tugas yang diperintahkan kepadanya, diurus dengan senang hati seolah-olah dari perintah oleh orang tuanya sendiri. Demikianlah, maka makin lama makin disayanglah akan Yusuf di rumah Ketua Polis Mesir itu sehingga merasa seakan-akan berada di rumah keluarga dan orang tuanya sendiri. </b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Tentang isi cerita di atas, dapat dibaca dalam surah “Yusuf” ayat 19 sehingga ayat 21 sebagai berikut: ~</b></div><div style="color: orange;"><b>“19. Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mrk menyuruh seorang mengambil air mereka, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: ” Oh! Khabar gembira, ini seorang anak muda!” Kemudian mrk menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mrk kerjakan. 20. Dan mrk menjual Yusuf dengan harga yang murah, iaitu beberapa dirham shj, dan mrk merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf 21. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: ” Berikanlah kepadanya tempat {dan layanan} yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demekian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi {Mesir} dan agar kami ajarkan kepadanya takdir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” {Surah Yusuf : 19 ~ 21}</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf dalam godaan nyonya Futhifar</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf hidup tenang dan tenteram di rumah Futhifar, Ketua Polis Mesir, sejak ia menginjakkan kakinya di rumah itu. Ia mendpt kepercayaan penuh dari kedua majikannya, suami-isteri, mengurus rumah-tangga mereka dan melaksanakan perintah dan segala keperluan mrk dengan sesungguh hati, ikhlas dan kejujuran, tiada menuntut upah dan balasan atas segala tenaga dan jerih payah yang dicurahkan untuk kepentingan keluarga. Ia menganggap dirinya di rumah itu bukan sebagai hamba bayaran, tetapi sebagai seorang drp anggota keluarga. demikian pula anggapan majikannya, suami-isteri terhadap dirinya.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Ketenangan hidup dan kepuasan hati yang diperdpt oleh Yusuf selama ia tinggal di rumah Futhifar, telah mempengaruhi kesihatan dan pertumbuhan tubuhnya. Ia yang telah dikurnai oleh Tuhan kesempurnaan jasmani dengan kehidupan yang senang dan empuk di rumah Futhifar, makin terlihat tambah segar wajahnya, tambah elok parasnya dan tambah tegak tubuhnya, sehingga ia merupakan seorang pemuda remaja yang gagah perkasa yang menggiurkan hati setiap wanita yang melihatnya, tidak terkecuali isteri Futhifar, majikannya sendiri, bahkan bukan tidak mungkin bahwa ia akan menjadi rebutan lelaki, andai kata ia hidup di kota Sadum di tengah-tangah kaum Nabi Luth ketika itu.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pengaulan hari-hari di bawah satu atap rumah antara Yusuf pemuda remaja yang gagah perkasa dan Nyonya Futhifar, seorang wanita muda cantik dan ayu, tidak akan terhindar dari risiko terjadinya perbuatan maksiat, bila tidak ada kekuatan iman dan takwa yang menyekat hawa nafsu yang ammarah bissu. Demikian lah akan apa yang terjadi terhadap Yusuf dan isteri Ketua Polis Mesir.</b></div><div style="color: orange;"><b>Pada hari-hari pertama Yusuf berada di tengah-tengah keluarga , Nyonya Futhifar tidak menganggapnya dan memperlakukannya lebih dari sebagai pembantu rumah yang cekap, tangkas, giat dan jujur, berakhlak dan berbudi pekerti yang baik. Ia hanya mengagumi sifat-sifat luhurnya itu serta kecekapan dan ketangkasan kerjanya dalam menyelesaikan urusan dan tugas yang pasrahkan kepadanya. Akan tetapi memang rasa cinta itu selalu didahului oleh rasa simpati.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Simpati dan kekaguman Nyonya Futhifar terhadap cara kerja Yusuf, lama-kelamaan berubah menjadi simpati dan kekaguman terhadap bentuk banda dan paras mukanya. Gerak-geri dan tingkah laku Yusuf diperhatika dari jauh dan diliriknya dengan penuh hati-hati. Bunga api cinta yang masih kecil di dalam hati Nyonya Futhifar terhadap Yusuf makin hari makin membesar dan membara tiap kali ia melihat Yusuf berada dekatnya atau mendengar suaranya dan suara langkah kakinya. Walaupun ia berusaha memandamkan api yang membara di dadanya itu dan hedak menyekat nafsu berahi yang sedang bergelora dalam hatinya, untuk menjaga maruahnya sebagai majikan dan mepertahankan sebagai isteri Ketua Polis, namun ia tidak berupaya menguasai perasaan hati dan hawa nasfunya dengan kekuatan akalnya. Bila ia duduk seorang diri, maka terbayanglah di depan matanya akan paras Yusuf yang elok dan tubuhnya yang bagus dan tetaplah melekat bayangan itu di depan mata dan hatinya, sekalipun ia berusaha untuk menghilangkannya dengan mengalihkan perhatiannya kepada urusan dan kesibukan rumahtangga. Dan akhirnya menyerahlah Nyonya Futhifar kepada kehendak dan panggilan hati dan nafsunya yang mnedpt dukungan syaitan dan iblis dan diketepikanlahnya semua pertimbangan maruah, kedudukan dan martabat serta kehormatan diri sesuai dengan tuntutan dengan akal yang sihat.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Nyonya Futhifar menggunakan taktik, mamancing-mancing Yusuf agar ia lebih dahulu mendekatinya dan bukannya dia dulu yang mendekati Yusuf demi menjaga kehormatan dirinya sebagai isteri Ketua Polis. Ia selalu berdandan dan berhias rapi, bila Yusuf berada di rumah, merangsangnya dengan wangi-wangian dan dengan memperagakan gerak-geri dan tingkah laku sambil menampakkan, seakan-akan dengan tidak sengaja bahagian tubuhnya yang biasanya menggiurkan hati orang lelaki.</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf yang tidak sedar bahwa Zulaikha, isteri Futhifar, mencintai dan mengandungi nafsu syahwat kepadanya, menganggap perlakuan manis dan pendekatan Zulaikha kepadanya adalah hal biasa sesuai dengan pesanan Futhifar kepada isterinya ketika dibawa pulang dari tempat perlelongan. Ia berlaku biasa sopan santun dan bersikap hormat dan tidak sedikit pun terlihat dari haknya sesuatu gerak atau tindakan yang menandakan bahwa ia terpikat oleh gaya dan aksi Zulaikha yang ingin menarik perhatiannya dan mengiurkan hatinya. Yusuf sebagai calon Nabi telah dibekali oleh Allah dengan iman yang mantap, akhlak yang luhur dan budi pekerti yang tinggi. Ia tidak akan terjerumus melakukan sesuatu maksiat yang sekaligus merupakan perbuatan atau suatu tindakan khianat terhadap orang yang telah mempercayainya memperlakukannya sebagai anak dan memberinya tempat di tengah-tengah keluarganya.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Sikap dingin dan acuh tak acuh dari Yusuf terhadap rayuan dan tingkah laku Zulaikha yang bertujuan membangkitkan nafsu syahwatnya menjadikan Zulaikha bahkan tambah panas hati dan bertekad dkan berusaha terus sampai maksudnya tercapai. Jika aksi samar-samar yang ia lakukan tetap tidak dimengertikan oleh Yusuf Yang dianggapkannya yang berdarah dingin itu, maka akan dilakukannya secara berterus terang dan kalau perlu dengan cara paksaan sekalipun.</b></div><div style="color: orange;"><b>Zulaikha , tidak tahan lebih lama menunggu reaksi dari Yusuf yang tetap bersikap dingin , acuh tak acuh terhadap rayuan dan ajakan yang samar-samar daripadanya. Maka kesempatan ketika si suami tidak ada di rumah, masuklah Zulaikha ke bilik tidurnya seraya berseru kepada Yusuf agar mengikutinya. Yusuf segera mengikutinya dan masuk ke bilik di belakang Zulaikha, sebagaimana ia sering melakukannya bila di mintai pertolongannya melakukan sesuatu di dalam bilik. Sekali-kali tidak terlintas dalm fikirannya bahwa perintah Zulaikha kali itu kepadanya untuk masuk ke biliknya bukanlah perintah biasa untuk melekukan sesuatu yang biasa diperintahkan kepadanya. Ia baru sedar ketika ia berad di dalam bilik, pintu dikunci oleh Zulaikha, tabir disisihkan seraya berbaring berkatalah ia kepada Yusuf: ” Ayuh, hai Yusuf! Inilah aku sudah siap bagimu, aku tidak tahan menyimpan lebih lama lagi rasa rinduku kepada sentuhan tubuhmu. Inilah tubuhku kuserahkan kepadamu, berbuatlah sekehendak hatimu dan sepuas nafsumu.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Seraya memalingkan wajahnya ke arah lain, berkatalah Yusuf:” Semoga Allah melindungiku dari godaan syaitan. Tidak mungkin wahai tuan puteriku aku akan melakukan maksiat dan memenuhi kehendakmu. Jika aku melakukan apa yang tuan puteri kehendaki, maka aku telah mengkhianati tuanku, suami tuan puteri, yang telah melimpahkan kebaikannya dan kasih sayangnya kepadaku. Kepercayaan yang telah dilimpahkannya kepadaku, adalah suatu amanat yang tidak patut aku cederai. Sesekali tidak akanku balas budi baik tuanku dengan perkhianatan dan penodaan nama baiknya. Selain itu Allah pun akan murka kepadaku dan akan mengutukku bila bila aku lakukan apa yang tuan puteri mintakan daripadaku. Allah Maha Mengetahui segala apa yang diperbuat oleh hambanya.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Segera mata Zulaikha melotot dan wajahnya menjadi merah, tanda marah yang meluap-luap, akibat penolakan Yusuf tehadap ajaknya. Ia merasakan dirinya dihina dan diremehkan oleh Yusuf dengan penolakannya, yang dianggapnya suatu perbuatan kurang ajar dari seorang pelayan terhadap majikannya yang sudah merendahkan diri, mengajaknya tidur bersama, tetapi ditolak mentah-mentah. Padhal tidak sedikit pembesar pemerintah dan orang-orang berkedudukan telah lama merayunya dan ingin sekali menyentuh tubuhnya yang elok itu, tetapi tidak dihiraukan oleh Zulaikha.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf melihat mata Zulaikha yang melotot dan wajahnya yang menjadi merah, menjadi takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan segera lari menuju pintu yang tertutup, namun Zulaikha cepat-cepat bangun dari ranjangnya mengejar Yusuf yang sedang berusaha membuka pintu, ditariknyalah kuat-kuat oleh Zulaikha bahagian belakang kemejanya sehingga terkoyak. Tepat pada masa mereka berada di belakang pintu sambil tarik menarik, datanglah Futhifar mendapati mrk dalam keadaan yang mencurigakan itu.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Dengan tiada memberi kesempatan Yusuf membuka mulut, berkatalah Zulaikha cepat-cepat kepada suaminya yang masih berdiri tercengang memandang kepada kedua orang kepercayaan itu:” Inilah dia Yusuf , hamba yang engkau puja dan puji itu telah berani secara kurang ajar masuk ke bilikku dan memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Berilah ia ganjaran yang setimpal dengan perbuatan biadabnya. Orang yang tidak mengenal budi baik kami ini harus dipenjarakan dan diberika seksaan yang pedih.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf mendengar laporan dan tuduhan palsu Zulaikha kepada suaminya, tidak dpt berbuat apa-apa selain memberi keterangan apa yang terjadi sebenarnya. Berkatalah ia kepada majikannya, Futhifar:” Sesungguhnya dialah yang menggodaku, memanggilkan aku ke biliknya, lalu memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Aku menolak tawarannya itu dan lari menyingkirinya, namun ia mengejarku dan menarik kemejaku dari belakang sehingga terkoyak.”</b></div><div style="color: orange;"><b>Futhifar dalam keadaan bingung. Sipakah diantara kedua orang yang benar? Yusufkah yang memang selama hidup bersama dirumahnya belum pernah berkata dusta, atau Zulaikhakah yang dalam fikirannya tidak mungkin akan mengkhianatinya? Dalam keadaan demikian itu tibalah sekonyong-konyong seorang dari keluarga Zulaikha, iaitu saudaranya sendiri yang dikenal bijaksana, pandai dan selalu memberi pertimbangan yang tepat bila dimintai fikiran dan nasihatnya. Atas permintaan Futhifar untuk memberinya pertimbangan dalam masalah yang membingungkan itu, berkatalah saudaranya:” Lihatlah, bila kemeja Yusuf terkoyak bahgian belakangnya, maka ialah yang benar dan isterimu yang dusta. Sebaliknya bila koyak kemejanya di bahagian hadapan maka dialah yang berdusta dan isterimu yang berkata benar.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berkatalah Futhifar kepada isterinya setelah persoalannya menjadi jelas dan tabir rahsianya terungkap:” Beristighfarlah engkau hai Zulaikha dan mohonlah ampun atas dosamu. Engkau telah berbuat salah dan dusta pula untuk menutupi kesalahanmu. Memang yang demikian itu adalah sifat-sifat dan tipu daya kaum wanita yang sudah kami kenal.” Kemudian berpalinglah dia mengadap Yusuf dan berkata kepadanya:” Tutuplah rapat-rapat mulutmu wahai Yusuf, dan ikatlah lidahmu, agar masalah ini akan tetap menjadi rahsia yang tersimpan sekeliling dinding rumah ini dan jangan sesekali sampai keluar dan menjadi rahsia umum dan buah mulut masyarakat. Anggap saja persoalan ini sudah selesai sampai disini.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Ada sebuah peribahasa yang berbunyi:” Tiap rahsia yang diketahui oleh dua orang pasti tersiar dan diketahui oleh orang ramai.” Demikianlah juga peristiwa Zulaikha dengan Yusuf yang dengan ketat ingin ditutupi oleh keluarga Futhifar tidak perlu menunggu lama untuk menjadi rahsia umum. pada mulanya orang berbisik-bisik dari mulut ke mulut, menceritakan kejadian itu, tetapi makin hari makin meluas dan makin menyebar ke tiap-tiap pertemuan dan menjadi bahan pembicaraan di kalangan wanita-wanita dari golongan atas dan menengah. Kecaman-kecaman yang bersifat sindiran mahupun yang terang-terangan mulai dilontarkan orang terhadap Zulaikha, isteri Ketua Polis Negara, yang telah dikatakan bercumbu-cumbuan dengan pelayannya sendiri, seorang hamba belian dan yang sangat memalukan kata mrk bahwa pelayan bahkan menolak ajakan majikannya dan tatkala melarikan diri drpnya dikejarkannya sampai bahagian belakang kemejanya terkoyak.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Kecaman-kecaman sindiran-sindiran dan ejekan-ejekan orang terhadap dirinya akhirnya sampailah di telinga Zulaikha. Ia menjadi masyangul dan sedih hati bahwa peristiwanya dengan Yusuf sudah menjadi buah mulut orang yang dengan sendirinya membawa nama baik keluarga dan nama baik suaminya sebagai Ketua Polis Negara yang sgt disegani dan dihormati. Zulaikha yang sangat marah dan jengkel terhadap wanita-wanita sekelasnya, isteri-isteri pembesar yang tidak henti-hentinya dalam pertemuan mrk menyinggung namanya dengan ejekan dan kecaman sehubungan dengan peristiwanya dengan Yusuf.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Utk mengakhiri desas-desus dan kasak-kusuk kaum wanita para isteri pembesar itu, Zulaikha mengundang mrk ke suatu jamuan makan di rumahnya, dengan maksud membuat kejutan memperlihatkan kepada mrk Yusuf yang telah menawankan hatinya sehingga menjadikan lupa akan maruah dan kedudukan sebagai isteri Ketua Polis Negara.</b></div><div style="color: orange;"><b>Dalam pesta itu para undangan diberikan tempat duduk yang empuk dan masing-masing diberikan sebilah pisau yang tajam untuk memotong daging dan buah-buahan yang tersedia dan sudah dihidangkan.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Setelah masing-masing tamu menduduki tempatnya dan disilakannya menikmati hidangan yang sudah tersedia di depannya, maka tepat pada masa mrk sibuk mengupas buah yang ada ditangan masing-masing, dikeluarkannyalah Yusuf oleh Zulaikha berjalan sebagai peragawan di hadapan wanita-wanita yang sedang sibuk memotong buah-buahan itu. Tanpa disadari para tamu wanita yang sedang memegang pisau dan buah-buahan di tangannya seraya ternganga mengagumi keindahan wajah dan tubuh Yusuf mrk melukai jari-jari tangannya sendir dan sambil menggeleng-geleng kepala kehairanan, maka berkatalah mrk:” Maha Sempurnalah Allah. Ini bukanlah manusia. Ini adalah seorang malaikat yang mulia.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Zulaikha bertepuk tangan tanda genbira melihat usah kejutannya brhasil dan sambil menujuk ke jari-jari wanita yang terhiris dan mencucurkan darah itu berkatalah ia:” Inilah dia Yusuf, yang menyebabkan aku menjadi bual-bualan ejekanmu dan sasaran kecaman-kecaman orang Tidakkah kami setelah melihat Yusuf dengan mata kepala memberi uzur kepadaku, bila ia menawan hatiku dan membangkitkan hawa nafsu syahwatku sebagai seorang wanita muda yang tidak pernah melihat orang yang setampan parasnya, seindah tubuhnya dan seluhur akhlak Yusuf? Salahkah aku jika aku tergila-gila olehnya, sampai lupa akan kedududkanku dan kedudukan suamiku? Kamu yang hanya melihat Yusuf sepintas lalu sudah kehilangan kesedaran sehingga bukan buah-buahan yang kamu kupas tetapi jari-jari tanganmu yang terhiris. Maka hairankah kalau aku yang berkumpul dengan Yusuf di bawah satu bumbung, melihat wajah dan tubuhnya serta mendengar suaranyapada setiap saat dan setiap detik sampai kehilangan akal sehingga tidak dapat mengawal nafsu syahwatku menghadapinya? Aku harus mengaku didepan kamu bahawa memang akulah yang menggodanya dan merayunya dan dengan segala daya upaya ingin memikat hatinya dan mengundangnya untuk menyambut cintaku dan melayani nafsu syahwatku. Akan tetapi dia bertahan diri, tidak menghiraukan ajakanku dan bersikap dingin terhadap rayuan dan godaanku. Ia makin menjauhkan diri, bila aku mencuba mendekatinya dan memalingkan pandangan matanya dari pandanganku bila mataku menentang matanya. Aku telah merendahkan diriku sebagai isteri Ketua Polis Negara kepada Yusuf yang hanya seorang hamba sahaya dan pembantu rumah, namaku sudah terlanjur ternoda dan menjadi ejekan orang karenanya, maka bila tetap membangkang dan tidak mahu memperturutkan kehendakku, aku tidak akan ragu-ragu akan memasukkannya ke dalam penjara sepanjang waktu sebagai pengajaran baginya dan imbalan bagi kecemaran namaku karenanya.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Mendengar kata-kata ancaman Zulaikha terhadap diri Yusuf menggugah hati para wanita yang menaruh simpati dan rasa kasihan kepada diri Yusuf. Mrk menyayangkan bahwa tubuh yang indah dan wajah yang tampan serta manusia yang berbudi pekerti dan berakhlak luhur itu tidak patut dipenjarakan dan dimasukkan ke tempat orang-orang yang melakukan jenayah dan penjahat.</b></div><div style="color: orange;"><b>Berkata salah seorang yang menghampirinya:” Wahai Yusuf! Mengapa engkau berkeras kepala menghadapi Zulaikha yang menyayangimu dan mencintaimu? Mengapa engkau menolak ajakan dan seruannya terhadapmu? Suatu keuntungan besar bagimu, bahwa seorang wanita cantik seperti Zulaikha yang bersuamikan seorang pembesar negara tertarik kepadamu dan menginginkan pendekatanmu. Ataukah mungkin engkau adalah seorang lelaki yang lemah syahwat dan karena itu tidak tertarik oleh kecantikan serta keelokan seorang wanita muda seperti Zulaikha.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berkata seorang tamu wanita lain:” Jika sekiranya kamu tidak tertarik kepada Zulaikha karena kecantikannya, maka berbuatlah untuk kekayaannya dan kedudukan suaminya. sebab jika engkau dapat menyesuaikan dirimu kepada kehendak Zulaikha dan mengikuti segala perintahnya nescay engkau akan dianugerahi harta yang banyak dan mungkin pangkatmu pun akan dinaikkan.”</b></div><div style="color: orange;"><b>Berucap seorang tamu lain memberi nasihat:” Wahai Yusuf! fikirkanlah baik-baik dan camkanlah nasihatku ini: Zulaikha sudah berketetapan hati harus mencapai tujuannya dan memperoleh akan apa yang dikehendakinya drpmu. Ia sudah terlanjur diejek dan dikecam orang dan sudah terlanjur namanya menjadi bualan di dalam masyarakat karena engkau maka dia mengancam bila engkau tetap berkeras kepala dan tidak melunakkan sikapmu terhadap tuntutannya, pasti ia akan memasukkan engkau ke dalam penjara sebagai penjahat dan penjenayah. Engkau mengetahui bahawa suami Zulaikha adlah Ketua Polis Negara yang berkuasa memenjarakan seseorang ke dalam tahanan dan engkau mengetahui pula bahwa Zulaikha sgt berpengaruh kepada suaminya. Sayangilah wahai Yusuf dirimu yang masih muda remaja dan tampan ini dan ikutilah perintah Zulaikha agar engkau selamat dan terhindar dari akibat yang kami tidak menginginkan ke atas dirimu.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Kata-kata nasihat dan bujukan para wanita ,Tamu Zulaikha itu didengar oleh Yusuf dengan telinga kanan dan keluar ke telinga kirinya. Tidak suatu pun daripadanya yang dapat turun ke lubuk hatinya atau menjadi bahan penimbangannya. Akan tetapi walaupun ia percaya kepada dirinya, tidak akan terpengaruh oleh bujukan dan nasihat-nasihat itu, ia merasa khuatir, bahwa jika masih tinggal lama di tengah-tengah pergaulan itu akhirnya mungkin ia akan terjebak dan masuk ke dalam perangkap tipu daya dan tipu muslihat Zulaikha dan kawan-kawan wanitanya.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berdoalah Nabi Yusuf memohon kepada Allah agar memberi ketetapan iman dan keteguhan tekad kepadanya spy tidak tersesat oleh godaan syaitan dan tipu muslihat kaum wanita yang akan menjerumuskannya ke dalam lembah kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Berucaplah ia di dalam doanya:” Ya Tuhanku! sesungguhnya aku lebih suka dipenjarakan berbanding aku berada di luar tetapi harus memperturutkan hawa nafsu para wanita itu. Lindungilah aku wahai Tuhanku dari pergaulan orang-orang yang hendak membawaku ke jalan yang sesat dan memaksaku melakukan perbuatan yang Engkau tidak redhai. Bila aku dipenjarakan akan ku bulatkan fikiranku serta ibadahku kepadamu wahai Tuhanku. Jauhkanlah daripadaku rayuan dan tipu daya wanita-wanita itu, supaya aku tidak termasuk dari orang-orang yang bodoh dan sesat.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Futhifar, Ketua Polis Negara, Suami Zulaikha mengetahui dengan pasti bahwa Yusuf bersih dari tuduhan yang dilemparkan kepadanya. Ianya pula sedar bahwa isterinyalah yang menjadi biang keladi dalam peristiwa yang sampai mencemarkan nama baik keluarganya. Akan tetapi ia tidak dapat berbuat selain mengikuti nasihat isterinya yang menganjurkan agar Yusuf dipenjarakan. Karena dengan memasukkan Yusuf ke dalam tahanan, pendapat umum akan berubah dan berbalik akan menuduh serta menganggap Yusuflah yang bersalah dalam peristiwa itu dan bukannya Zulaikha. Dengan demikian mrk berharap nama baiknya akan pulih kembali dan desas-desus serta kasak-kasuk masyarakat tentang rumahtanggannya akan berakhir. Demikianlah, maka perintah dikeluarkan oleh Futhifar dan masuklah Yusuf ke dalam penjara sesuai dengan doanya. </b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Isi cerita di atas dapat dibaca dalam Al-Quran surah Yusuf ayat 22 sehingga ayat 35 :</b> </div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>“22. Dan tatkala ia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 23. Dan wanita {Zulaikha} yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya {kepadanya} dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata: ” Marilah kesini “. Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguh orang-orang yang zalim tidak akan beruntung. 24. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud {melakukan perbuatan itu} dengan Yusuf dan Yusuf pun bermaksud {melakukan pula} dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda {dari} Tuhannya. Demikian agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. 25. Dan kedua-duanya berlumba-lumba menuju pintu dan wanita itu menarik baju kemeja Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata:” Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau dihukum dengan azab yang pedih?” 26. Yusuf berkata:” Dia menggodaku untuk menundukkan diriku {kepadanya}.” Dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberi kesaksiannya:” Jika bajunya koyak dihadapan, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. 27. Dan jika bajunya koyak dibelakang, mka wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar”. 28. Maka tatkala suami wanita itu melihat baju kemeja Yusuf koyak dari belakang berkatalah dia:” Sesungguhnya kejadian itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu besar”. 29. Hai Yusuf:” Berpalinglah dari ini dan kamu {hai isteriku} mohon ampunlah atas doamu itu karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah”. 30. Dan wanita-wanita di kota itu berkata:” Isteri Al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya kepadanya, sesungguhnya cintanya kepada bujangan itu adalah sgt mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan nyata.” 31. Maka tatkala wanita itu {Zulaikha} mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebilah pisau {utk memotong jamuan} kemudian dia berkata {kepada Yusuf}:” Keluarlah {nampakkanlah dirimu} kepada mrk”. Maka tatakala wanita-wanita itu melihatnya, mrk kagum kepada {keindahan rupa} nya dan mrk melukai {jari} tangannya dan berkata:” Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”. 32. Wanita itu {Zulaikha} berkata:” Itulah dia orang yang kamu cela aku karena {tertarik} kepadanya dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya {kepadaku} akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya nescaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk orang-orang yang hina”. 33. Yusuf berkata:” Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan drpku tipu daya mrk tentu akan aku cenderung untuk {memenuhi keinginan mrk} dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”. 34. Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 35. Kemudian ambil fikiran kepada mrk setelah melihat tanda-tanda {kebenaran Yusuf} bahwa mrk harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu”. { Yusuf : 25 ~ 35 }</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf dalam penjara</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf di masukkan ke dalam penjara bukannya karena ia telah melakukan kesalahan atau kejahatan, tetapi karena sewenang-wenangnya penguasa yang memenjarakannya untuk menutupi dosanya sendiri dengan menempelkan dosa itu kepada orang yang dipenjarakan. Akan tetapi bagi Nabi Yusuf, penjara adalah tempat yang aman untuk menghindari segala godaan dan tipu daya yang akan menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Bagi Yusuf hidup di dalam sebuah penjara yang gelap dan sempit, dimana gerak bandanya dan pandangan matanya dibatasi, adalah lebih baik dan lebih disukai drp hidup di alam bebas di mana jiwanya tertekan dan hatinya tidak merasa aman dan tenteram. Di dalam penjara Yusuf dpt membulatkan fikirannya dan jiwanya beribadah dan menyembah kepada Allah.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Disamping itu ia dpt melakukan dakwah di dalam penjara, memberi bimbingan dan nasihat kepada pesalah, agar mrk yang telah berdosa melakukan kejahatan, bertaubat dan kembali menjadi orang-orang yang baik, sedang kepada tahanan yang tidak berdosa yang menjadi korban perbuatan penguasa yang sewenang-wenang dihiburkna agar mrk bersabar dan bertakwa, bertawakkal serta beriman memohon kepada Allah mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan mrk.</b></div><div style="color: orange;"><b>Bersama dengan Yusuf, dipenjarakan pula dua orang pegawai istana Raja dengan tujuan hendak meracunkan Raja atas perintah dan dengan kerjasama dengan pihak musuh istana. Dua pemuda pegawai yang dipenjara itu, seorang penjaga gudang mknan dan seorang sebagai pelayan meja istana.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pada suatu hari pagi datanglah kedua pemuda tahanan itu ke tempat Nabi Yusuf mengisahkan bahwa mrk telah mendpt mimpin. Si pelayan melihat ia seakan-akan berada di tengah sebuah kebun anggur memegang gelas, seperti gelas yang sering diguna minumkan oleh Raja, majikannya lalu diisinya gelas itu dengan perahan buah anggur. Sedang pemuda penjaga gudang melihat dalam mimpinnya seolah-olah mendukung di atas kepalanya sebuah keranjang yang berisi roti, roti mana disambar oleh sekelompok burung dan di bawanya terbang. Kedua pemuda tahanan itu mengharapkan dari Nabi Yusuf agar memberi tafsiran bagi mimpi mrk itu.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Nabi Yusuf yang telah dikurniai kenabian dan ditugaskan oleh Allah menyampaikan risalah-Nya kepada hamba-hamba-Nya memulai dakwahnya kepada kedua pemuda yang datang menanyakan tafsiran mimpinnya, mengajak mrk beriman kepada Allah Yangg Maha Esa, meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala yang mrk ada-adakan sendiri dengan memberi nama-nama kepada berhala-berhala itu sesuka hati mrk. untuk membuktikan kepada kedua pemuda itu bahwa ia adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah, berkata Nabi Yusuf:” Aku tahu dan dapat menerangkan kepada kamu, makanan apa yang akan kamu terima, apa jenisnya dan berapa banyaknya demikian pula jenisnya dan macam mana minuman yang akan kamu terima.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Demikian pula dapat aku memberi tafsiran bagi mimpi seorang termasuk kedua mimpimu. Itu semua adalah ilmu yang dikurniakan oleh Allah kepadaku. Aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan mengingkari adanya hari kiamat kelak. Aku telah mengikuti agama bapa-bapaku, Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub. Tidaklah sepatutnya kami menyekutukan sesuatu bagi Allah yang telah mengurniakan rahmat dan nikmat-Nya atas kami dan atas manusia seluruhnya tetapi kebanyakkan manusia tidak menghargai nikmat Allah itu dan tidak mensyukuri-Nya. Cubalah fikirkan wahai teman-temanku dalam penjara mana yang lebih baik dan lebih masuk akal, penyembahan kepada beberapa tuhan yang berbeda-beda atau penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Perkasa? Tuhan telah memerintahkan janganlah kamu menyembahkan selain drp Dia. Itulah agama yang benar dan lurus, tetapi banyak orang tidak mengetahui dan tidak mahu mengerti.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>” Adapun mengenai mimpimu”, Nabi Yusuf melanjutkan ceritanya,” Maka takbirnya bahwa engkau, wahai pemuda pelayan, segera akan dikeluarkan dari penjara dan akan dipekerjakan kembali seperit sedia kala, sedangkan engkau wahai pemuda penjaga gudang akan dihukum mati dengan disalib dan kepalamu akan menjadi makan burung-burung yang mematuknya. Demikianlah takbir mimpimu yang telah menjadi hukum Allah bagi kamu berdua.”</b></div><div style="color: orange;"><b>Berkata Nabi Yusuf selanjutnya kepada pemuda yang diramalkan akan keluar dari penjara:” Wahai temanku, pesanku kepadamu, bila engkau telah keluar dan kembali bekerja di istana sebutlah namaku dihadapan Raja, majikanmu. Katalah kepadanya bahwa aku dipenjarakan sewenang-wenangnya, tidak berdosa dan tidak bersalah. Aku hanya dipenjara untuk kepentingan menyelamatkan nama keluarga Ketua Polis Negara dan atas anjuran isterinya belaka. Jangalah engkau lupakan pesananku ini, wahai temanku yang baik.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Kemudian, maka sesuai dengan takbir Nabi Yusuf, selang tidak lama keluarlah surat pengampunan Raja bagi pemuda pelayan dan hukuman salib bagi pemuda penjaga gudang dilaksanakan. Akan tetapi pesanan Nabi Yusuf kepada pemuda pelayan, tidak disampaikan kepada Raja setelah ia diterima kembali bekerja di istana. Syaitan telah menjadikannya lupa setelah ia menikmati kebebasan dari penjara dan dengan demikian tetaplah Nabi Yusuf berada di penjara beberapa tahun lamanya, penghibur para tahanan yang tidak berdosa dan mendidik serta berdakwah kepada tahanan yang telah bersalah melakukan kejahatan dan perbuatan -perbuatan yang buruk, agar mrk menjadi orang-orang yang baik dan bermanfaat bagi sesama manusia dan menjadi hamba-hamba Allah yang beriman dan bertauhid. </b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Isi cerita ini ada tersebut di dalam Al-Quran pada surah “Yusuf” ayat 36 sehingga ayat 42 :~</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>“36.~ Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara keduanya:” Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memerah anggur.” Dan yang lain berkata:” Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku membawa roti di atas kepalaku dan sebahagiannya dimakan burung.” Beritakan kepada kami takbirnya, sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai {menakbir mimpi}. 37.~ Yusuf berkata:” Sebelum sampai kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dpt menerangkan jenis makanan itu sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebahagian dari apa yang diajarkan oleh Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mrk ingkar kepada hari kemudian. 38.~ Dan aku mengikuti agama bapa-bapaku, iaitu Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub. Tiadalah patut bagi kami {para nabi} mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari kurniaan Allah kepada kami dan kepada manusia seluruhnya, tetapi kebanyakkan manusia itu tidak mensyukurinya. 39.~ Hai kedua temanku dalam penjara, manakah yang baik, tuhan-tuha yang bermacam-macam itu ataukah allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? 40.~ Kamu tidak menyembah yang selain Allah melainkan hanya {menyembah nama-nama yang kamu dan nenek moyang kamu membuat-buatnya, Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakkan manusia tidak mengetahui. 41.~ Hai kedua temanku dalam penjara adapun salah seorang diantara kamu berdua akan memberi minum tuannya dengan arak adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib lalu burung memakan sebahagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkarayang kamu berdua menanyakannya {kepadaku}”. 42.~ Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua:” Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu”. Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan {keadaan Yusuf} kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia {Yusuf} dalam penjara beberapa tahun lamanya.” {Yusuf : 36 ~ 42}</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf dibebaskan dari penjara<br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pada suatu hari berkumpullah di istana raja Mesir, para pembesar, penasihat dan para arif bijaksana yang sengaja diundang oelh untuk memberi takbir mimpi yang telah merunsingkan dan menakutkan hatinya. Ia bermimpi seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina lain yang kurus-kurus. Disamping itu ia melihat pula dalam mimpinya tujuh butir gandum hijau disamping tujuh butir yang lain kering.</b></div><div style="color: orange;"><b>Tidak seorang drp. pembesar-pembesar yang didatangkan itu yang dapat memberi tafsiran takbir bagi mimpi Raja bahkan sebahagian drp mrk menganggapkannya sebagai mimpi kosong yang tiada bererti dan menganjurkan kepada Raja melupakan saja mimpi itu dan menghilangkannya dari fikirannya.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pelayan Raja, pemuda teman Yusuf dalam penjara, pada masa pertemuan Raja dengan para tetamunya, lalu teringat olehnya pesan Nabi Yusuf kepadanya sewaktu ia akan dikeluarkan dari penjara dan bahwa takbir yang diberikan oleh Nabi Yusuf bagi mimpinya adalah tepat, telah terjadi sebagaimana telah ditakdirkan. Ia lalu memberanikan diri menghampiri Raja dan berkata:” Wahai Paduka Tuanku! Hamba mempunyai seorang teman kenalan di dalam penjara yang pandai menakbirkan mimpi. Ia adalah seorang yang cekap, ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia dipenjara hanya atas fitnahan dan tuduhan palsu belaka. Ia telah memberi takbir bagi mimpiku sewaktu hamba berada dalam tahanan bersamanya dan ternyata takbirnya tepat dan benar sesuai dengan apa yang hamba alami. Jika Paduka Tuan berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara untuk menanyakan dia tentang takbir mimpi Paduka Tuan.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Dengan izin Raja, pergilah pelayan mengunjungi Nabi Yusuf dalam penjara. Ia menyampaikan kepada Nabi Yusuf kisah mimpinya Raja yang tidak seorang pun drp anggota kakitangannya dan para penasihatnya dpt memberikan takbir yang memuaskan dan melegakan hati majikannya. Ia mengatakan kepada Nabi Yusuf bahwa jika Raja dpt dipuaskan dengan pemberian bagi takbir mimpinya, mungkin sekali ia akan dikeluarkan dari penjara dan dengan demikian akan berakhirlah penderitaan yang akan dialami bertahun-tahun dalam kurungan.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berucaplah Nabi Yusuf menguraikan takbirnya bagi mimpi Raja:” Negara akan menghadapi masa makmur, subur selama tujuh tahun, di mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa menuai yang baik yang membawa hasil makanan berlimpah-ruah, kemudian menyusuk musim kemarau selama tujuh tahun berikutnya dimana sungai Nil tidak memberi air yang cukup bagi ladang-ladang yang kering, tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak dimakan hama ssedang persediaan bahan makanan, hasil tuaian tahun-tahun subur itu sudah habis dimakan. Akan tetapi, Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya, setelah mengalami kedua musim tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan akan turun dengan lebatnya menyirami tanah-tanah yang kering dan kembali menghijau menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang lazat yang dpt diperah untuk diminum.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>” Maka jika takbirku ini menjadi kenyataan ,” Nabi Yusuf berkata lebih lanjut,” seharusnya kamu menyimpan baik-baik apa yang telah dihasilkan dalam tahun-tahun subur, serta berjimat dalam pemakaiannya untuk persiapan menghadapi masa kering, agar supaya terhindarlah rakyat dari bencana kelaparan dan kesengsaraan.”</b></div><div style="color: orange;"><b>Raja setelah mendengar dari pelayannya apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang mimpinya merasakan bahwa takbir yang didengarkan itu sgt masuk akal dan dpt dipercayai bahwa apa yang telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan bahwa Yusuf yang telah memberi takbir yang tepat itu adalah seorang yang pandai dan bijaksana dan akan sgt berguna bagi negara jikaia didudukkan di istana menjadi penasihat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhnyalah kembali si pelayan ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Nabi Yusuf yang sudah cukup derita hidup sebagai orang tahanan yang tidak berdosa, dan ingin segera keluar dari kurungan yang mencekam hatinya itu, namun ia enggan keluar dari penjara sebelum peristiwanya dengan isteri Ketua Polis Negara dijernihkan lebih dahulu dan sebelum tuduhan serta fitnahan yang ditimpakan ke atas dirinya diterangkan kepalsuannya. Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara sebagai orang yang suci bersih dan bahwa dosa yang diletakkan kepada dirinya adalah fitnahan dan tipu-daya yang bertujuan menutupi dosa isteri Ketua Polis Negara sendiri.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dan terkesan oleh takbir yang diberikan bagi mimpinya secara terperinci dan menyeluruh makin merasa hormat kepadanya, mendengar tuntutannya agar diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan dan fitnahan yang dilemparkan atas dirinya sebelum ia dikeluarkan dari penjara. Hal mana menurut fikiran Raja menandakan kejujurannya, kesucian hatinya dan kebesaran jiwanya bahwa ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi ingin dibebaskan karena ia bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Tuntutan Nabi Yusuf diterima oleh Raja Mesir dan segera dikeluarkan perintah mengumpulkan para wanita yang telah menghadiri jamuan makan Zulaikha dan terhiris hujung jari tangan masing-masing ketika melihat wajahnya. Di hadapan Raja mereka menceritakan tentang apa yang mrk lihat dan alami dalam jamuan mkn itu serta percakapan dan soal jawab yang mrk lakukan dengan Nabi Yusuf. Mrk menyatakan pesan mrk tentang diri Nabi Yusuf bahwa ia seorang yang jujur, soleh, bersih dan bukan dialah yang salah dalam peristiwanya dengan Zulaikha. Zulaikha pun dalam pertemuan itu, mengakui bahwa memang dialah yang berdosa dalam peristiwanya dengan Yusuf dan dialah yang menganjurkan kepada suaminya agar memenjarakan Yusuf untuk memberikan gambaran palsu kepada masyarakat bahwa dialah yang salah dan bahwa dialah yang memperkosa kehormatannya.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Hasil pertemuan Raja dengan para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dengan demikian terungkaplah tabir yang meliputi peristiwa Yusuf dan Zulaikha. Maka atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara secara hormat, bersih dari segala tuduhan. Ia pergi langsung ke istana Raja memenuhi undangannya. </b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Bacalah isi cerita ini dalam Al-Quran surah “Yusuf” ayat 43 sehingga ayat 53 :~<br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>“43.~ Raja berkata {kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya}: “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh butir {gandum} yang hijau dan tujuh butir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka, terangkanlah kepadaku tentang takbir mimpiku itu, jika kamu dapat menakbirkan mimpi.” 44.~ Mrk menjawab: “{Itu} adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sesekali tidak tahu menakbirkan mimpi”. 45.~ Dan berkatalah orang yang selamat di antara mrk berdua dan teringat {kepada Yusuf} sesudah beberapa waktu lamanya; “Aku akan memberitakan kepadamu tentang {orang yang pandai} menakbirkan mimpi itu, maka utuslah aku {kepadanya} “. 46.~ {Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf ia berseru}: ” Yusuf, hai orang yang sgt dpt dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh butir {gandum} yang hijau dan {tujuh} lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mrk mengetahuinya”. 47.~ Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun {lamanya} sebagaimana biasa maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di butirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. 48.~ Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya {tahun sulit} kecuali sedikit dari {benih gandum} yang kamu simpan. 49.~ Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan {dengan cukup} dan di masa mrk memeras anggur”. 50.~ Raja berkata: “Bawalah dia kepadaku”. Maka tatakala utusan itu datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: “Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagimana halnya wanita-wanita yang telah melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha Mengetahui tipu daya mrk”. 51.~ Raja berkata: “{kepada wanita-wanita itu}, Bagaimana keadaan kamu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya {kepadamu}?” Mrk berkata: “Maha sempurnalah Allah, kami tidak mengetahui sesuatu keburukkan drpnya”. Berkata {Zulaikha} isteri Al-Aziz: “Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya {kepadaku} dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar”. 52.~ Yusuf berkata: “Yang demikian itu agar dia {Al-Aziz} mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meredhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. 53.~ dan aku tidak membebaskan diriku {dari kesalahan}, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. {Yusuf : 43~53}</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf diangkat sebagai wakil raja Mesir<br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Raja Mesir yang telah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dari pelayannya, teman Nabi Yusuf dalam penjara, dari kesaksian wanita-wanita, tamu Zulaikha dalam jamuan makan dan dari Zulaikha sendiri, makin bertambah rasa hormatnya dan kagumnya terhadap Nabi Yusuf setelah berhadapan muka dan bercakap-cakap dengan beliau sekeluarnya dari penjara.</b></div><div style="color: orange;"><b>Kecerdasan otak Nabi Yusuf, pengetahuannya yang luas, kesabaran , kejujurannya, keramah-tamahannya dna akhlak serta budi pekerti luhurnya, menurut fikiran Raja akan sangat bermanfaat bagi kerajaannya bila Nabi Yusuf diserahi pimpinan negara dan rakyat. Maka kepada Nabi Yusuf dalam pertemuan pertamanya dengan Raja ditawarkan agar ia tinggal di istana mewakili Raja menyelenggarakan pemerintahan serta pengurusan negara serta memimpin rakyat Mesir yang diramalkan akan menghadapi masa-masa sukar dan sulit.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Nabi Yusuf tidak menolak tawaran Raja Mesir itu. Ia menerimanya asal saja kepadanya diberi kekuasaan penuh dalam bidang kewangan dan bidang pengedaran bhn makanan, karena menurut pertimbangan Nabi Yusuf, kedua bidang yang berkaitan antara satu sama lain itu merupakan kunci dari kesejahteraan rakyat dan kestabilan negara. Raja yang sudah mempunyai kepercayaan penuh terhadap diri Nabi Yusuf, terhadap kecerdasan otaknya, kejujuran serta kecekapannya menyetujui fikiran beliau dan memutuskan untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Nabi Yusuf dalam suatu upacara penobatan yang menurut lazimnya dan kebiasaan yang berlaku.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pada hari penobatan yang telah ditentukan, yang dihadiri oleh para pembesarnegeri dan pemuka-pemuka masyarakat, Nabi Yusuf dikukuhkan sebagai wakil Raja, dengan mengenakan pakaian kerajaan dan di lehernya dikalung dengan kalung emas, kemudian raja di hadapan para hadiri melepaskan cincin dari jari tangannya lalu dipasangkannya ke jari tangan Nabi Yusuf, sebagai tanda penyerahan kekuasaan kerajaan.</b></div><div style="color: orange;"><b>Setelah selesai penobatan dan serah terima jabatan Nabi Yusuf A.S. maka Raja Mesir berkenan untuk mengahwinkan Yusuf dengan Zulaikha {Ra’il} janda majikannya yang telah mati ketika Nabi Yusuf A.S. masih dalam penjara.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Kemudian setelah Nabi Yusuf bergaul dengan isterinya ia berkata:” Tidakkah ini lebih baik drp apa yang anda kehendaki dahulu itu.” Jawab Zulaikha {Raa’il}: “Wahai orang yang jujur baik, jangan mencelaku. Anda mengetahui bahwa aku dahulu sedemikian muda dan cantik, dalam keadaan serba mewah, sedang suamiku lemah, tidak dpt memuaskan isteri dan dijadikan oleh Allah sedemikian tampannya, maka aku kalah dengan hawa nafsuku”. Demikianlah keadaannya, karena itu Nabi Yusuf A.S. masih bertemu dengan Zulaikha dalam keadaan gadis, dan mendpt dua orang putera drpnya, Ifratsim dan Minsya bin Yusuf.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Demikianlah rahmat dan kurniaan Tuhan yang telah memberi kedudukan tinggi dan kerajaan besar kepada hamba-Nya Nabi Yusuf setelah mengalami beberapa penderitaan dan ujian yang berat, yang dimulai dengan pelemparannya ke dalam sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri, kemudian dijual-belikannya sebagai hamba dalam suatu penawaran umum dan pada akhirnya setelah ia mulai merasa ketenangan hidup di rumah Ketua Polis Mesir datanglah godaan dan fitnahan yang berat bagi dirinya di mana nama baiknya dikaitkan dengan suatu perbuatan maksiat yang menyebabkan ia meringkok dalam penjara selama bertahun-tahun.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Sebagai penguasa yang bijaksana, Nabi Yusuf memulakan tugasnya dengan mengadakan lawatan ke daerah-daerah yang termasuk dalam kekuasaannya untuk berkenalan dengan rakyat jelata serta daerah yang diperintahnya dari dekat, sehingga segala rancangan dan peraturan yang akan diadakan dpt memenuhi keperluan dan sesuia dengan iklim dan keadaan daerah.</b></div><div style="color: orange;"><b>Dalam masa tujuh tahun pertama Nabi Yusuf menjalankan pemerintahan di Mesir, rakyat merasakan hidup tenteram , aman dan sejahtera. Barang-barang keperluan cukup terbahagi merata dijangkau oleh semua lapisan masyrakat tanpa terkecuali. Dalam pada itu Nabi Yusuf tidak lupa akan peringatan yang terkandung dalam mimpi Raja Mesir, bahwa akan dtg masa tujuh tahun yang sukar dan sulit. Maka untuk menghadapi masa itu, Nabi Yusuf mempersiapkan gudang dan kepuk-kepuk bagi penyimpanan bhn mknan untuk musim kemarau yang akan dtg.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berkat pengurusan yang bijaksana dari Nabi Yusuf, maka setelah masa hijau dan subur berlalu dan masa kemarau kering tiba, rakyat Mesir tidak sampai mengalami krisi makanan atau derita kelaparan. Persediaan bhn mknan yang dihimpun di waktu masa hijau dan subur dpt mencukupi keperluan rakyat selama masa kering, bahkan masa dapat menolong masyarakat Mesir yang sudah kekurangan bhn makanan dan menghadapi bahaya kelaparan. </b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Kisah pengangkatan Nabi Yusuf sebagai penguasa Mesir diceritakan dalam Al-Quran dalam surah “Yusuf” ayat 54 sehingga ayat 57 yang berbunyi sebagai berikut:~</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>“54.~ Dan Raja berkata: “Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku”. Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: “Sesungguhnya kamu {mulai hari ini menjadi seorang yang berkedudukkan tinggi lagi dipercayai pd sisi kami}”. 55.~ Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara {Mesir} sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan”. 56.~ Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir {dia berkuasa penuh} pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada sesiapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak mensia-siakan pahala orang-orang yang berbuat baik. 57.~ Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang beriman dan selalu bertakwa.” {Yusuf : 54 ~ 57 } </b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pertemuan Yusuf A.S dengan saudara-saudaranya<br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Kemudian dtglah orang berduyun-duyun dari kota dan desa-desa pinggiran Mesir, bahkan dari negara-negara yang berhampiran Mesir yang sudah kekurangan bhn makanan bagi rakyatnya. Mrk dtg bagi mengharapkan pertolongan Nabi Yusuf untuk memberi kesempatan membeli gandum serta lain-lain bhn mknan yang masih tersedia dalam gudang-gudang pemerintah.</b></div><div style="color: orange;"><b>Di antara para pendatang yang ingin berbelanja di Mesir terdapat rombongan orang-orang Palestin, termasuk di antara mrk ialah saudara-saudara Nabi Yusuf sendiri, ialah penyebab utama bagi penderitaan yang telah di alaminya. Nabi Yusuf segera mengenal mereka tetapi sebaliknya mrk tidak mengenal akan Nabi Yusuf yang pernah dilemparkan ke dalam telaga. Bahkan tidak terlintas dalam fikiran mrk bahwa Yusuf masih hidup, apa lagi menjadi orang besar memimpin negara Mesir sebagai wakil Raja yang berkuasa mutlak.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Atas pertanyaan Nabi Yusuf berkatalah jurucakap rombongan putera-putera Ya’qub: “Wahai Paduka Tuan, kami adalah putere-putera Ya’qub yang kesemuanya adalah dua belas orang Yang termuda di antara kami putera ayah yang bongsu kami tinggalkan rumah untuk menjaga ayah kami yang talah lamjut usia dan buta pula. Seorang saudara lain telah lama meninggalkan rumah dan hingga kami tidak mengetahui di mana dia berada. Kami datang kemari atas perintah ayah kami, agar memohon pertolongan dna bantuan Paduka Tuan yang budiman, kiranya dpt memberi kesempatan memperkenankan kami membeli gandum dari pesediaan pemerintahan tuan, bagi memenuhi keperluan kami yang sgt mendesak, sehubungan dengan krisis bhn makanan yang menimpa daerah kami.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berkata Nabi Yusuf menjawab keterangan-keterangan saudaranya itu: “Sesungguhnya kami meragukan identiti kamu dan menyangsikan keteranganmu ini. Kami tidak dpt mengabaikan adanya kemungkinan bahwa kamu adalah mata-mata yang dikirim oleh musuh-musuh kami untuk mengadakan kekecohan dan kekacauan di negeri kami karenanya kami menghendaki memberi bukti-bukti yang kuat atas kebenaran kata-katamu atau membawa saksi-saksi yang kami percaya bahwa kamu adalah beul-betul putera-putera Ya’qub.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>“Paduka Tuan Yang bijaksana”, menyambut jurucakap itu, “Kami adalah orang-orang musafir gharib di negeri tuan, tidak seorang pun di sini mengenal kami atau kami kenal, maka sukar sekali bagi kami pada masa ini memberi bukti atau membawa saksi sebagaimana Paduka Tuan serukan. Maka kami hanya berpasrah kepada Paduka Tuan untuk memberi jalan kepada kami dengan cara bagaimana kami dpt memenuhi seruan paduka itu.”</b></div><div style="color: orange;"><b>“Baiklah”, Nabi Yusuf berkata, “Kali ini kami memberi kesempatan kepada kamu untuk membeli gandum dari gudang kami secukupnya keperluaan kamu sekeluarga dengan syarat bahwa kamu harus kembali kesini secepat mungkin membawa saudara bongsumu yang kamu tinggalkan dirumah. Jiak syarat ini tidak dipenuhi, maka kami tidak akan melayani keperluan kamu akan gandum untuk masa selanjutnya.” Berkata abang kepada Yusuf yang tidak mengenalkannya itu: “Paduka Tuan kami mengira bahwa ayah kami tidak akan mengizinkan kami membawa adik bongsu kami ke sini, karena ia adalah kesayangan ayah kami yang sangat dicintai dan dia adalah penghibur ayah yang menggantikan kedudukan saudara kami Yusuf, sejak ia keluar dari rumah menghilangkan tanpa meninggalkan bekas. Akan tetapi bagaimana pun untuk kepentingan kami sekeluarga, akan kami usahakan sedapat mungkin memujuk ayah agar memngizinkan kami membawa adik kami Benyamin ke mari dalam kesempatan yang akan datang.” </b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Sejak awal Nabi Yusuf melihat wajah-wajah saudaranya yang dtg memerlukan gandum, tidak ada niat sedikit pun dalam hatinya hendak mempersukarkan missi mrk sebagai balas dendam atas perbuatan yang mrk telah lakukan terhadap dirinya. Soal jawab yang dilakukan dengan mrk hanya sekadar ingin mengetahui keadaan ayah dan adik bongsunya, Benyamin yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan dan hanya sekadar taktik untuk mempertemukan kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya yang sudah lama terpisah.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Kemudian Nabi Yusuf memerintahkan pegawai-pegawainya mengisi karung-karung saudaranya dengan gandum dan bhn makanan yang mrk perlu. Sedang brg-brg emas dan perak yang mrk bawa untuk harga gandum dan bhn makn itu, diisikan kembali ke dalam karung-karung mrk secara diam-diam tanpa mrk ketahui.</b></div><div style="color: orange;"><b>Setibanya kembali di Palestin berceritalah mrk kepada ayahnya Ya’qub tentang perjalanan mrk dan bagaimana Yusuf menerima mrk, yang dipujinya sebagai penguasa yang bijaksana, adil, sabar, rendah hati dan sangat ramah-tamah. Tanpa sedikit kesukaran pun mrk telah diberikan hajat mrk dari gandum yang diisikan sekali oleh pegawai-pegawai Yusuf ke dalam karung mrk.Disampaikan pula oleh mrk kepada ayahnya, bahwa mrk diharuskan oleh Yusuf membawa adik bongsu mrk ke Mesir, bila mrk dtg lagi untuk membeli gandum dan bhn mknan. Tanpa membawa adik termaksud, mrk tidak akan dilayani dan diperkenankan membeli gandum yang mrk perlukan. Karenanya mrk dari jauh-jauh mohon agar mrk diperkenankan membawa adik mrk Benyamin bila mrk harus kembali ke Mesir untuk membeli gandum.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berkata Nabi Ya’qub serta merta setelah mendengar cerita putera-puteranya:”Tidak,sesekali tidak akanku berikan izinkan kepadamu untuk membawa Benyamin jauh drpku. Aku tidak akan mempercayakan Benyamin kepadamu setelah apa yang terjadi dengan diri Yusuf adikmu.Kamu telah berjanji akan menjaganya baik-baik, bahkan sanggup mengorbankan jiwa-ragamu untuk keselamatannya.</b></div><div style="color: orange;"><b>Akan tetapi apa yang telah terjadi adalah sebaliknya. Kamu pulang ke rumah dalam keadaan selamat, sedang adikmu Yusuf, kamu lepaskan menjadi mangsa serigala. Cukuplah apa yang telahku alami mengenai diri Yusuf dan janganlah terulang lagi kali ini mengenai diri Benyamin”.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Ketika karung-karung yang dibawa kembali dari Mesir dibongkar, ternyata didalamnya terdpt barang-barang emas dan perak yang telah mrk bayarkan untuk harga gandum yang dibeli. Maka seraya tercengang bercampur gembira, berlari-larilah mrk menyampaikan kehairanan mrk kepada ayahnya. Mereka berkata: “Wahai ayah! KAmi tidak berdusta dalam cerita kami tentang itu penguasa Mesir orang baik hati. Lihatlah brg-brg emas dan perak yang telah kami bayarkan untuk ganti gandum yang kami terima, dipulangkan kembali ke dalam karung-karung kami tanpa kami mengetahui. Jadi apa yang kami bawa ini adalah pemberian percuma dari penguasa Mesir yang sgt murah hati itu.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Dengan diperolehnya gandum, bantuan percuma dari putera yang tidak mrk kenali, keluarga Ya’qub menjadi tenang dan merasa buat beberapa waktu, bahwa api didapur rumah akan tetap menyala. akan tetapi persediaan yang terbatas itu tidak bertahan lama jika tidak disusul dengan pengisian stok baru selama musim kemarau belum berakhir. Demikianlah maka Nabi Ya’qub yang melihat persediaan gandumnya makin hari makin berkurangan sedangkan tanda-tanda krisis makanan belum nampak, terpaksalah ia mengutus putera-puteranya kembali ke mesir untuk memperoleh bekalan untuk kedua kalinya dari Yusuf wakil Raja negeri itu. Dan karena putera-putera Ya’qub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa Benyamin, sesuai janji mrk kepada Yusuf, maka terpaksa pulalah Ya’qub mengikut sertakan putera bongsunya Benyamin dalam rombongan abg-abgnya.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Dengan iringan doa serta nasihat si ayah, berangkatlah kafilah putera-putera Ya’qub yang terdiri dari sebelas orang Setiba mrk diperbatasan kota berpisahlah menjadi beberapa kelompok memasuki kota dari arah yang berlainan sesuai dengan pesan ayah mrk untuk menghindari timbulnya iri hati penduduk serta prasangka dan tuduhan bahwa mrk adalah mata-mata musuh.</b></div><div style="color: orange;"><b>Setibanya di istana kerajaan mrk diterima oleh adik mereka sendiri Yusuf yang belum mrk kenal kembali, dengan penuh ramah-tamah dan dihormati dengan jamuan makan. Bagi mrk disediakan tempat penginapan untuk setiap dua orang sebuah rumah, sedang adik bongsu Yusuf, Benyamin diajak bersamanya menginap didalam istana.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Sewaktu berada berduaan dengan Yusuf, Benyamin mencucurkan airmata seraya berkata kepada abangnya yang belum dikenal kembali: “Andaikan abgku Yusuf masih hidup, nescaya engkau akan menempatkan aku bersamanya di sebuah rumah tersendiri sebagaimana saudara-saudaraku yang lain.” Yusuf lalu menghiburkan hati adiknya dengan kata-kata: “Sukakah engkau bila aku menjadi abgmu menggantikan abgmu yang hilang itu?” Benyamin menjawab: “Tentu namun sayang sekali bahwa engkau tidak dilahirkan oleh ayahku Ya’qub dan ibuku Rahil.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Mendengar kata-kata si adik yang merawankan hati itu, bercucurlah air mata Yusuf, lalu memeluk adiknya sambil mengaku bahwa dia adalah Yusuf, abgnya yang hilang itu. Ia menceritakan kepada adiknya penderitaan -penderitaan yang telah dialami sejak ia dicampakkan ke dalam perigi , diperjual-belikan sebagai hamba sahaya, ditahannya dalam penjara selama bertahun-tahun tanpa dosa dan akhirnya berkat rahmat dan kurniaan Tuhan diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak. Yusuf mengakhiri beritanya dengan berpesan kepada adiknya, agar merahsiakan apa yang telah ia dengarkan dan jangan sampai diketahui oleh saudara-saudaranya yang lain.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Alangkah gembiranya Benyamin mendengar cerita abgnya yang selalu dikenangnya sejak ia hilang meninggalkan rumah bersama-sama saudara-saudaranya berkelah beberapa tahun yang lalu. Ia segera memeluk abangnya kembali seraya berkata: “Aku tidak dapat bayangkan betapa gembiranya ayah bila ia mendengar bahwa engkau masih hidup dalam keadaan segar bugar, sihat afiat, menguasai suatu kerajaan besar, tinggal didalam istana yang diliputi oleh segala kemewahan dan kemegahan. Sebab sejak engkau menghilang ayah kami tidak pernah terlihat gembira. Ia selalu diliputi oleh rasa sedih dan duka, tidak pernah sedikit pun bayanganmu terlepas dari ingatannya. Demikianlah keadaan ayah kami hai Yusuf sejal engkau menghilangkan rumah dan menghilang, sampai-sampai menjadi putih matanya karena kesedihan dan tangisnya yang tidak ada hentinya.” </b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Kisah pertemuan Yusuf dengan saudaranya dikisahkan dalam Al-Quran pada surah “Yusuf” ayat 58 sehingga 69 yang bermaksud :~</b></div><div style="color: orange;"><b>“58.~ Dan saudara-saudara Yusuf dtg {ke Mesir} lalu mrk masuk ke {tempat}nya. Maka Yusuf mengenal mrk, sedang mrk tidak kenal {lagi} kepadanya.59.~ Dan tatkala Yusuf menyiapkan bhn mknannya, ia berkata: “Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu {Benyamin}, tidaklah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan dan aku adalah sebaik-baik penerima tamu? 60.~ Jika kamu tidak membawanya kepadaku, maka kamu tidak akan mendapat sukatan lagi drpku dan jgn kamu mendekatiku”.61.~ Mrk berkata: “Kami akan memujuk ayah kami untuk membawanya {ke mari} dan sesungguhnya kami benar-benar akan melaksanakannya”.62.~ Yusuf berkata kepada bujang-bujangnya: ” Masukkanlah brg-brg {penukar kepunyaan} mrk ke dalam karung-karung mrk, spy mrk mengetahui apabila mrk telah kembali kepada keluarganya, mudah-mudahan mrk kembali lagi”.63.~ Maka tatkala mrk telah kembali kepada ayah mrk {Ya’qub}, mrk berkata: ” Wahai ayah kami, kami tidak mendpt sukatan {gandum} lagi, {jika todak membawa saudara kami}, sebab itu biarkanlah saudara kami {Benyamin} pergi bersama kami supaya kami mendpt sukatan dan sesungguhnya kami akan benar-benar menjaganya”.64.~ Berkata Ya’qub: “Bagaimana aku akan mempercayakannya {Benyamin} kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya {Yusuf} kepada kamu dahulu?” Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Mahga Penyayang di antara para penyayang.65.~ Tatkala mrk membuka brg-brgnya, mrk menemukan kembali brg-brg {penukaran} mrk dikembalikan kepada mrk. Mrk berkata: “Wahai ayah kami, apa lagi yang kami inginkan. Ini brg-brg kami dikembalikan kepada kami dan kami akan dpt memberi makan keluarga kami dan kami akan dpt memelihara ksaudra kami dan kami akan mendapat tambahan sukatan {gandum} seberat seekor unta. Itu adalah sukatan yang mudah {bagi Raja Mesir}”.66.~ Ya’qub berkata : “Aku sesekali tidak akan melepaskannya {pergi} bersama-sama kamu sebelum kamu memberikan janji yang teguh atas nama Allah bahwa kamu akan pasti membawanya kepadaku kembali, Kecuali jika kamu dikepung musuh “. Tatkala mrk memberi janji mrk, maka Ya’qub berkata: “Allah adalah saksi terhadap yang kami ucapkan {ini}”.67.~ Dan Ya’qub berkata: ” Hai anak-anakku, janganlah kamu masuk bersama-sama dari satu pintu gerbang dan masuklah dari pintu gerbang yang berlainan namun demikian aku tidak dpt melepaskan kamu brg sedikit pun daripada {takdir} Allah. Keputusan menetapkan {sesuatu} hanyalah hak Allah; kepada-Nya aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri”.68.~ Dan tatkala mrk masuk menurut yang diperintahkan ayah mrk ,maka {cara yang mrk lakukan itu} tiadalah melepaskan mrk sedikit pun daripada {takdir} Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya’qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan , karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakkan manusia tidak mengetahui.69.~ Dan tatkala mrk masuk ke {tempat} Yusuf, Yusuf membawa saudaranya {Benyamin} ke tempatnya. Yusuf berkata: “Sesungguhnya aku {ini} adalah saudaramu,maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang mrk telah lakukan.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf menahan Benyamin sebagai tahanan<br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf menerima saudara-saudaranya sebagai tamu selama tiga hari tiga malam. Setelah selesai masa bertamu bersiap-siaplah mrk untuk pulang kembali ke negerinya, sesudah karung-karung mrk diisi dengan penuh {gandum} dam bhn-bhn makanan lain yang mrk perlukan.</b></div><div style="color: orange;"><b>Setelah berjabat tangan, meminta diri dari Yusuf, bergeraklah kafilah mrk menuju pintu gerbang ke luar kota. Tetapi sebelum kafilah sempat melewati batas kota, tiba-tiba beberapa pengawal istana yang berkuda mengejar mrk dan memerintah agar berhenti dan dilarang meneruskan perjalanan, sebelum diadakan pemeriksaan terhadap brg-brg mrk bawa. Para pengawal mengatakan bahwa sebuah piala gelas minum raja telah hilang dan mungkin salah seorang drp mrk yang mencurinya.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Kafilah berhenti di tempat dan dengan hairan berkatalah jurucakap mrk: “Demi Allah kami dtg kemari bukannya untuk mengacau dan sgt tidak mungkin bahwa salah seorang drp kami akan mencuri piala itu. Kami adalah putera-putera Ya’qub pesuruh Allah. Kami sudah merasa berhutang budi kepada raja dan banyak berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan kepada kami. Masakan kami akan membalas kebaikan hati raja dengan mencuri brg-brgnya? Namun untuk membenarkan kata-kata kami, kami tidak berkeberatan karung-karung dan brg-brg kami dibongkar dan digeledah sepuas-puasnya. Dan bila ternyata ada salah seorang drp kami yang kedapatan piala itu di dalam kumpulan brg-brgnya, kami rela menyerahkannya kepada raja untuk diberi ganjaran yang setimpal.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Penggeledahan dilakukan oleh para pengawal, brg-brg serta karung-karung diturunkan dari atas punggung unta, dibongkar dan diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah seorang pengawal dengan memegang piala di tangannya seraya berkata: “Inilah dia piala yang hilang.”</b></div><div style="color: orange;"><b>Para anggota rombongan terkejut, mengangakan mulut, sambil memandang satu dengan yang lain kehairan-hairanan, seakan-akan masing-masing bertanya di dalam diri sendiri, gerangan musibah apakah yang menimpa mrk ini? sgt berat bahkan tidak mungkin, mrk akanpercaya bahwa salah seorang dari rombongan bersaudara itu melakukan perbuatan yang akan mencemarkan nama baik mrk. Namun yang mrk saksikan dengan mata kepalanya masing-masing tidak dpt dimungkiri dan ditolak kebenarannya.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Bertanya pemimpin rombongan kepada pengawal, dari mana mrk dptkan piala itu. Mereka menujukan kepada salah satu bagasi, yang ternyata bahwa bagasi itu adalah kepunyaan adik bongsu mrk Benyamin. MAka sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati, ditahanlah Benyamin dan tidak diizinkan menyertai rombongan itu pulang.</b></div><div style="color: orange;"><b>Pada masa itu terbayanglah dihadapan mrk wajah Ya’qub ayah mrk, yang sedang buta dan mengidap penyakit karena tidak henti-hentinya mengenangkan dan mengingati Yusuf. Ayah yang dengan susah payah dan dengan rasa berat melepaskan Benyamin menyertai mrk ke Mesir karena khuatir berulangnya kembali tragedi Yusuf akan dialami oleh adik bongsunya Benyamin. Bagaimana harus mrk hadapi ayah mrk yang telah diberikan janji yang teguh atas nama Allah akan membawa Benyamin kembali? Dan apakah akan percaya ayah mrk bial diberitahu bahwa Benyamin telah ditahan di Mesir karena mencuri piala raja? Tidakkah berita itu kelak akan menjadikan penyakit ayah mrk makin parah, bahkan mungkin akan membinasakannya dan mengakhiri hayatnya?</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Selagi pertanya-pertanya itu berputar di dalam fikiran abg-abgnya, Benyamin termenung seorang diri, tidak berkata sepakat kata pun. Ia ternganga kehairanan, bagaimana piala itu boleh didpti di dalam bagasinya. PAdahal ia sesekali tidak merasa menyentuhnya. Ia ingin menolak tuduhan dan menyangkal dakwaan terhadap dirinya, namun akan merasa sia-sia belaka, bahkan akan menambah menjengkelkan para pengawak yang telah mengeluarkan piala dari bagasinya sebagai bukti yang nyata yang tidak dpt dibantah. Ia hanya berpasrah kepada Allah Yang Mengetahui bahwa ia bersih dari tuduhan mencuri.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Anggota rombongan ramai-ramai mendatangi Yusuf, memohon kebijaksanaannya agar menerima salah seorang drp mrk untuk menggantikan Benyamin sebagai tahanan. Berkata mrk: “Wahai Paduka Tuan! kami sedar bahwa adik bongsu kami bersalah dan kami tidak dpt memungkiri kenyataan yang telah kami saksikan dengan mata kepala kami ketika piala diketemukan di dalam bagasinya. Akan tetapi memohon kebijaksanaan dan belas kasihan Tuan agar adik kami Benyamin meninggalkan Mesir dan sebagai gantinya Paduka Tuan dpt menuju salah seorang drp kami sebagai tahanan. Sebab bila rombongan kami tiba di tempat tanpa Benyamin, hal itu akan sgt menyedihkan ayah kami, bahkan mungkin dpt membinasakan jiwanya. Ayah kami yang sudah lanjut usia, hampir mencapai satu abad, berada dalam keadaan sakit, sejak kehinagan putera kesayangannya Yusuf. Adalah adik kami Benyamin ini yang menjadi penghibur hatinya yang dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya. Ia bahkan tidak mengizinkan kami membawanya kemari kalau tidak karena terpaksa telah berkurangnya persediaan gandum di rumah. Maka sangat kami harapkan belas kasihan Paduka Tuan kepada ayah kami dengan melepaskan Benyamin dan menahan salah seorang daripada kami sebagai gantinya.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Yusuf menolong permohonan abg-abgnya dan berpegang teguh pada persepakatan yang telah sama dipersetujui, bahwa brg siapa kedapatan piala di dalam bagasinya akan ditahan, apa lagi menurut syariat Nabi Ya’qub bahwa brg siapa yang mencuri maka hukumannya ialah si pencuri dijadikan hamba satu tahun lamanya.</b></div><div style="color: orange;"><b>Dalam permusyawaratan yang telah dilakukan oleh abg-abg Yusuf telah gagal memperoleh persetujuannya melepaskan Benyamin dari tahanan, berkatalah Yahudza, saudara tertua di antara mrk: “Aku tidak mempunyai muka untuk mengadap ayah tanpa Benyamin. Kami telah mendurhakai ayah dengan melemparkan Yusuf ke dalam perigi sehinggakan menjadi ayah menderita sepanjang hayat dan kini akan menambahkan lagi penderitaan ayah dengan meninggalkan Benyamin seorang diri disini tanpa kami mengetahui nasib apa yang akan dialaminya sedang kami talah berjanji dan bersumpah akan membawanya kembali jika apa pun yang akan kami hadapi untuk menjaga keselamatannya. Karenanya aku akan tinggal disini buat sementara dan tidak akan pulang ke rumah sebelum ayah memanggilku dan mengizinkanku kembali. Pergilah kamu segera pulang kembali dan ceritakanlah kepada ayah apa yang telah terjadi dengan sebenarnya dan bila ayah tidak mempercayaimu, disebabkan pengalamannya dengan Yusuf, maka biarlah ia menanya kepada kafilah-kafilah dan orang -orang yang telah menyaksikan peristiwa penggeledahan dengan mata kepala mrk sendiri di tempat kami ditahan.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berangkatlah kafilah Ya’qub kembali ke tanah airnya dengan hanya terdiri dari sembilan orang, meninggalkan di belakang mrk abg sulungnya Yahudza dan adik bongsunya Benyamin. Setiba mrk di rumah hanya dengan sembilan orang dan menghadap ayahnya menceritakan apa yang telah terjadi pada diri Benyamin dan Yahudza. Nabi Ya’qub berkata seraya berpaling drp mereka dan mengusap dada: “Oh alangkah sedihnya hatiku karena hilangnya Yusuf yang masih terbayang wajahnya di depan mataku. Kini kamu tambah lagi penderitaanku dengan meninggalkan Benyamin di negeri orang untuk kedua kalinya kamu melanggar janjimu dan sumpahmu sendiri dan untuk kedua kalinya aku kehilangan putera yang sgt aku sayangi dan hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan itu. Semoga Allah memberi kesabaran kepadaku dan mempertemukan ku kembali dengan anak-anakku semuanya.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berkata putera-puteranya menjawab: “Wahai ayah! Demi Allah engkau akan mengidap penyakit yang berat dan akan binasalah engkau bila engkau terus menerus mengenangkan Yusuf dan tidak berusaha menghilangkan bayangannya dari fikiranmu.”</b></div><div style="color: orange;"><b>Menjawab teguran putera-puteranya itu berucaplah Ya’qub: “Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan nasibku, kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya.”</b></div><div style="color: orange;"><b>Kemudian , mengenai diri Benyamin yang ditahan oleh pengawal-pengawal kerajaan, maka sepeninggalan abg-abgnya, oleh Yusuf diberitahu bahwa piala raja yang terdapat di dalam bagasinya, adalah perbuatan pengawal-pengawalnya yang memang sengaja diperintah oleh beliau untuk diisikan ke dalam bagasi Benyamin itu dengan maksud menahannya tinggal bersamanya di dalam istana. Ia membesarkan hati adiknya dengan meramalkan bahwa akan tiba kelak suatu saat di mana ia dengan adiknya dan seluruh keluarga akan bertemu dan berkumpul kembali.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
Bacalah tentang isi cerita di atas ayat 70 sehingga 86 dari surah “Yusuf” yang bermaksud :~</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>“70.~ Maka tatkala telah disiapkan untuk mrk bhn makanan mrk, Yusuf memasukkan piala tempat minum ke dalam karung saudaranya. kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan: “Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri”.71.~ Mrk menjawab sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu: “Brg apakah yang hilang drp kamu?”72.~ Penyeru-penyeru itu berkata: “Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dpt mengembalikannya akan memperoleh bhn makanan {seberat} beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.”73.~ Saudara-saudara Yusuf menjawab: “Demi Allah sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami dtg bukan untuk membuat kerusakkan di negeri {ini} dan kami bukanlah orang-orang mencuri”.74.~ Mrk berkata: “Tetapi apakah balasan jikalau kamu betul-betul pendusta?”75.~ Mrk menjawab: “Balasannya ialah pada siapa ditemukan {brg yang hilang} dalam karungnya, maka dia sendirilah balasannya”. Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang zalim.76.~ Maka mulailah Yusuf memeriksa karung-karung mrk sebelum {memeriksa} karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk {mencapai} maksud Yusuf. Tiadalah patut Yusuf mneghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya. Kami tinggikan darjat orang yang Kami kehendaki, dan diatas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.77.~ Mrk berkata: “Jika ia mencuri maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu”. Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan tidak menampakkannya kepada mrk. Dia berkata: “{Dalam hatinya} kamu lebih buruk kedudukanmu {sifat-sifatmu} dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan itu”.78.~ Mrk berkata: “Wahai Al-Aziz! Sesungguhnya ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambil salah seorang drp kami sebagai gantinya. Sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang berbuat baik”.79.~ Berkata Yusuf: “Aku mohon perlindungan Allah drp menahan seorang kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami, orang-orang yang zalim”.80.~ Maka tatkala mrk berputus asa drp {keputusan} Yusuf, mrk menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua di antara mrk: “Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji drp kami dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah mensia-siakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku. Dan Dia adalah hakim sebaik-baiknya”.81.~ ” Kembalilah kepada ayahmu dan berkatalah: ” Wahai ayah kami! Sesungguhnya anak kamu telah mencuri dan kami hanya menyatakan apa yang kami ketahui dan sesekali tidak dapat menjaga {mengetahui} barang yang ghaib.82~ Dan tanyalah penduduk negeri yang kami berada di situ dan kafilah yang kami datang bersamanya dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar”.83.~ Ya’qub berkata: “Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan {yang buruk itu}. Maka kesabaran yang baik itulah {kesabaranku}. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mrk semua kepadaku sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’.84.~ Dan Ya’qub berpaling dari mrk {anak-anaknya} seraya berkata: “Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf. Dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya {terhadap anak-anaknya}.85.~ Mrk berkata: “Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidap penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa”.86.~ Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadu kesusahan dan kesedihan hatiku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya”.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pertemuan kembali keluarga Ya’ub<br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Sejak kembalinya kafilah putera-puteranya dari Mesir tanpa Benyamin dan Yahudza, maka duka nestapa dan kesedihan Ya’qub makin mendalam dan menyayat hati. Ia tidak merasakan tidur bermalam-malam, mengenangkan ketiga puteranya yang tidak berketentuan tenpat dan nasibnya. Ia hanya terasa terhibur bial ia sedang menghadap kepada Allah, bersolat, bersujud seraya memohon kepada Allah agar mengurniainya kesabaran dan keteguhan iman menghadapi ujian dan percubaan yang sedang ia alami.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Ia kadangkala berkhalwat seorang diri melepaskan air matanya bercucuran sebebas-bebasnya untuk melegakan dadanya yang sesak.</b></div><div style="color: orange;"><b>Fizikal Nabi Ya’qub makin hari makin menjadi lemah, tubuhnya makin kurus hungga tunggal kulit melekat pada tulang, ditambah pula dengan kebutaan matanya yang menjadi putih. Hal mana menjadikan putera-puteranya khuatir terhadap kelangsungan hidupnya. Mrk menegurnya dengan mengatakan: “Wahai ayah! Ayah adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah yang drp-Nya wahyu diturunkan dan drpnya kami mendpt tuntutan dan ajaran beriman. Sampai bilakah ayah bersedih hati dan mencucurkan air mata mengenangkan Yusuf dan Benyamin. Tidak cukupkah sudah bahwa banda ayah hanya tinggal kulit di atas tulang dan mata ayah menjadi buta? Kami sgt khuatir bahwa ayah akan menjadi binasa bila tidak menyedarkan diri dan berhenti mengenangkan Yusuf dan Benyamin”.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Ya’qub menjawab teguran putera-puteranya itu mengatakan: “Kata-kata teguranmu bahkan menambahkan kesedihan hatiku dan bahkan membangkitkan kembali kenangan-kenanganku pada masa yang lalu, di mana semua anak-anak ku berkumpul di depan mataku. Aku berkeyakinan bahwa Yusuf masih hidup dan suara hatiku membisikkan kepadaku bahwa ia masih berkeliaran di atas bumi Allah ini, namun di mana ia berada dan nasib apa yang ia alami, hanya Allahlah yang mengetahuinya. Bila kamu benar-benar sayang kepadaku dan ingin melegakan hatiku serta menghilangkan rasa sedih dan dukacitaku, pergilah kamu merantau mencari jejak Yusuf dan berusahalah sampai menemuinya dan setidak-tidaknya mendapat keterangan di mana ia berada sekarang dan jangan sesekali berputus asa karena hanya orang-orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah”.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Seruan Ya’qub dipertimbangkan oleh putera-puteranya dan diterimanyalah saranannya, setidak-tidaknya ia sekadar membesarkan hati si ayah dan meredakan rasa penderitaannya yang berlarut-larutan. Dan sekali pun mrk merasa tidak mungkin mendapat Yusuf dalam keadaan hidup, namun bila mrk berhasil memujuk penguasa Mesir mengembalikan Benyamin, maka hal itu sudah cukup merupakan penghibur bagi ayah mrk serta ubat yang dpt meringankan rasa sakit hatinya.</b></div><div style="color: orange;"><b>Racangan perjalanan dirundingkan dan terpilihlah Mesir sebagai tujuan pertama dari perjalanan mrk mencari jejak Yusuf sesuai dengan seruan Ya’qub dengan maksud sampingan ialah membeli gandum untuk mengisi persediaan yang sudah berkurang.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Tibalah kafilah putera-putera Ya’qub di Mesir untuk ketiga kalinya dan dalam pertemuan mrk dengan Yusuf, wakil raja Mesir yang berkuasa, berkatalah jurucakap mrk: “Wahai Paduka Tuan! Keadaan hidup yang sukar dan melarat di negeri kami yang disebabkan oleh krisis bhn makanan yang belum teratasi memaksa kami dtg kembali untuk ketiga kalinya mengharapkan bantuan dan murah hati paduka tuan, kedatangan kami kali ini juga untuk mengulang permohonan kami kepada paduka tuan dptlah kiranya adik bongsu kami Benyamin dilepaskan untuk kami bawa kembali kepada ayahnya yang sudah buta kurus kering dan sakit0sakit sejak Yusuf, abang Benyamin hilang. Kami sgt mengharapkan kebijaksanaan paduka tuan agar melepaskan permohonan kami ini, kalau-kalau dengan kembalinya Benyamin kepada pangkuan ayahnya dpt meringankan penderitaan batinnya serta memulihkan kembali kesihatan badannya yang hanya tinggal kulit melekat pada tulangnya.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Kata-kata yang diucapkan oleh abg-abgnya menimbulkan rasa haru pd diri Yusuf dan tepat mengenai sasaran di lubuk hatinya, menjadikan ia merasakan bahwa masanya telah tiba untuk mengenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya dan dengan demikian akan dapat mengakhiri penderitaan ayahnya yang malang itu. Berucaplah Yusuf kepada saudara-saudaranya secara mengejek: “Masih ingatkah kamu apa yang telah kamu lakukan terhadap adikmu Yusuf, tatkala kamu memperturutkan hawa nafsu melemparkannya ke dalam perigi di suatu tempat yang terpencil? Dan masih teringatkah olehmu tatkala seorang drpmu memegang Yusuf dengan tangannya yang kuat, menanggalkan pakaiannya daritubuhnya lalu dalam keadaan telanjang bulat ditinggalkannyalah ia seorang diri di dalam perigi yang gelap dan kering itu, lalu tanpa menghiraukan ratap tangisnya, kamu kembali pulang ke rumah dengan rasa puas seakan-akan kamu telah membuang sebuah benda atau seekor binatang yang tidak patut dikasihani dan dihiraukan nasibnya?”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh wakil raja Mesir itu, tercenganglah para saudara Yusuf, bertanya-tanya kepada diri sendiri masing-masing, seraya mamandang antara satu dengan yang lain, bagaimana peristiwa itu sampai diketahuinya secara terperinci, padahal tidak seorang pun drp mereka pernah membocorkan berita peristiwa itu kepada orang lain, juga kepada Benyamin pun yang sedang berada di dalam istana raja. Kemudian masing-masing dari mereka menyorotkan matanya, mulutmya dan seluruh tubuhnya dari kepala sampailah ke kaki. Dicarinya ciri-ciri khas yang mrk ketahui berada pada tubuh Yusuf semasa kecilnya. Lalu berbisik-bisiklah mrk dan sejurus kemudian keluarlah dari mulut mereka secara serentak suara teriakan : “Engkaulah Yusuf”.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>“Benar”,Yusuf menjawab, “Akulah Yusuf dan ini adalah adikku setunggal ayah dan ibu, Benyamin. Allah dengan rahmat-Nya telah mengakhiri segala penderitaanku dan segala ujian berat yang telah aku alami dan dengan rahmat-Nya pula kami telah dikurniai nikmat rezeki yang melimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah barangsiapa yang bersabar, bertaqwa serta bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjarannya.”</b></div><div style="color: orange;"><b>Setelah mendengar pengakuan Yusuf, berubahlah wajah mereka menjadi pucat. Terbayang di depan mata mrk apa yang mrk perbuat terhadap diri adik mrk Yusuf yang berada di depan mereka sebagai wakil raja Mesir yang berkuaa penuh. Mereka gelisah tidak dpt membayangkan pembalasan apa yang akan mrk terima dari Yusuf atas dosa mereka itu.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berkatalah saudara-saudara Yusuf dengan nada yang rendah: “Sesungguhnya kami telah berdosa terhadap dirimu dan bertindak kejam ketika kami melemparkan kamu ke dasar telaga. Kami lakukan perbuatan kejam itu, terdorong oleh hawa nafsu dan bisikan syaitan yang terkutuk. Kami sgt sesalkan peristiwa yang terjadi itu yang berakibat penderitaan bagimu dan bagi ayah kami.Akan tetapi kini nampak kepada kami kelebihanmu di atas diri kami dan bagaiman Allah telah mengurniakan nikmat-Nya kepadamu sebagai ganti penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan kami yang durhaka terhadap dirimu. Maka terserah kepadamu untuk tindakan pembalasan apakah yang akan engkau timpakan di atas diri kami yang telah berdosa dan mendurhakaimu”.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Berucaplah Yusuf menenteramkan hati saudara-saudaranya yang sedang ketakutan: “Tidak ada manfaatnya menyesalkan apa yang telah terjadi dan menggugat kejadian-kejadian yang telah lalu. Cukuplah sudah bila itu semua menjadi pengajaran bahwa mengikuti hawa nafsu dan suara syaitan selalu akan membawa penderitaan dan mengakibatkan kebinasaan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala dosamu, karena Dialah Yang Maha Penyayang serta Maha Pengampun. Pergilah kamu sekarang juga kembali kepada ayah dengan membawa baju kemejaku ini. Usapkanlak ia pada kedua belah matanya yang insya-Allh akan menjadi terang kembali, kemudian bawalah ia bersama semua keluarga ke sini secepat mungkin.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Maka bertolaklah kafilah putera-putera Ya’qub dengan diliputi rasa haru bercampur gembira, kembali menuju ke Palestin membawa berita gembira bagi ayah mereka yang sedang menanti hasil usaha pencarian Yusuf yang disarankannya. Dan selagi kafilah sudah mendekati akhir perjalanannya dan hampir memasuki Palestin ayah mereka Nabi Ya’qub memperoleh firasat bahwa pertemuan dengan Yusuf, putera kesayangannya sudah berada di ambang pintu. Firasat itu diperolehnya sewaktu ia berkhalwat seorang diri di mihrab tempat ibadahnya bermunajat kepada Allah, berzikir dan bersujud seraya melepaskan air matanya bercucuran dan suara tangisnya menggema di seluruh sudut rumah, sekonyong-konyong suara tangisnya berbalik menjadi gelak ketawa, air matanya berhenti bercucuran dan keluarlah ia dari mihrabnya berteriak: “Aku telah mencium bau tubuh Yusuf dan aku yakin bahwa aku akan menemuinya dalam waktu dekat. Ini bukan khayalan dan bukannya pula bawaan kelemahan ingatan yang selalu kamu tuduhkan kepadaku.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Sejurus kemudian berhentilah kafilah di depan pintu rumah turunlah putera-putera Ya’qub dari atas unta masing-masing, beramai-ramai masuk ke dalam rumah dan berpeluknyalah ayah sambil mengusapkan baju kemeja Yusuf pada kedua belah matanya. Seketika itu pula terbuka lebarlah kedua belah mata Ya’qub, bersinar kembali memandang wajah putera-puteranya dan mendengar kisah perjalanan putera-puteranya dan bagaimana mrk telah menemukan Yusuf bersama adiknya Benyamin. Disampaikan pula kepada ayah seruan dan undangan Yusuf agar semua sekeluarga berhijrah ke Mesir dan bergabung menjadi satu di dalam istananya. Dan segera berkemas-kemaslah Ya’qub sekeluarga menyiapkan diri untuk berhijrah ke Mesir.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Dirangkulnyalah si ayah oleh Yusuf seraya mencucurkan air mata setiba Ya’qub di halaman istana bersama seluruh keluarga. Demikian pula ayah tidak ketinggalan mencucurkan air mata, namun kali ini adalah air mata suka dan gembira. Semuanya pada merebahkan diri bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah serta penghormatan bagi Yusuf, kemudian dinaikkannyalah ayah dan ibu tirinya yang juga saudara ibunya ke atas sigahsana seraya berkata: “Wahai ayahku! Inilah dia takbir mimpiku yang dahulu itu, menjadi kenyataan. Dan tidak kurang-kurang rahmat dan kurniaan Allah kepadaku yang telah mengangkatku dari dalam perigi, mengeluarkan aku dari penjara dan mempertemukan kami semua setelah syaitan telah merusakkan perhubungan persaudaraan antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Allah Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki dan sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.Kemudian Yusuf mengangkat kedua tangannya berdoa: “Ya Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan mengajarkan kepadaku pengentahuan serta kepandaian mentakbir mimpi. Ya Tuhanku Pencipta langit dan bumi! Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, beriman dan bertakwa dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh.”</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Bacalah ayat 87 sehingga 101 dari surah “Yusuf”, tentang isi cerita di atas sebagai berikut :~</b> </div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>“87.~ Berkatalah Ya’qub: ” Hai anak-anakku, pergilah kamu maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kamu kafir.”88.~ Maka ketika mereka masuk ke {Tempat} Yusuf, mereka berkata : “Hai Al-Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tidak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah.”89.~ Yusuf berkata: “Apakah kamu mengetahui {keburukan} apa yang kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui {akibat} perbuatanmu itu?”90.~ Mereka berkata: “Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?” Yusuf menjawab: “Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan kurnia-Nya kepada kami”. Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak mensia-siakan pahala orang-orang yang berbuat baik”.91.~ Mereka berkata: “Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkankamu atas kami dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah {berdosa}”.92.~ Dia {Yusuf} berkata: “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni {kamu} dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang”.93.~ Pergilah kamu dengan membawa baju kemejaku ini, lalu lekatkanlah ia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali, dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku”.94.~ Tatkala kafilah itu telah keluar {dari negeri Mesir} berkata ayah mereka: ” Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal {tentu kamu membenarkan aku}”.95.~ Keluarganya berkata: “Demi Allah kamu sesungguhnya masih dalam kekeliruanmu yang dahulu”.96.~ Tatkala telah tiba pembawa berita gembira itu, maka diletakkannya baju itu ke wajah Ya’qub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya’qub: “Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya”.97.~ Mereka berkata: “Wahai ayah kami! Mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah {berdosa}”.98.~ Ya’qub berkata: “Kelak aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.99.~ Maka tatkala mereka masuk ke {tempat } Yusuf, Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: “Masuklah kamu di negeri Mesir, insya-Allah dalam keadaan aman”.100.~ Dan ia menaikkan kedua ibu bapanya ke atas singahsana. Dan mereka {semuanya} merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: “Wahai ayahku! Inilah takbir mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan {hubungan} antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.101.~ Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian takbir mimpi {ya Tuhanku} Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh.” { Yusuf : 87 ~ 101 }</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Pengajaran yang didapat dari kisah Nabi Yusuf A.S.<br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Banyak ajaran dan ibrah yang dapat dipetik dari Kisah Nabi Yusuf yang penuh dengan pengalaman hidup yang kontriversi itu. Di antaranya ialah :~</b></div><div style="color: orange;"><b>Bahwasanya penderitaan seseorang yang nampaknya merupakan suatu musibah dan bencana, pd hakikatnya dalam banyak hal bahkan merupakan rahmat dan barakah yang masih terselubung bagi penderitaannya.Karena selalunya bahwa penderitaan yang di anggapkan itu suatu musibah adalah menjadi permulaan dari kebahagiaan dan menjadi kesejahteraan yang tidak diduga semula. Demikianlah apa yang telah dialami oleh Nabi Yusuf dengan pelemparan dirinya ke dalam sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri, disusuli dengan pemenjaraannya oleh para penguasa Mesir. Semuanya itu merupakan jalan yang harus ditempuh oleh beliau untuk mencapai puncak kebesaran dan kemuliaan sebagai nabi serta tngkat hidup yang mewah dan sejahtera sebagai seorang penguasa dalam sebuah kearajaan yang besar yang dengan kekuasaannya sebagai wakil raja, dapat menghimpunkan kembali seluruh anggota keluarganya setelah sekian lama berpisah dan bercerai-berai.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Maka seseorang mukmin yang percaya kepada takdir, tidak sepatutnya merasa kecewa dan berkecil hati bila tertimpa sesuatu musibah dalam harta kekayaannya, kesihatan jasmaninya atau keadaan keluarganya. Ia harus menerima percubaan Allah itu dengan penuh kesabaran dan tawakkal seraya memohon kepada Yang Maha Kuasa agar melindunginya dan mengampuni segala dosanya, kalau-kalau musibah yang ditimpakan kepadanya itu merupakan peringatan dari Allah kepadanya untuk bertaubat.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Dan sebaliknya bila seseorang mukmin memperoleh nikmat dan kurinia Allah berupa perluasan rezeki, kesempurnaan kesihatan dan kesejahteraan keluarga, ia tidak sepatutnya memperlihatkan sukacita dan kegembiraan yang berlebih-lebihan. Ia bahkan harus bersyukur kepada Allah dengan melipat gandakan amal solehnya sambil menyedarkan diri bahwa apa yang diperolehnya itu kadang-kadang boleh tercabut kembali bila Allah menghendakinya. Lihatlah sebagaimana teladan Nabi Yusuf yang telah kehilangan iman dan tawakkalnya kepada Allah sewaktu berada seorang diri di dalam perigi mahupun sewaktu merengkok di dalam penjara, demikian pula sewaktu dia berada dalam suasana kebesarannya sebagai Penguasa Kerajaan Mesir, ia tidak disilaukan oleh kenikmatan duniawinya dan kekuasaan besar yang berada di tangannya. Dalam kedua keadaan itu ia tidak melupakan harapan, syukru dan pujaan kepada Allah dan sedar bahwa dirinya sebagai makhluk yang lemah tidak berkuasa mempertahankan segala kenikmatan yang diperolehnya atau menghindarkan diri dari musibah dan penderitaan yang Allah limpahkan kepadanya. Ia mengembalikan semuanya itu kepada takdir dan kehendak Allah Yang Maha Kuasa.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Nabi Yusuf telah memberi contoh dan teladan bagi kemurnian jiwanya dan keteguhan hatinya tatkala menghadapi godaan Zulaikha, isteri ketua Polis Mesir, majikannya. Ia diajak berbuat maksiat oleh Zulaikha seorang isteri yang masih muda belia, cantik dan berpengaruh, sedang ia sendiri berada dalam puncak kemudaannya, di mana biasanya nafsu berahi seseorang masih berada di tingkat puncaknya. Akan tetapi ia dapat menguasai dirinya dan dapat mengawal nafsu kemudaannya, menolak ajak isteri yang menjadi majikannya itu, karena ia takut kepada Allah dan tidak mahu mengkhianati majikannya yang telah berbuat budi kepadanya dirinya dan memperlakukannya seolah-olah anggota keluarganya sendiri. Sebagai akibat penolakannnya itu ia rela dipenjarakan demi mempertahankan keluhuran budinya, keteguhan imannya dan kemurnian jiwanya.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Nabi Yusuf memberi contoh tentang sifat seorang kesatria yang enggan dikeluarkan dari penjara sebelum persoalannya dengan Zulaikha dijernihkan. Ia tidak mahu dikeluarkan dari penjara kerana memperoleh pengampunan dari Raja, tetapi ia ingin dikeluarkan sebagai orang yang bersih, suci dan tidak berdosa. Karenanya ia sebelum menerima undangan raja kepadanya untuk datang ke istana, ia menuntut agar diselidik lebih dahulu tuduhan-tuduhan palsu dan fitnahan-fitnahan yang dilekatkan orang kepada dirinya dan dijadikannya alasan untuk memenjarakannya. Terpaksalah raja Mesir yang memerlukan Yusuf sebagai penasihatnya, memerintahkan pengusutan kembali peristiwa Yusuf dengan Zulaikha yang akhirnya dengan terungkapnya kejadian yang sebenar, di mana mereka bersalah dan memfitnah mengakui bahawa Yusuf adalah seorang yang bersih suci dan tidak berdosa dan bahwa apa yang dituduhkan kepadanya itu adalah palsu belaka.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Suatu sifat utama pembawaan jiwa besar Nabi Yusuf menonjol tatkala ia menerima saudara-saudaranya yang datang ke Mesir untuk memperolehi hak pembelian gandum dari gudang pemerintah karajaan Mesir. Nabi Yusuf pada masa itu, kalau ia mahu ia dapat melakukan pembalasan terhadap saudara-saudaranya yang telah melemparkannya ke dalam sebuah perigi dan memisahkannya dari ayahnya yang sangat dicintai. Namun sebaliknya ia bahkan menerima mereka dengan ramah-tamah dan melayani keperluan mereka dengan penuh kasih sayang, seolah-olah tidak pernah terjadi apa yang telah dialami akibat tindakan saudara-saudaranya yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Demikianlah Nabi Yusuf dengan jiwa besarnya telah melupakan semua penderitaan pahit yang telah dialaminya akibat tindakan saudara-saudaranya itu dengan memberi pengampunan kepada mereka, padahal ia berada dalam keadaan yang memungkinkannya melakukan pembalasan yang setimpal. Dan pengampunan yang demikian itulah yang akan berkesan kepada orang yang diampuni dan yang telah dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam beberapa ayat Al-Quran dan beberapa hadis nabawi.</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Nah itulah kumpulan kisah-kisah dari kisah Nabi Yusuf as dalam <a href="http://www.jadilah.com/search/label/Kisah%2025%20Nabi">kisah 25 Nabi</a> dan Rosul. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu'Akbar, Allah memberi pengajaran kepada para hambaNya dengan kisah Yusuf yang penuh hikmah. Semoga kita semua dapat mengambil ibrah yang terkandung di dalamnya.</b></div><div style="color: orange;"><b>Aamiin…</b></div><div style="color: orange;"><b><br />
</b></div><div style="color: orange;"><b>Sumber: http://www.dzikir.org/b_ceri11.htm</b></div><div style="color: orange;"><b>Iman Zenit / http://www.jadilah.com</b></div>cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289411364737484284.post-53710059912274313342012-01-21T23:09:00.000-08:002012-01-21T23:09:36.433-08:00Kisah Nabi Musa: Terbelahnya Laut Merah<blockquote>Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan (QS 2:50). Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, Karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu Telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS 10:90). Dan Sesungguhnya Telah kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)” (QS 20:77). Maka Fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka (QS 20:78). Lalu kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar (QS 26:63).</blockquote>Anda mungkin masih ingat dengan kisah Nabi Musa yang bersama kaumnya diperintahkan oleh Allah untuk meninggalkan Mesir. Ketika telah sampai di tepi Laut Merah, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya hingga laut luas yang berada di hadapan mereka terbelah membentuk jalan dengan dua dinding air yang tinggi. Pernahkah anda membayangkan betapa dahsyatnya kejadian tersebut?<br />
Menurut sejarah, peristiwa itu terjadi sekitar 3500 tahun yang lalu. Ada beberapa pakar yang telah mencoba untuk meneliti kembali peristiwa ini berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang ada dan menerbitkannya dalam bentuk buku dan DVD (seperti yang dapat anda lihat di <a href="http://www.arkdiscovery.com/DTimes-8.htm">sini</a>).<br />
Baiklah, sekarang mari kita coba untuk melihat lebih jauh ke lokasi tempat Nabi Musa dan para pengikutnya menyeberang menurut para ahli tersebut. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuwaybi. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan, kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuwaybi ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuwaybi ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat. Jarak antara Nuwaybi ke Arab sekitar 1800 meter (menurut peta dari MSN Encarta bahkan sekitar 10 km). Lebar lintasan dimana laut terbelah diperkirakan 900 meter.<br />
Dapatkah anda membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat menyibakkan air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata-rata mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).<br />
Menurut sebuah perhitungan diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m<sup>2</sup> atau setara dengan tekanan yang kita terima jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter. Atau jika kita kaitkan dengan kecepatan angin, maka akan melebihi kecepatan angin pada saat terjadi Hurikan. Atau jika mengacu kepada perhitungan seorang pakar dari Rusia yang bernama Volzinger, diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam. Sungguh dahsyat bukan? Allah Maha Besar.cerita nabi-nabihttp://www.blogger.com/profile/17861773575207436868noreply@blogger.com0